NovelToon NovelToon
Suamiku Berubah

Suamiku Berubah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / CEO Amnesia / Diam-Diam Cinta / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: nula_w99p

Clarisa Duncan hidup sendirian setelah keluarganya hancur, ayahnya bunuh diri
sementara ibunya tak sadarkan diri.

Setelah empat tahun ia tersiksa, teman lamanya. Benjamin Hilton membantunya namun ia mengajukan sebuah syarat. Clarissa harus menjadi istri, istri kontrak Benjamin.

Waktu berlalu hingga tiba pengakhiran kontrak pernikahan tersebut tetapi suaminya, Benjamin malah kecelakaan yang menyebabkan dirinya kehilangan ingatannya.

Clarissa harus bertahan, ia berpura-pura menjadi istri sungguhan agar kondisi Benjamin tak memburuk.

Tetapi perasaannya malah semakin tumbuh besar, ia harus memilih antara cinta atau menyerah untuk balas budi jasa suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nula_w99p, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

"Selamat tidur," Clarissa berhadapan langsung dengan suaminya di tempat tidur. Untungnya Ben percaya dengan kebohongannya tadi, ia merasa jantungnya akan keluar dari tubuh setiap ia berbohong.

Benjamin tersenyum sambil menyentuh rambut istrinya, tak lama kemudian Clarissa menutup matanya. Sementara Benjamin malah menjauh dari tempat tidur.

Ia berjalan kembali ke lantai bawah, ia merasa dirinya tak boleh dulu berdekatan dengan istrinya.

Dia lalu mendekati sebuah telepon seluler di sana, menyentuh satu persatu tombol nomor. Ia mencoba menelpon seseorang.

"Siapa? Tengah malam begini menelpon, apa kau gila hah?" Suara dari seberang terdengar lemas, ia baru mulai tertidur tapi terganggu oleh suara dering ponsel miliknya.

"Ini aku, Ricard aku ingin bicara sebentar." Benjamin tak mau ber basa basi, ia juga ingin tidur namun tak bisa karena merasa harus menanyakannya.

"Oh Ben, kenapa?" Ricard menghela nafas dan kembali bertanya dengan sedikit malas.

"Kau menambahkan kalimat lain di ucapanmu saat memberitahu Clarissa kalau aku amnesia?"

"Seperti apa? Yang bagaimna? Aku lupa apa saja yang ku katakan pada istrimu saat itu, tapi sepertinya aku tak mengatakan hal lain."

"Hah, jangan berhubungan seksual dengan pasien sebelum berkonsultasi kembali, dalam satu bulan." Benjamin menjelaskan dengan rinci alasannya menelpon temannya itu.

"Apa? Aku bilang begitu?"Ricard sendiri bingung, ia lupa apakah dirinya mengatakannya. "Sepertinya tidak, mungkin istrimu tidak mau denganmu maksudnya berbohong. Kasihan sekali, kamu yakin operasi ilegal ini akan berhasil?" Ricard menanyakan sandiwara yang temannya jalankan.

"Jangan bertanya lagi, siapkan saja surat keterangan untukku. Aku boleh bersentuhan dengan istriku, intinya setelah dua minggu pulang dari rumah sakit." Benjamin mengakhiri panggilan, ia tak mau istrinya terbangun mendengar suaranya.

Besok adalah hari ke empat belas dirinya keluar dari rumah sakit, artinya kalau dirinya bisa menunjukan surat keterangan itu. Dirinya bisa mendapatkan lampu hijau dalam situasi ini.

Tetapi kalau istrinya tidak mau, ia tidak akan memaksa dirinya. Setidaknya mereka bisa berciuman dahulu saja.

***

"Ben," Clarissa bersuara dengan lembut. Sekarang Benjamin sedang memeluknya dari belakang.

Waktu bekerja kian tiba kembali, Benjamin tak mau pergi. Ia ingin menghabiskan hari-hari bersama istrinya di rumah. Hanya berdua, dengannya.

"Aku malas, aku tidak mau bekerja. Bekerja membuatku merasa tidak nyaman, aku tidak suka." Benjamin sungguh sangat tidak menyukai bekerja, kalau bukan karena uang ia tidak mau melakukan kegiatan melelahkan ini.

Clarissa terkekeh sambil mencoba melepaskan diri dari pelukan Benjamin, ia juga sebenarnya inginnya Benjamin di rumah beristirahat saja tapi sepertinya tidak bisa begitu. Janji tetaplah janji, Ben maupun Clarissa sudah mengatakan akan pergi bekerja kepada Ayah mertuanya.

"Bagaimana kalau kita nanti pulang lebih awal," Clarissa memberi sebuah saran.

"Ide bagus," Benjamin melepaskan pelukannya dan mencoba mencium Clarissa kembali.

"Bennn..." Clarissa memundurkan wajahnya, ia tak tahu mengapa lelaki sangat menyukai hal seperti ini!

"Hanya ciuman, kamu bilang kita tak boleh melakukan itu. Jadi tidak apa-apa kan?" Ben membujuk istrinya, apakah dia benar-benar mau?

Clarissa menggeleng, "aku sudah pakai make-up." Dia mendekatkan wajahnya, memperlihatkan riasan di sana yang terlihat sangat cantik dari dekat.

Benjamin kemudian mengangguk sambil tersenyum, ia setidaknya bisa melihat wajah imut istrinya dari dekat.

"Kalau begitu kita berangkat sekarang," Clarissa menarik tangan Benjamin hingga menuju keluar rumah. Mereka berdua kini berada di kendaraan roda empat yang kemarin di pakai untuk pergi ke perusahaan.

Empat puluh menit berlalu di mobil itu, keduanya terlambat datang ke perusahaan keluarga Hilton. Kemacetan lalu lintas sangat tidak baik hari ini, entah mengapa sekarang jalanan semakin padat.

"Hah Aku harus rapat lagi, padahal aku ingin bersamamu." Benjamin memegangi tangan Clarissa, ia merasa tak ada gunanya melakukan rapat kembali. Padahal kemarin semuanya sudah mulai terencana namun perusahaan malah kembali kacau. Semuanya karena ada informasi yang bocor ke pihak lain, sepertinya ada penghianat di perusahaan ini.

"Aku tidak apa-apa di ruangan mu, kamu juga kalau merasa tidak kuat berada di ruangan rapat jangan di tahan. Apalagi kalau kepala mu sakit."

Benjamin mendekati wajah perempuan itu, Clarissa sudah siap menjauh namun di buat kaget karena mendengar suara kecupan. Ben mencium kening istrinya, "Aku tidak akan lama." Ia lalu pergi menjauhi istrinya dengan senyuman yang masih terlihat di bibirnya.

Clarissa sungguh bertanya-tanya tentang siapa yang di telepon suaminya saat tengah malam, waktu itu dia terbangun dan merasa suaminya sudah tak ada di ranjang.

Dan ternyata Ben sedang menelpon, entah siapa yang di telepon nya sampai begitu fokus. Suara pembicaraan mereka tak terdengar di telinga Clarissa.

Apa suaminya sudah mendapatkan kembali ingatannya? Tidak mungkin kan!

Clarissa jadi tak bisa tidur setelah itu, untungnya Benjamin tak menyadari dirinya mengintip dari atas.

"Sebaiknya aku tidur saja," Clarissa kembali ke ruangan pribadi Benjamin. Ia merasa sangat mengantuk sampai ingin tidur di lantai sepanjang berjalan menuju ke sana.

Lalu Benjamin keluar dari ruangan rapat setelah dua puluh menit mendiskusikan apa yang harus di lakukan pada penghianat di sini dan masalah perusahaan yang lain.

Ia sangat bergembira karena akhirnya bisa keluar dari ruangan yang penuh hawa negatif itu, akhirnya bisa menemui dan bermanja pada istrinya.

"Sayang-" Benjamin terkejut mendapati istrinya sedang tertidur di kursi yang agak berjauhan di meja kerja miliknya.

Ia menghampiri dan berjongkok agar dapat melihat Clarissa langsung dari dekat. Lalu menyentuh perlahan rambut, dahi hingga pipi Clarissa. Benjamin sempat khawatir Clarissa sakit, namun di tubuhnya tak menunjukan gejala sama sekali. Untunglah!

Benjamin memperhatikan dengan seksama istrinya yang tengah terlarut dalam tidurnya, dia sangat menggemaskan walau tak melakukan apapun.

Ia kembali menyentuh seluruh wajah Clarissa hingga tangannya berhenti di bibir mungil yang begitu indah di mata Benjamin.

Ia sungguh penasaran bagaimana rasanya! Ah dia menjadi gila, setiap hari hanya memikirkan bagaimana cara menaklukan perempuan ini dan membuatnya selalu menjadi miliknya.

"Emmmhhh..." Clarissa bersuara kecil, ia kemudian membuka perlahan matanya. Dia mendapati suaminya sudah berada di hadapannya. Dan langsung membuka matanya lebar-lebar.

"Ben! Rapatnya sudah selesai? Bagaimana, apa kamu merasa sakit?" Clarissa tetap saja khawatir dengan suaminya padahal dia baru saja terbangun dan masih setengah sadar.

Benjamin tak menjawab, ia tertawa sebentar saat melihat istrinya bertanya. Clarissa sangat kebingungan melihat Benjamin malah tertawa. Ia semakin hari semakin aneh!

"Rambut kamu berantakan, lucu sekali." Benjamin merapikan rambut istrinya yang terlihat agak berantakan.

"Apa?" Clarissa lalu dengan cepat merapikannya juga. "Maaf, aku ketiduran."

"Untuk apa meminta maaf? Aku tidak melarang mu untuk tidur di sini."

To be continue....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!