"hidup di dunia ini tidak semua bernasib beruntung, kadang aku sangat iri dengan kehidupan orang lain yang terlahir kaya, mereka tidak perlu bersusah payah untuk bekerja keras pagi, siang dan malam dengan upah yang tak seberapa, hidup di tengah kota seorang diri membuatku sedikit frustasi, beruntungnya aku masih punya seseorang yang ku kenal, orang yang selalu membantu dan menghiburku disaat semua tidak baik baik saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bee aja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kalo bisa dua kenapa satu?
"lea kau tau kan aku sangat menyukaimu dari dulu maupun sekarang?" ucap mathias sambil memeluk tubuh lea.
"iya... Aku tau, kau teman terbaik yang kumiliki" ucap lea sembari membalas pelukan mathias.
"tapi.. Aku menyukaimu lebih dari itu" ungkap mathias.
lea sangat terkejut mendengar apa yang barusan mathias katakan lalu melepaskan pelukannya.
"aku mencintaimu lebih dulu ketimbang felix, tidakkah kau sadar itu lea? Aku menyukaimu dari dulu" ungkap mathias dengan wajah serius.
"tapi.. Kau bilang kau menyukai seseorang" sahut lea.
"itu kau lea, kau lah orang yang tidak pernah peka dengan perasaanku" ucap mathias sambil menatap wajah lea.
"jadi... Kau bilang menyukai seseorang itu aku?" ucap lea benar benar tak percaya.
"iyaaa! Aku hanya menunggu waktu yang tepat! Tapi kau malah bersama felix" ucap mathias merasa sangat kecewa.
Lea tak bisa berkata kata lagi, ia tidak tau harus bilang apa, ia benar benar syok mendengarnya.
"lea aku tidak peduli mau kau milik siapa, tapi aku hanya ingin bersamamu" ucap mathias dengan penuh harapan.
"aku rasa.. Kita sulit untuk kembali seperti dulu lagi" ucap lea membuat mathias benar benar terkejut.
"lea aku mohon, jangan bilang begitu" ucap mathias mencoba membujuk lea.
"mathias.. Aku menyukai felix" ungkap lea.
Mathias terdiam sambil menatap wajah lea.
"aku tidak peduli kau mau menganggapku apa!" ucap mathias.
Lea terdiam menatap mathias, tidak tau harus bagaimana lagi.
"itu tidak adil lea, aku yang pertama menemukanmu, kau itu milikku" ucap mathias mencoba membujuk lea.
"tapi.." ucap lea terpotong saat mathias tiba tiba mencium bibirnya.
lea mencoba menghentikan mathias namun mathias lebih kuat darinya.
lea merasa ciuman mathias terasa putus asa, namun ia juga tidak tau harus bagaimana, lea juga tak ingin mengecewakan mathias.
Perlahan lea pun mulai membalas ciuman mathias.
Beberapa saat kemudian, mathias melepaskan ciumannya.
Kini mathias sudah merasa lebih baik, ia tengah duduk di sofa tempat biasa mereka bersama sambil bersandar di bahu lea.
"lea?" panggil mathias.
"hmm?" jawab lea dengan hanya bergumam.
"apa kau berfikir aku orang yang buruk?" tanya mathias tiba tiba.
"tidak.. aku tidak berfikir begitu" jawab lea.
"tidakkah ada sedikit saja perasaan padaku?" tanya mathias sambil mendongakkan wajahnya menatap lea.
"entahlahhh" jawab lea bingung.
sejujurnya lea sedikit memiliki perasaan kepada mathias, namun situasinya tidak mungkin karena lea sudah memiliki hubungan dengan felix.
"sedikit saja?" tanya mathias memastikan sambil mengelus pipi lea.
lea hanya terdiam sambil mencoba berfikir.
"iya.. Ada sedikit" jawab lea.
Seketika mathias tersenyum senang lalu mencium pipi lea.
"lea.. Bagiku bersamamu saja itu sudah cukup" ungkap mathias.
lea menjadi luluh dengan kata kata itu, ia tidak bisa bohong kalau sebelumnya ia punya perasaan terhadap mathias, namun situasinya jadi terasa canggung sekarang.
"mathias aku minta maaf" ucap lea merasa tidak enak.
"aku benar benar tak apa jika harus jadi yang kedua untukmu" ucap mathias mencoba meyakinkan lea.
"kenapa kau seperti ini sihhh?" ucap lea karena tak bisa menolak apapun dari mathias.
"itu karena aku sangat mencintaimu lea, aku sudah memikirkannya baik baik saat kita berjauhan, aku benar benar tidak bisa jauh darimu, aku sangat membutuhkanmu" ungkap mathias.
mendengar itu lea jadi luluh karena mathias pandai membolak balikan hatinya, kini terlihat dari wajah lea, ia tengah bingung dengan perasaannya sendiri.
Kini mereka berbaring di sofa sambil menonton tv seperti biasa.
Namun rasanya jadi canggung.
Mathias memeluk tubuh lea sambil membenamkan kepalanya di dada lea.
Lea bisa mencium bau maskulin dari rambut mathias, rasanya sangat harum dan menenangkan.
Reflek lea mengelus rambut mathias.
Mathias tersenyum saat lea mengelus rambutnya sambil mencoba memejamkan matanya.
lea menyadari satu hal, ia sudah terbiasa bersama dengan mathias, saat mathias menjauhinya ada rasa kosong dalam hidupnya, lea benar benar bergantung kepada mathias dalam hal apapun saat ini.
Perasaan nyaman ketika bersama, dan juga lea sudah mengenal mathias sejak kecil.
"apa tidak apa apa kita seperti ini?" ucap lea merasa hawatir.
"apa kau menganggapku orang asing sekarang semenjak bersama adikku?" tanya mathias sambil mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah lea.
"tidak" jawab lea sepontan sambil menatap wajah mathias.
Cup!
Sebuah kecupan manis mendarat di bibir lea, lea yang terkejut hanya terdiam mematung, sementara mathias hanya tersenyum manis melihat ekpresi lea.
"sudah tidur saja" ucap lea gugup sambil memeluk mathias karena tidak kuat dengan tatapan mathias.
"apa kau merasa gugup sekarang?" tanya mathias.
"sudah jangan bicara lagi" ucap lea mencoba menutupi rasa gugupnya.
Mathias hanya tersenyum melihat ekpresi lea seprti itu.
Skip.
beberapa hari berlalu.
lea tengah berdandan di depan meja riasnya, ia tengah bersiap untuk pergi ke rumah nicolas.
Nicolas meminta lea untuk datang kerumahnya, untuk mengerjakan tugas bersama.
Lea pergi kerumah nicolas menaiki taxi menuju alamat yang nicolas kirimkan kepadanya.
sesampainya di sana, lea sedikit tidak yakin karena ia berhenti di rumah yang sangat besar dan megah.
"pak ini bener ga sih alamatnya? Coba cek lagi siapa tau salah?" tanya lea kepada pak supir taxi.
"bener non, ini sesuai sama alamat yang non kasi.. Orang titiknya disini" sahut supir taxi.
"sebentar pak, jangan pergi dulu saya mau telfon temen saya" ucap lea kepada supir taxi.
"baik non" jawab supir taxi.
***
"halo..? Nicolas.. Ini alamatnya bener ga sihhh?" tanya lea sambil celingukan melihat ke arah sekitarnya.
"iya bener, kamu sekarang dimana?" tanya nicolas.
"aku di depan" jawab lea.
"ya udah tunggu sebentar, aku samperin kesitu" ucap nicolas lalu mematikan ponselnya.
***
"jadi gimana non?" tanya supir taxi
"ya udah bapak boleh pergi, nihh uangnya" ucap lea sambil memberikan ongkos kepada supir taxi.
"kalo gitu saya pergi dulu ya non" pamit supir taxi.
Lea agak gugup menunggu nicolas yang belum juga datang, karena tempatnya sangat sepi dan agak jauh dari keramaian.
"lea?" panggil nicolas ketika dua satpam telah membukakan pintu gerbang.
Lea pun segera menoleh.
"Jadi ini bener rumah kamu, aku sampai takut salah tempat" ucap lea merasa lega karena nicolas datang menghampirinya.
"takut?" tanya nicolas
"iya takut...aku masih trauma soal kejadian itu kalo di tempat sepi" ucap lea.
"ya udah masuk dulu yuk? Kita ngobrol di dalem" ajak nicolas.
"yukkk" jawab lea segera masuk mengikuti nicolas.
Ketika memasuki ruang utama, terlihat ibu nicolas tengah menatap ke arah mereka berdua.
"maa ini temen aku, namanya lea" ucap nicolas memperkenalkan lea kepada ibunya.
"halo lea?" sapa ibu nicolas.
"halo tante" jawab lea dengan ramah.
"hari ini aku mau ngerjain tugas sama lea, jadi kalo bisa mama jangan ganggu kita ya?" ucap nicolas seolah memperingati ibunya.
"iya iya, mama juga mau pergi ke kantor nyusul papa kamu" ucap ibu nicolas.
"ohh gitu, ya udahh..ayo lea kita ke kamarku?" ajak nicolas.
"iyaaa, permisi tante" ucap lea sedikit membungkuk lalu berjalan mengikuti nicolas ke kamarnya.
Di sisi lain.
"tumben banget si nico bawa temen kerumah" ucap ibu nicolas kepada asistennya.
"iya ga biasanya, mana temennya cewek pula" ucap asisten ibu nicolas.
"bagus dehhh.. Aku sempat hawatir karena dia sangat introvert" ucap ibu nicolas.
"iya.. di lihat dari interaksi mereka.. Kayanya mereka akrab banget" sahut sang asisten.