NovelToon NovelToon
Anak Yang Terabaikan

Anak Yang Terabaikan

Status: tamat
Genre:Balas Dendam / Wanita Karir / Mengubah sejarah / Kontras Takdir / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Anak Yang Berpenyakit / Tamat
Popularitas:982.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Muliana95

Bagaimana rasanya, jika kalian sebagai seorang anak yang di abaikan oleh orangtuamu sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Karena Ulahmu

Afandi menatap vidio dari ponsel Adira dengan penuh amarah. Bahkan, dia membaca seluruh riwayat chat Vania dan Adira.

Di chat tersebut, Vania selalu mencemooh Adira dengan mengatakan kalau dia adalah kesayangan. Bahkan dia selalu menertawakan Adira. Jika Adira dimarahi ataupun diperingatkan akan sesuatu kesalahan.

Tanpa menunggu lama. Afandi langsung melajukan mobilnya menuju rumah. Bahkan bunyi ponselnya sendiri tak dihiraukan. Karena dipikirannya adalah tentang nasib dan perasaan Adira selama ini.

"Vania ..." teriak Afandi begitu masuk rumah.

Ella yang memang belum tidur, langsung bergegas keluar mendengar suara teriakan suaminya.

"Dimana Vania Bu." tanya Afandi dengan muka yamg merah.

"Ada apa sih Yah? Kenapa?" tanya Ella ikut panik.

Afandi langsung mendorong pintu kamar Vania. Di dalam Vania sedang mendengar musik dengan menggunakan earphone. Afandi langsung mencabut earphone yang ada di telinga Vania.

"Ayah ..." seru Vania menelan ludah.

"Yah ..." seru Ella tak terima dengan perlakuan kasar suaminya.

"Apa maksud daei semua ini?" tekan Afandi memperlihatkan vidio dari ponsel Adira.

"Ayah ... Aku ..." Vania menunduk takut.

"Lihat ini Bu, lihat lah..." seru Afandi menyerahkan ponsel pada Ella.

"Vania ..." lirih Ella tak percaya.

"Astaga,,, bagaimana jahatnya kita Bu. Bahkan kita tidak pernah mendengar penjelasan Adira. Kita tidak pernah percaya ucapannya." berang Afandi menarik rambut frustasi.

Ella langsung menampar wajah Vania. Setelah membaca beberapa chat Vania dan Adira. Dan itu membuat tubuh Vania jatuh.

"Ibu ..." isak Vania. "Kenapa Ibu menamparku." lirih Vania.

"Kenapa? Kamu yang kenapa Vania. Kenapa kamu tega memfitnah adikmu sendiri. Kenapa Vania, kenapa?" teriak Ella.

"Kamu gak kasihan sama Adira? Kamu tidak khawatir bagaimana keadaan Adira diluar sana? Kamu tega Vania, kamu jahat." lanjut Ella.

"Cukup Bu. Aku begini juga gara-gara kalian. Kalian lah yang mengajariku untuk seperti ini. Kalian lah yang bersalah dalam hal ini. Kalian lah, yang membaut Adira meninggalkan rumah ini. Sekarang, kalian menyalahkan aku? Kenapa kalian percaya pada setiap omonganku? Kenapa kalian tidak mendengar penjelasan Adira? Kalian lah, yang memaksa aku melakukan hal tersebut. Bahkan kalian tidak pernah mengajariku bagaimana sikap seorang Kakak terhadap Adiknya." jelas Vania dengan linangan air mata.

"Bu, sabar." ujar Afandi menarik tangan Ella. "Kita tidak bisa menekan Vania Bu. Kita juga harus ingat kesehatannya." gumam Afandi membuat Vania sedikit lega.

"Aku gak peduli Ayah. Lebih baik aku kehilangan anak yang gak tahu diri. Dari pada kehilangan Adira." ungkap Ella meninggalkan kamar Vania.

"Istirahatlah." perintah Afandi juga meninggalkan Vania.

Sepeninggalan orang tuanya. Vania melempari semua barang-barang miliknya. Dia sangat marah dn juga kecewa.

"Kamu memang pembawa sial Adira. Bahkan saat kamu tidak ada pun kamu membuat nasibku buruk. Aku benci kamu Adira." gumam Vania menjatuhkan tubuhnya.

Di kamar, Ella menangis tersedu-sedu. Dia merasa amat bersalah terhadap Adira.

"Ini hukuman yang pantas untuk Ibu nak. Pulang lah, maafkan Ibu." isak Ella.

"Yah ..." lirih Ella melihat suaminya menyusul.

"Ayo kita cari Adira Yah. Aku ingin Adira. Aku ingin minta maaf padanya." ujar Ella memeluk suaminya.

"Aku sudah mencarinya Bu. Bahkan aku juga menyuruh orang untuk memantau keadaan rumah Ayah. Aku bahkan seharian ini gak masuk kerja." jawab Afandi.

"Ibu yang bersalah disini Yah, Ibu lah, penyebabnya. Bahkan Ibu masih ingat bagaimana Ibu mengatakannya sebelum dia pergi." isak Ella.

"Kita sama-sama salah Bu. Kita sama-sama salah."

...🍁🍁🍁🍁🍁...

"Makasih Tante ..." ujar Adira, menerima secangkir teh.

"Apa gak sebaiknya kamu pulang saja? Semalam Kakekmu bilang, kalau Ayahmu seperti orang stress." ujar Shanum sepupu jauh dari Afandi.

Adira hanya tersenyum. "Aku bahkan tidak berniat untuk pulang Tante." ujar Adira meminum teh hangat pemberian Shanum.

"Bukannya Tante mengusir mu. Tante senang kamu ada disini. Apalagi sekarang Tante ada temannya, kamu kan tau, Tante gak punya anak.Tapi Tante kasihan pada orang tuamu, mungkin sekarang mereka sudah menyesali perbuatannya." ungkap Shanum.

"Entahlah, Tante. Aku bingung dengan keputusanku. Apalagi aku lebih nyaman berada disini."

"Bagaimana dengan sekolah mu?"

"Kakek akan mengurusnya, mungkin aku akan pindah sekolah daerah sini Tante. Lagipula, Ayah atau Ibu pasti tidak akan tau. Mereka memang tidak peduli pada ku. Fokus dan tujuan mereka hanya untuk kehidupan Vania." ujar Adira menghapus air mata yang mengalir begitu saja.

"Nanti kita beli handphone untukmu ya. Semalam Kakekmu mengirimkan sejumlah uang, untukmu beli handphone."

"Baiklah." ujar Adira.

Sekarang Adira tinggal di kita yang berbeda dengan Ayah dan Ibunya. Itupun atas usulan Johan, kakeknya.

Malam itu, setelah keluar dari rumah. Adira langsung menuju ke kediaman Kakeknya. Johan yang melihat kedatangan Adira langsung memeluknya. Dia bisa3 menebak jika telah terjadi masalah yang besar. Sampai Adira menemuinya ditengah malam.

Usai mendengarkan cerita Adira. Emosi Johan memuncak. Dia bahkan menelpon keponakannya untuk segera menjemput Adira. Shanum yang memang pernah berhutang budi pada Johan, enggan menolak perintahnya.

Shanum merupakan anak dari sepupu Johan. Dia sudah lama menikah namun tidak mempunyai seorang anak pun. Sampai setahun lalu suaminya meninggal dunia. Namun, dia tidak mau menikah lagi. Apalagi jika mengingat sifat suaminya yang begitu baik.

"Pergilah, tenangkan dirimu." ujar Johan menatap kepergian Adira setelah menunggu hampir empat jam lamanya.

Hari ini, Ella datang menemui Johan dengan ditemani oleh Afandi. Begitu juga Vania, dia memaksa orang tuanya agar diperbolehkan untuk ikut.

Melihat anak menantu beserta cucunya datang. Johan hanya menatap datar tanpa ekspresi.

"Ayah ..." sapa Ella menyalami mertuanya. Begitu juga dengan Vania.

"Mau apa?" tanya Johan ketus.

"Ayah, tolong beritahu kami. Jika Ayah tahu dimana Adira." isak Ella.

"Aku gak tahu." jawab Johan cepat.

"Ayah gak mungkin gak tahu. Apalagi kami melihat sikap Ayah yang begitu tenang. Pasti Ayah menyembunyikan Adira di suatu tempat." ucap Afandi menatap sendu ke arah Johan.

"Aku tenang bukan karena aku tahu dimana Adira. Aku tenang karen aku mendukung keputusan Adira untuk keluar dari rumah neraka. Milik kalian." tekan Johan membuat mereka semua menunduk. "Tunggu lah, disini." lanjut Johan meninggalkan mereka diruang tamu.

"Bagaimana ini Yah." tanya Ella. Afandi hanya mengangkat bahu.

"Kamu mau ini kan?" tanya Johan menyerahkan paper bag yang sama seperti punya Adira. "Ini untuk mu." lanjut Johan.

"Cuma karena ini, kalian membuat cucuku pergi dari rumah? Sebenarnya sepenting apa sih Adira bagi kalian? Kenapa harus Adira yang menanggung semua kesalahan. Bahkan kesalahan yang tidak pernah dilakukannya."

"Maaf ..." lirih Ella bersama dengan Afandi.

"Acara ulang tahunku sudah aku batalkan. Karena semua percuma, Adira cucuku tidak ada."

"Kakek gak adil. Kakek pilih kasih." ungkap Vania tidak tahan mendengar semua perkataan Kakeknya.

"Kamu mengatakan ini tidak adil? Terus bagaimana dengan Adira, yang bahkan tidak mendapatkan kasih sayang orang tuanya karena ulahmu." ujar Johan memojokkan Vania.

1
Salma Suku
Baguslah Dira pergi saja kamu dari rumah, karna kamu anak yg tidak di inginkan...kasihan Dira...
retiijmg retiijmg
parah ini ela. wis diksh ujian kok ora sadar kok malah menjadi.
retiijmg retiijmg
coba klo adira ikut tantenga shanum hdpnya lbh bahagia..
Salma Suku
Lebih baik keluar aja Dira dari rumah...
retiijmg retiijmg
klo aq jd adira gak mau balik.
Salma Suku
Vania jahat betul sama adiknya...
yang sabar ya Adira...
Salma Suku
Vania kok jahat sama Adira adiknya...
Salma Suku
Baru mampir thor
Ayu
Tamat sdh.. syg nya ending nya ayah Fandi dan kakek Johan hrs meninggal. cb msh hidup kan Adira tmbh bhgia. crita nya haru biru thor. mksh. smgt trs buat author nya
Ayu
Nasub mu Vania tragis bgt. seoadan sm tingkah laku mu
Ayu
Ya Ellah thor.. knp jg kakek Johan km buat meninggal jg. kshn Adira semuayg syg dia km buat prgi selama nya
Ayu
Thor.. knp pak Afandi di buat meninggal. knp gk vania aja yg meninggal. kshn Adira thor
Ayu
Bodoh nya km vania oleh bujuk rayu Devan. setelah km hamil Devan gk mau tanggung jwb dgn alasan km main sm pria lain. hancur dan gila nanti km krn warisan mu yg di bw Devan
Ayu
Si Ella istri gk guna. sdh tau suami nya stroke mlh tinggal pergi
Ayu
Yg ada nanti vania hamil. dan Devan gk mau tanggung jwb. hbs sdh vania. karma sekeluarga lengkap sdh
Ayu
Di vila nanti vanua di jebak pkai obat perangsang. dan vania di perkosa. dah semua nya hancur. ayah nya stroke. anak kesayangan buat aib
Ayu
Yg ada nanti hasil penjualan warisan hbs buat foya2.bkn nya bli rmh mlh ngontrak. nanti gk bs by kontrakan rmh dan kontrakan Ruko lg. yg ada nanti menyusahkan Adira lg. mhn2 dan minta maaf sm Adira. gk usah di maafkan mereka Adira. mereka kan sdh minta jasa yg kata nya buat byr rawat km
Ayu
suatu saat nanti kaluan yg akan memohon dan minta maaf sm Adira. bkn Adira yg mhn dan minta maaf sm kalian. lht lah psti klian akan menyesal
Ayu
Cerai kan aja istri mu Fandi. istri gk baik suruh2 jual rmh dan nitip orang tua di panti jompo. bkn nya hidup kalian berkah dan bhgia makin tmbh ssh hidup kalian
Ayu
Akhir nya mgkn ayah ibu Adira bercerai. Adira ikut ayah nya. vania ikut ibu nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!