"Aku hanya jadi seorang pemeran pembantu! tidak... aku maunya jadi pemeran utama yang cantik bukan wanita dengan muka yang mengerikan ini. "
Mei Yi yang seorang dokter jenius tiba-tiba mendapati dirinya berada di dalam cerita Wattpad yang sedang di bacanya. Ia menjadi Luo Yi Seorang anak jendral yang tak di anggap dan di kucilkan karena penampilannya.
Karena kebiasaannya, yang tak pernah membaca dengan teliti dan suka men skip bagian adegan pentingnya Mei Yi kebingungan dengan jalan cerita Wattpad itu. Ia harus bisa menentukan nasipnya sendiri , dan tak ia sadari bahwa dalam cerita Wattpad itu banyak adegan berbahaya yang bisa mengancam nyawanya.
Akankah Mei Yi bisa melewati adegan berbahaya itu dan berakhir bahagia?
Mau tau kelanjutan ceritanya? jangan lupa baca sampai akhir ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27-Kedatangan Xiao Ming
Mei Na mengepalkan tangan, amarahnya membara. Tatapannya tajam menusuk.
"Kakak," desisnya, suaranya dingin dan penuh sindiran, "di mana suamimu? Seharusnya kau kembali bersamanya. Kembalinya Kakak seorang diri tanpa Pangeran Xiao Ming sungguh keterlaluan!"
Tatapan Luo Yi rendah namun tajam ke arah Mei Na, ia menyunggingkan bibirnya tetap tenang.
Luo Yi tak menghiraukan ucapan Mei Na, ia kembali mengarahkan pandangan ke ayahnya.
"Maaf Ayah, aku kembali sendirian. Pangeran Xiao Ming tidak bermaksud berlaku tidak sopan, hanya saja suamiku sedang tidak enak badan. Ayah tidak keberatan, bukan? "
Jendral Luo Zhi tersenyum tipis, ia mengerti jika putrinya pasti sedang mengalami kesulitan karena pangeran Xiao Ming. Jendral Luo Zhi juga sudah mendengar tentang kabar pangeran Xiao Ming yang enggan berada di tempat keramaian.
Ia menepuk pundak Luo Yi lembut, "Ayah mengerti, tidak masalah selama kamu baik-baik saja. "
Mei Na semakin meradang karena ia merasa di abaikan. Jian Ming menyesap tehnya, di balik cangkir menatap dan memperhatikan Luo Yi yang kini terlihat sangat memukau.
Tanpa cadar, kecantikan Luo Yi mempesona. Hanfu ungu muda itu seakan tercipta untuknya, menonjolkan lekuk tubuhnya yang ramping. Bibir merah merekahnya begitu menggoda, membuat Jian Ming terpaku, tak mampu mengalihkan pandangan.
Mei Na memperhatikan tatapan Jian Ming, ia mendengus kesal. Ia langsung bangkit menghampiri ayahnya.
"Ayah... " Ucapnya lemah lembut. "Aku dan pangeran Jian Ming membawakan ayah hadiah. "
"Pelayan... bawa semua hadiah itu masuk. " Pinta Mei Na.
Pelayan membawa masuk kotak-kotak kayu besar yang berisi banyak hadiah, dari kain sutra barang-barang mewah, hingga bahan obat langka.
"Bagaimana Ayah? apa Ayah, menyukainya? "
Jendral Luo Zhi tersenyum bahagia. "Wah... tentu saja, ini semua barang mahal dan langka. "
Ia menautkan kedua tangan. "Terima kasih Pangeran, pangeran sangat bermurah hati. "
Jian Ming berdiri, ia sedikit menunduk. "Tentu saja Ayah mertua, saya sebagai menantu akan memberikan apa saja agar Ayah mertua senang. " Ia melirik ke arah Luo Yi.
Luo Yi membuang muka, "Dasar, sok pamer. " Gumamnya.
Mei Na menoleh ke arah Luo Yi. "Oh iya, pangeran Xiao Ming tidak hadir... namun tentunya ia mengirim hadiah bukan, buat ayah. Jika tidak, dia sungguh tidak tau malu, sungguh kasian kak Luo Yi, menikahi lelaki seperti itu. "
"Dia itu memang tidak tau malu, Xiao Ming itu sangat lemah... mungkin sampai sekarang, dia bahkan belum menyentuh kamu kan, Luo Yi? " Ujar Jian Ming, matanya menyipit.
"Pangeran... jaga ucapanmu! " Sentak Luo Yi.
"Siapa yang kamu maksud tidak tau malu, "
Xiao Ming yang baru saja tiba langsung masuk ke dalam aula. Seketika semua orang terkejut, semua mata tertuju padanya. Bahkan Luo Yi tak menyangka jika Xiao Ming akan datang. Senyumnya mengembang, matanya berbinar.
Xiao Ming berjalan langsung ke arah Luo Yi, menggenggamnya dengan lembut. Ia menarik Luo Yi mendekat, sebuah senyum nakal bermain di bibirnya.
"Sayang... apa kau menderita bersamaku? " Bisiknya suaranya menggoda."Bukankah malam pertama kita sangat berkesan, bahkan kau sangat puas waktu itu... " Ia mengedipkan sebelah mata,menambah sentuhan nakal menggoda .
Seketika mata Luo Yi membelalak, ia mencubit pinggang Xiao Ming dengan ringan, sebuah protes yang manis. Xiao Ming tersenyum tak terusik sedikitpun.
Luo Yi mendekat berbisik di telinga Xiao Ming. Suara tertahan sedikit karena rasa malu. "Apa yang kau, katakan? mau membuatku malu..."
Xiao Ming terkekeh, "Maaf, Ayah sepertinya istriku sedikit malu. "
Jendral Luo Zhi, yang tadinya bersiap untuk memberi hormat, terhenti. Xiao Ming dengan cepat meraih tangan Jendral Luo Zhi, menghentikan gerakan hormat tersebut.
"Tidak perlu Ayah, akulah yang harus memberikan hormat, karena sekarang aku adalah menantumu. "
Xiao Ming melihat ke arah pintu. "Jin Ling, bawa semua masuk... " Perintahnya.
Jin Ling dengan berberapa pengawal masuk dengan beberapa peti besar, ia membawa banyak hadiah untuk mertuanya. Tentunya lebih banyak dari pada yang pangeran Jian Ming bawa.
Jian Ming mengeratkan gigi, tatapanya tajam menusuk, ia tak menyangka Xiao Ming akan datang, padahal selama ini Xiao Ming sangat menutup diri.
Sama halnya dengan Mei Na, rencananya untuk mempermalukan Luo Yi gagal lagi. Jian Ming dan Mei Na kembali duduk dengan kesal.
Mata Xiao Ming menyiratkan ejekan saat ia menatap Jian Ming.
"Oh, Kakak sudah di sini. Kalian memang serasi sekali, pasangan yang sempurna, bukan begitu, Sayang?"
Lengannya melilit erat pundak Luo Yi. Luo Yi membalas dengan senyum tipis, tatapannya menilai Xiao Ming dari atas sampai bawah, penuh arti.
Xiao Ming menambahkan. "Semoga kedepannya kakak cepat mendapat keturunan dan hidup damai bersama... "
Mendengar itu Jian Ming sangat kesal, matanya melirik Xiao Ming tajam seakan hendak menerkamnya. Ia tau jika Xiao Ming sengaja mengatakan itu di depan Luo Yi agar dia tak memiliki kesempatan lagi.
"Sudahlah, mari kita makan bersama..." Ajak jendral Luo Zhi. "Mari pangeran. "
Luo Yi dan Xiao Ming duduk berdamping, Xiao Ming mengambilkan beberapa sayuran dan daging untuk Luo Yi hal itu membuat Jian Ming semakin terbakar api cemburu.
Mei Na juga merasa kesal, sebab Jian Ming selalu mengabaikannya.
Ia hanya mengaduk-aduk makanan yang ada di mangkuknya, tangannya mengepal.
"Awas kamu Luo Yi, aku akan memberimu pelajaran... setelah ini kamu tidak akan bisa tertawa lagi. " Batinnya, senyumnya seakan menyiratkan sesuatu yang mengerikan.
Setelah bertemu ayahnya Luo Yi memilih berjalan-jalan di taman, ia melihat bunga-bunga indah yang bermekaran bersama Hui.
Di hirupnya udara dalam, Luo Yi merasa tenang.
"Bunga-bunga ini sangat indah, indah seperti dirimu Luo Yi. " Ucap pangeran Jian Ming yang tiba-tiba muncul.
"Kenapa pangeran ada di sini? kenapa pangeran selalu muncul di manapun. " Ucap Luo Yi kesal.
Jian Ming menghadang Lui Yi. "Tidak bisakah kamu memaafkanku, kembalilah padaku Luo Yi. Aku pasti akan menjadikanmu ratu di masa depan. Apa yang kamu harapkan dari seorang Xiao Ming, dia itu lemah... dia tidak akan bisa melindungi mu. "
Luo Yi terkekeh. "Pangeran tidak perlu khawatir tentang itu, justru...saat aku bersama pangeran itu membahayakan nyawaku. Jadi saya mohon pangeran! tolong jangan ganggu saya. "
Luo Yi menepis tangan Jian Ming dan meninggalkannya begitu saja.
Jian Ming menatapnya nanar. "Liat saja, kamu akan memohon untuk kembali padaku, Luo Yi! " Gumamnya sendiri.
.
.
"Nona yakin akan keluar tanpa pengawalan, jika sesuatu terjadi pada Anda bagaimana?"Hui tampak khawatir.
" Sstt... kita akan jalan-jalan, malam ini adalah malam festival lentera jadi tidak akan ada yang terjadi. Tenanglah... "Luo Yi tersenyum, ia menarik tangan Hui mengajaknya untuk segera naik ke dalam kereta.
Saat di dalam kereta, Hui terlihat sangat cemas. " Nona... Anda sekarang adalah seorang putri, jika keluar seperti ini, sangat berbahaya. "
Luo Yi tak menghiraukan ia asik melihat sekeliling dari balik jendela, lentera menghiasi sepanjang jalan membuatnya sangat senang.
Hui menambahkan. "Bukankah sebaiknya kita memberitahu pengeran Xiao Ming, agar pangeran bisa mengantar Nona. "
Seketika raut wajah Luo Yi berubah, ia terlihat tak bersemangat saat mendengar nama itu.
"Dia bahkan sudah pergi lebih dulu, entahlah sekarang ia sering pergi tiba-tiba. Bahkan ia tak pernah memberi tahuku ke mana ia pergi. "
Raut wajah Luo Yi terlihat kesal. "Aku memimpikan pergi ke festifal seperti ini bersama orang yang aku cintai, seperti dalam drama-drama itu. "
Hui merasa bersalah sudah menyebut pangeran Xiao Ming, ia mendekat.
"Nona tidak boleh sedih, " Katanya lembut. "Kan ada Hui yang akan selalu menemani Anda. "
Mereka saling tersenyum hangat sesebelum kereta berhenti mendadak.
Hui membuka tirai dengan cepat, wajahnya tampak panik. "Ada apa? kenapa berhenti. " Tenyanya pada sang kusir.
Kasir menjawab dengan gemetar. "Maaf... tapi di depan ada pohon tumbang. "
Luo Yi melihat keluar jendela, matanya membelalak. "Benar, pohon itu terlihat besar. " Ia kembali menutup tirai. "Hui... ayo kita turun, bantu kusir itu memindahkan pohon itu. "
"Jangan Nona, Anda jangan turun, ini sangat bahaya. "
"Tidak apa, ayo... "
Mereka turun dari kereta, langkah mereka terburu-buru. Namun, sebelum mereka mencapai pohon tumbang, sebuah anak panah melesat dengan cepat, menusuk jantung kusir tanpa ampun. Mata kusir itu melebar, wajahnya berubah menjadi pucat pasi sebelum ia jatuh terkulai lemas, tubuhnya terhentak oleh rasa sakit yang luar biasa. Ekspresi Luo Yi berubah menjadi terkejut dan ngeri, sementara Hui tampak membeku.
aq juga kl tiba tiba ada di tempat lain bakalan kaget mgkn lgsg pingsan😂
Lou yi coba sakura 🤣😂🤦🏻♀️
lanjut Thor 💪💪💪😘😘😘