"Takdirnya ditulis dengan darah dan kutukan, bahkan sebelum ia bernapas."
Ling Yuan, sang pewaris yang dibuang, dicap sebagai pembawa kehancuran bagi klannya sendiri. Ditinggalkan untuk mati di Pegunungan Sejuta Kabut, ia justru menemukan kekuatan dalam keterasingan—dibesarkan oleh kuno, roh pohon ajaib dan dibimbing oleh bayangan seorang jenderal legendaris.
Kini, ia kembali ke dunia yang telah menolaknya, berbekal dua artefak terlarang: Kitab Seribu Kutukan dan Pedang Kutukan. Kekuatan yang ia pegang bukanlah anugerah, melainkan hukuman. Setiap langkah menuju level dewa menuntutnya untuk mematahkan satu kutukan mematikan yang terikat pada jiwanya. Sepuluh tahun adalah batas waktunya.
Dalam penyamarannya sebagai pemulung rendahan, Ling Yuan harus mengurai jaring konspirasi yang merenggut keluarganya, menghadapi pengkhianat yang bersembunyi di balik senyum, dan menantang takdir palsu yang dirancang untuk menghancurkannya.
Akankah semua perjuangan Ling Yuan berhasil dan menjadi Dewa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Membangun Jaringan rahasia pemulung.
Ling Yuan melangkah keluar dari gudang reyot, aura bangsawan Yang-nya terbungkus rapat oleh segel spiritual yang ia perkuat. Pakaiannya yang kusam, sarung pedang yang ditutupi kain lusuh, dan sikap bisu adalah perisai yang sempurna. Ia kini bukan lagi pewaris klan Yang, terhormat, melainkan Pemulung Misterius, bagian dari tumpukan sampah yang dibuang oleh Kota Kekaisaran.
Pasar Gelap Utama—sebuah labirin sempit di balik tembok luar, tempat hukum Kekaisaran memudar dan moralitas menjadi komoditas langka, menyambutnya dengan hiruk pikuk yang memuakkan. Bau busuk bercampur dengan aroma rempah murahan dan keringat, sebuah simfoni kekacauan yang disukai Ling Yuan. Di sinilah rahasia terburuk disimpan dan dijual.
Trang Trang Trang...
Suara palu yang menghantam besi tua terdengar nyaring, beradu dengan teriakan para penjual yang menawarkan barang curian. Ling Yuan berjalan perlahan, matanya yang tajam menyapu setiap wajah, setiap sudut. Ia mencari simpul—seseorang yang memiliki pengaruh, tetapi cukup rendah hati untuk diakses oleh seorang pemulung.
Ia berhenti di depan sebuah kios kecil yang dipenuhi pernak-pernik rongsokan spiritual. Pemiliknya, seorang pria kurus bernama Jiao, dikenal karena keahliannya membeli artefak palsu dengan harga asli, dan sebaliknya. Jiao adalah definisi dari kecurangan jalanan.
Jiao mendongak, melihat jubah lusuh Ling Yuan, dan mendengus. “Pergi, Nak. Aku tidak membeli kotoranmu hari ini. Sudah ada sepuluh pemulung sebelummu.”
Ling Yuan tidak bereaksi. Ia hanya meletakkan keranjang kecilnya yang kosong di tanah. Ia mengeluarkan sepotong arang dari saku dan menulis di papan kayu kecil yang selalu ia bawa.
“Saya mencari emas, bukan kotoran. Anda menjual sampah berharga dengan harga kotoran.”
Jiao tergelak, tawanya kering dan sinis. “Hei, lihatlah si bisu! Dia pikir dia seorang alkemis spiritual! Pergi sana sebelum aku—”
Ling Yuan mengabaikan ancaman itu. Tatapannya tertuju pada liontin perunggu tua yang tergantung di leher Jiao, liontin yang Jiao yakini hanyalah jimat keberuntungan murahan.
Ling Yuan menunjuk liontin itu, lalu menulis dengan cepat.
“Liontin Prajurit Pertama. Dibuang oleh Nyonya Besar Klan Wei tiga hari lalu. Liontin itu dicuri oleh pelayan yang melarikan diri, bukan Prajurit Pertama yang lama. Nyonya Wei mencarinya bukan karena nilainya, melainkan karena itu hadiah terakhir putranya. Liontin itu bernilai lima keping emas murni, bukan lima perak yang Anda bayar.”
Wajah Jiao memucat. Matanya melebar, ketakutan yang sesungguhnya mulai merayapinya. Informasi itu terlalu spesifik. Tidak ada orang di Pasar Gelap yang tahu tentang skandal kecil Klan Wei, apalagi waktu dan harga transaksinya.
“Kau… kau mata-mata siapa?” Jiao berbisik, suaranya tercekat.
Ling Yuan hanya menggelengkan kepala. Ia menunjuk ke arahnya sendiri, lalu menulis lagi.
“Pemulung. Tapi saya melihat yang tersembunyi. Saya tahu apa yang Anda buang. Dan saya tahu apa yang orang lain cari.”
Jiao tergagap. “Aku… aku tidak tahu bagaimana kau tahu itu. Itu adalah rahasia yang terkubur.”
“Kutukan pertama yang harus saya patahkan adalah Anak Pembawa Kematian. Untuk mematahkannya, saya harus membuktikan bahwa saya adalah pembawa penebusan, bukan kehancuran,” suara Jendral Mao berbisik di benak Ling Yuan, mengingatkannya untuk tetap murni dalam niatnya, bahkan saat bermain di lumpur.
Ling Yuan membalikkan papan tulisnya. Di sana, ia menulis sebuah proposal yang sederhana namun mengejutkan.
“Jaringan Informasi. Anda memberikan informasi tentang rongsokan spiritual dan rahasia yang dibuang. Saya memberikan uang, perlindungan, dan—sesekali—keberuntungan. Jiao, Anda akan menjadi simpul pertama saya. Beri saya telinga, dan saya akan memberikan Anda mata.”
Jiao menelan ludah. Ide itu gila. Tetapi pemuda bisu ini baru saja membuktikan bahwa ia memiliki akses ke rahasia yang melampaui kemampuan mata-mata bayaran terbaik.
“Perlindungan? Apa yang bisa diberikan pemulung bisu?” tanya Jiao, mencoba mendapatkan kembali kendalinya.
Tiba-tiba, sebuah suara berat menggelegar di belakang Ling Yuan. Itu adalah Boros, seorang kultivator tingkat rendah yang juga merupakan pemimpin informal para pemulung di sektor itu—seorang preman yang memungut upeti.
“Hei, Bisu! Kau menghalangi jalan dan mengganggu bisnis Jiao. Upetimu hari ini mana? Atau kau ingin aku membersihkan sampahmu sendiri?” Boros menyeringai, tinjunya sebesar batu bata. Kultivasi dasarnya berada di tingkat Mortal Middle, cukup untuk menindas Jiao dan Ling Yuan yang tampak lemah.
Jiao mundur, ketakutan. “Boros, ini bukan urusanmu.”
“Ini urusanku, karena setiap kotoran di sini adalah milikku,” Boros meludah ke tanah, mendekati Ling Yuan. “Aku dengar kau mencoba mendirikan toko. Pasar Gelap ini tidak punya ruang untuk pemula misterius.”
Boros mengulurkan tangan untuk meraih kerah Ling Yuan. Pada saat itu, Ling Yuan menyalurkan sehelai tipis energi kutukan dasar dari Pedang Kutukan ke dalam tubuhnya, tidak untuk menyerang, tetapi untuk memanipulasi takdir mikro di sekitarnya.
SHHHH...
Udara di sekitar Ling Yuan terasa sedikit lebih dingin. Tiba-tiba, mata Boros berkedip liar. Ia merasakan kakinya tersangkut pada sesuatu yang tidak ada.
KREK!
Boros tersandung. Dalam upaya untuk menstabilkan diri, ia tanpa sengaja meraih tumpukan kuali tua di kios terdekat. Tumpukan itu, yang baru saja ditumpuk dengan stabil, ambruk dengan suara keras.
BBRRAAKKK! GEDEBUG!
Kuali-kuali itu menimpa kakinya, dan yang terburuk, salah satu kuali yang paling berat mendarat tepat di tangannya yang terentang.
“AARRRGGGHHH!” Boros menjerit kesakitan, terhuyung mundur. Kaki dan tangannya tidak patah, tetapi rasa sakit itu nyata, dan semua orang yang melihat mengira ia tersandung karena kecerobohan yang mengerikan.
Ling Yuan tetap diam, berdiri tegak di tengah kekacauan itu. Ia menulis di papannya, suaranya dingin, seolah-olah kejadian itu hanyalah penguat kata-katanya.
“Nasib buruk mengikuti mereka yang tidak menghormati rahasia Pasar Gelap.”
Boros, gemetar kesakitan dan kebingungan, menatap Ling Yuan. Pemuda bisu itu tidak bergerak. Dia tidak menyerang. Tetapi rasa sakit yang tiba-tiba itu terasa seperti kutukan.
“Kau… kau... pakai sihir gelap…” Boros mundur, melupakan upetinya. “Jauhi dia! Dia pembawa sial!”
Boros dan anak buahnya melarikan diri, meninggalkan Jiao yang kini menatap Ling Yuan dengan perpaduan rasa takut dan hormat yang baru lahir.
“Sihir gelap?” Ling Yuan berpikir dalam hati, menyeringai tipis. “Bukan. Hanya manajemen probabilitas yang baik.”
Jiao, gemetar, meraih papan tulis Ling Yuan. “Aku setuju! Aku setuju! Apa yang harus aku lakukan?”
Ling Yuan menuliskan tiga nama lagi, tiga pemulung yang ia identifikasi sebagai individu cerdas yang hanya kurang bimbingan. Ia juga menuliskan satu instruksi penting.
“Setiap informasi tentang barang yang dibuang dari Kediaman Yang, terutama dari gudang belakang, segera berikan padaku. Segera.”
Jiao mengangguk patuh. “Akan dilakukan, Pemulung Misterius. Aku akan memastikan semua orang tahu: Jangan ganggu si bisu, atau nasib buruk akan menimpamu.”
Dalam waktu singkat, kabar tentang Pemulung Misterius yang bisu, yang entah bagaimana bisa memanggil nasib buruk pada musuhnya, menyebar di seluruh Pasar Gelap. Jaringan informan yang dibangun dari sampah dan rahasia itu mulai berfungsi. Ling Yuan, sang pewaris yang dibuang, kini telah membangun fondasi bayangannya sendiri, siap untuk menghadapi kebohongan yang menjulang tinggi di Kota Kekaisaran. Ia tersenyum dingin. Fase Satu dari rencana dan penangkal kutukannya telah berjalan lancar. Sekarang, saatnya dia meningkatkan kekuatan tersembunyi.