Novel ini menekankan pada janji yg dibuat sebagai dasar pengungkit,
bisa karna janji yg tidak ditepati atau karna ungkapan rasa yg tidak diterima karna janji tersebut
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Sarii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Nayla tidur dengan pulas siang itu, suara adzan membangunkan Nayla dari tidurnya, dia membuka mata dan mengumpulkan kesadarannya, gak ada suara di rumah, sepi dan sunyi, Nayla melihat jam di dinding menunjukan pukul 15.3o. Nayla bertanya tanya sendiri, pada kemana ya kok sepi sekali?
Dia berjalan ke kamar mandi hendak berwudhu. Dia mendirikan sholat, usai sholat Nayla mencari mama dan adek adeknya. Rupanya mama dan Ami lagi bakar ikan di belakang. "hem, sudah bangun Nay? " tanya mama mengipas ikan, "sudah ma, " Nayla masih menguap. "sudah cuci muka Nay? " ledek Ami. "sudah dong sholat juga sudah, " jawab Nayla. "anak pintar, " Ami mengajukan jempolnya pada Nayla.
"Silvi belom pulang ma? " tanya Nayla.
"belom, Fikri dan Iyan juga tidur, Iyan demam kayaknya Nay pulang tadi badannya panas, " jelas mama, "
Nayla masuk ke kamar Fikri, "bangun bro sholat ashar gih, " "bentar lagi kak, " Nayla meletakkan punggung tangannya di kening Iyan memang panas.
Fikri duduk dan merentangkan tangannya, "mau ngapain? " tanyaku.
"Meluk kakak kangen, " katanya tersenyum. "jangan alai deh, " kataku.
"kak Iyan demam tadi langsung tidur gak mau makan, " Nayla membangunkan Iyan.
"Kak kok bawaannya capek dan ngantuk ya kak? " tanya Fikri membaringkan badannya di kursi.
"Sama dek kakak juga merasakan itu, "
"pertanda apa ya kak? " tanya Fikri lagi.
"kakak gak tau dek kita berdoa saja semoga keluarga kita dilindungi Allah, " "Aamiin" jawab kami bersama.
"Aku mau jagain papa besok kak aku gak pulang kak bawa baju sekalian kak, " jelas Fikri. "Ya dek, kamu jangan lupa makan dan jaga kesehatan, " "Oke kak, "
"kak katanya kakak mau curhat? " Fikri memandangi wajah Nayla dengan lekat.
"Ya dek kakak mau curhat, " Nayla juga memandang Fikri dan menundukkan kepalanya, lalu berkata, "paman meminta kakak menikah dek kalau kakak belom mempunyai jodoh akan dicarikan, jujur kakak masih takut😞 takut gagal seperti mama dan takut mendapatkan laki laki yg gak sesuai dek, kakak ingin membahagiakan mama dan papa tapi kakak juga gak mau membuat orang tua kecewa nantinya dek, " jelas Nayla mengeluarkan unek unek di dalam hatinya. Fikri memegang tangan sang kakak, "hem, kak seperti yg kita tau pernikahan adalah ibadah terpanjang di dalam hidup, maka dari itu kita harus memilah dan memilih pasangan kak, karna seorang pasangan bisa membawa istrinya masuk surga atau neraka kak. Jangan terburu buru kak, pantaskan diri kakak menjadi seorang makmum, jangan khawatir, laki laki baik untuk wanita baik begitu juga sebaliknya kak, pernikahan bukan siapa cepat dia beruntung, tetapi seberapa siap kita menjadi seorang suami dan istri, semuanya sudah Allah tentukan kak, waktunya pasti akan menghampiri kita secara pelan pelan sesuai dengan yg Allah persiapkan, " Fikri menghapus air mata kakak. " ambil baiknya saja kak, mungkin Allah belom mengizinkan kakak jauh dari keluarga. "
"Tapi kakak ingin membahagiakan mama dan papa dek, " tangis Nayla.
"Membahagiakan orang tua gak harus dengan sebuah pernikahan kak, dengan kak berbakti kepada beliau itu sudah biaya beliau bahagia, " tambah Fikri lagi.
"Assalamu'alaikum, " Silvi masuk rumah dengan wajah yg berseri seri, "Wa'alaikumussalam, " jawab kami bersama. "Eh ada kakak cantik dan adek ganteng, ini ada buah, " ujarnya mengambil duduk di tengah tengah Nayla dan Fikri. "Lagi serius amat lagi ngomongin aku ya? " katanya cengengesan melihat kakak dan adek bergantian. "Ish PD mpok, " ledek Fikri.
"Kakak aku mau nikah ya, " dia senyam senyum pada sang kakak. "Hem nikah udah kayak mau beli baju saja, " ledek Fikri. "Hei kamu iri ya saya mau nikah? " dia menjewer kuping sang adek. "Ampun tuan ratu, " Dia melepaskan tangannya dari kuping sang adek. "Tapi beneran lho aku mau nikah, " katanya lagi. "Bawa calon kakak ke sini, " tantang Fikri. "Siap pak bos, "
"Sil besok pulang kerja mampir ke rumah sakit ya, kakak tunggu, besuk papa dek kesampingkan egomu dek, "
Dia kelihatan menarik nafas kasar, "harus ya aku ke sana? kakak dan Fikri sudah apalagi coba? " Sang kakak membujuk adek, "kakak, adekmu dan kamu beda dek, kakak mohon mau ya dek, " "yaya aku mau, " "Nah gitu dong, "
"Hei kalian disini? kamu sudah pulang Sil? " mama membawa ikan bakar. "Ya ma kami lagi cerita,, " "udah pada makan belom? kita makan yuk, " "Asyik makan ikan bakar, " ucap Silvi berlari ke meja makan. "Nay, Iyan gak dibangunin? dia belom makan." tanya mama. "Dia tidur ma sudah Nay kasih obat ma, " ucap Nayla. Kami makan sore ini dengan canda tawa. "ma kalau kak Ami nikah, boleh tinggal di sini? " tanya Silvi tiba tiba. "Tentu saja boleh, sudah ada calonnya Mi? " tanya mama tersenyum. "Belom ada ma, " jawab Ami singkat. Mata Fikri melirik Ami kayak ada rasa cemburu, ah mungkin perasaan ku saja😁