Aku Shella, seorang gadis yang masih duduk dibangku sekolah Menengah Atas.
Berawal dari penolakan ibu dan saudariku yang usianya terpaut sepuluh tahun lebih tua dariku, membuatku berubah menjadi gadis yang tidak memiliki hati dan pendendam.
Aku juga bertekad ingin merampas apa yang dimiliki oleh saudariku.
Aku bahkan tidak mengeluarkan air mataku saat ibuku dinyatakan meninggal dunia.
Hingga terungkapnya sebuah rahasia yang begitu mengguncang kewarasan ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona yeppo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebiasaan Buruk
Paman selalu mempermainkan perasaanku...
Suaraku bergetar karena menahan rasa perih yang melilit hatiku. Aku yang terlalu lemah dan mudah jatuh cinta, atau paman Rangga yang keterlaluan.
Seandainya aku mau, aku pasti bisa melakukan apapun untuk mencapai impianku. Namun hatiku terlalu lembut untuk bermain curang seperti yang banyak dilakukan oleh orang lain.
Aku harus pergi paman, Ella pasti sudah menungguku.
Tak ada lagi tawar menawar, persetan dengan cinta. Aku kalah, dan akan berusaha melupakan semuanya.
Aku bangkit tak menghiraukan tatapan mata paman Rangga yang mengikuti setiap pergerakanku.
Antar aku paman,,,
Dengan wajah datar aku menatap wajahnya yang juga menatapku lekat-lekat. Entah apa yang ia pikirkan, aku tidak ingin tahu lagi.
Sudah terlalu banyak harapan-harapan palsu yang kulihat dalam setiap pergerakannya. Semua itu hanyalah ilusi semata, karena ia membutuhkan sosok yang bisa ia peluk saat butuh nya saja.
Betapa buruknya seorang Rangga yang tidak mempercayai cinta. Ia tidak menginginkan cinta lagi, ia hanya perlu dipuaskan secara fisik tanpa cinta.
Aku tidak seburuk yang ada diotakmu..
Memangnya otakku berpikir apa,? tanyaku menantang perkataannya.
Tanya pada dirimu sendiri...
Ia hanya menjawab singkat sambil berlalu menuju parkiran. Aku hanya menggerak-gerakkan bibirku mengikuti perkataan nya, seolah mengejek.
Tak butuh waktu yang lama, mobil yang dikendarai oleh paman Rangga tiba didepan rumah Ella.
Aku keluar dan melihatnya untuk yang terakhir kalinya. Tatapan matanya datar seperti biasa, mungkin ia tidak merasakan apapun kala melihatku.
Tak seperti hatiku yang bergetar setiap kali berdekatan dengan nya. Ia hanya diam melihatku dengan wajah tanpa ekspresi nya.
Ada kesedihan di hatiku saat melihat mobilnya berlalu tanpa bisa ku cegah. Semakin sedih kala menyadari jika perasaanku hanya dianggap cinta monyet.
Air mataku jatuh lagi tanpa bisa ku cegah, Ella yang sedari tadi berdiri tak jauh dariku hanya menepuk pundakku dengan pelan.
Cintamu memang sangat sulit untuk di mengerti...
Tidak sulit, waktu nya yang kurang tepat...
Sama saja...
Aku terdiam melanjutkan patah hatiku yang sepertinya tidak akan berkesudahan. Ella yang mengerti akan keadaanku membiarkanku sendirian didalam kamarnya.
Sedangkan ia memilih menyibukkan diri bermain bersama kakaknya David. Ia benar-benar sahabat yang sangat pengertian.
***
Didalam perjalanan mau pulang, Rangga menerima panggilan telepon dari ponselnya. Sam menghubunginya untuk bertanya soal pernikahan yang akan diadakan esok lusa.
Rangga hanya menghela nafasnya kuat-kuat. Tak mengira semuanya akan berubah menjadi sepelik ini.
Melihat wajah Shella yang sangat putus asa itu membuat pertahanan Rangga mulai goyah. Ia tak bermaksud untuk mempermainkan shella, namun keadaan yang tak memungkinkan nya untuk terang-terangan membalas perasaan gadis kecil itu.
Pria itu, sudah kau selidiki,?
Sudah bos...
Aku akan menjalankan rencana kedua nanti, dan operasi ibu akan berjalan setelah acara pernikahan selesai.
Tetap pantau semuanya Sam,,,
Baiklah, pulanglah dan istirahat yang cukup..
Rangga mengakhiri pembicaraanya, dan segera melajukan mobilnya menuju rumahnya. Ia sama sekali tidak menginginkan Maurice yang menjadi istrinya.
Setiap kali melihat wajah Shella, rasa ingin melindungi dan membawanya disampingnya setiap waktu begitu kuat.
Kebiasaan lama yang sudah lama ia lakukan perlahan-lahan terlupakan, bahkan Sam memberikan pujian padanya karena telah berubah drastis.
Shella telah mengubahmu sampai sejauh ini...
Rangga mengingat perkataan Sam yang waktu itu hanya dianggapnya angin lalu. Namun kini ia mengerti, bahwa sosok Shella benar-benar mampu membuatnya melupakan kebiasaan mabuknya yang buruk.
.
.
.
Next...
