NovelToon NovelToon
Dilema Raisa

Dilema Raisa

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Keluarga / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga / Chicklit
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: ayuwine

Raisa, gadis malang yang menikah ke dalam keluarga patriarki. Dicintai suami, namun dibenci mertua dan ipar. Mampukah ia bertahan dalam badai rumah tangga yang tak pernah reda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

Raisa membuka matanya perlahan,ia mengeliat meregangkan semua badan nya yang terasa sakit dan pegal-pegal.

"Dimana aku?" saat ia menyapu semua pandangan ke segala arah. Merasa sangat asing dengan ruangan tersebut.

Ia bangkit dan melangkah ke arah jendela,ia menyipitkan matanya memandang ke arah luar.

"Apa ini apartemen?"lirih nya pelan,"Lantai berapa ini tinggi sekali?" lanjut nya lagi dengan pandangan yang menunduk melihat ke arah jalan ,yang terlihat sangat jauh.

KRIET.....

Pintu apartemen terbuka,raisa spontan menoleh. Seorang wanita paruh baya mendekat ke arah nya dengan tersenyum hangat.

Raisa yang awal nya merasa takut,kembali tenang saat melihat yang datang adalah seorang perempuan tua.

"Kamu sudah siuman nak?" tanya nya lembut. Raisa hanya menanggapi dengan anggukan kecil,sedikit canggung.

"Di....mana aku?" tanya nya dengan suara yang terbata-bata. "Kamu ada di apartemen putra saya,dia melihat kamu pingsan di jalan." jawab nya dengan sabar.

"Panggil saya oma." lanjut nya lagi, berusaha membuat raisa nyaman.

"Boleh kah saya pulang?" tanya raisa dengan tatapan memohon,"Tentu saja,tapi tunggu putra saya dulu ya. Biar nanti dia yang mengantarkan mu." usul oma yang di balas anggukan pasrah dari raisa.

 

Semetara itu,di kediaman irah. Semua orang sedang berkumpul panik,pasal nya sudah seminggu raisa di nyatakan hilang.

"Bagaimana ini pak...putri kita sudah seminggu menghilang.." isak irah pada roni,roni dengan sabar merangkul istri nya. Walupun dalam hatinya pun ia merasakan sedih atas kehilangan putri nya tersebut.

"Haduh kemana sih tuh anak,nyusahin semua nya aja malah hilang segala!" omel atun dengan memutar bola mata nya malas,seolah tidak merasa sedih sama sekali atas kehilangan menantu nya itu.

Mendengar omelan itu,irah menghentikan tangis nya. Tatapan nya menatap nyala ke arah besan nya itu.

"Heh, tua bangka! Kehilangan Raisa itu gara-gara sampean. Kalau saja sampean bisa menjaga lisan, mungkin anak saya nggak akan hilang seperti ini!" desis Irah pelan, namun nadanya tajam dan menusuk.

Atun membelalak kaget. Baru kali ini sang besan berani membalas omelannya dengan begitu lantang.

"Sudahlah, Bu. Biarkan saja orang seperti itu. Dia juga punya anak perempuan yang belum menikah, kan? Siapa tahu karmanya nyasar ke si bungsu itu," bisik Roni geram, tapi cukup keras hingga terdengar oleh semua orang di ruangan itu.

Arin, yang sedari tadi hanya diam, langsung menoleh tajam ketika mendengar namanya disebut.

"Heh! Loh, Pak, kenapa bawa-bawa saya segala? Ini tuh emang salah Teh Raisa! Lagian, jadi istri kok nggak becus banget sih!" seru Arin, mendelik tajam ke arah Roni.

"Sudah!" suara lantang terdengar, memotong perdebatan mereka.

"Kenapa kalian malah bertengkar? Ini bukan saatnya saling menyalahkan. Kita di sini untuk mencari jalan agar Raisa bisa ditemukan secepatnya," ujar kakak pertama Raisa, berusaha menenangkan situasi yang semakin memanas.

Kembali lagi ke raisa. Dia sangat kaget ,sekaligus terharu saat mendengar perkataan oma.

"Apa itu benar oma?" tanya nya,berusaha meyakinkan jika dirinya tidak salah dengar.

Dengan tatapan teduh dan senyum manis nya,oma mengangguk pelan. Menyakinkan bahwa perkataan dirinya tidak lah keliru.

Raisa spontan menutup mulut nya,matanya berkaca-kaca. Melihat itu,sang oma dengan cepat meraih dan langsung memeluk raisa.

"Terimakasih oma, terimakasih sudah sudi menjaga dan mengurus ku beserta bayi yang ku kandung ini." lirih nya pelan,suara nya bergetar hampir tak terdengar.

"Jangan terus menangis sayang,oma ikhlas mengurus mu. Bahkan jika kamu ingin tinggal di sini pun oma sanggup mengurus kalian." balas sang oma dengan mendekap nya lebih dalam lagi.

Raisa dengan pelan melepaskan dekapan itu,ia menatap sang oma dengan tatapan sendu,merasa tidak enak."Tidak oma. Aku mempunyai keluarga,da mungkin suami ku akan sangat senang kalau ia tahu ,di dalam sini ada janin." ucap nya dengan tangan kanan yang mengelus pelan perut rata nya itu.

"benar kamu masih mempunya keluarga,maaf oma terkesan egois. Tapi oma mohon,jika kamu sudah pulang jangan pernah lupain oma ya? Berkunjung lah kesini." ucap oma sedikit memohon.

Raisa tersenyum tipis,ia meraih pergelangan tangan sang oma,ia genggang dan berkata"Pasti oma. Anggap saja aku adalah putri mu,dan ini adalah cucu mu." dengan menempelkan tangan sang oma keperut nya.

Oma merasa sangat terharu,ia menangis dan langsung memeluk kembali raisa.

Oma yang setiap hari nya selalu kesepian,ia sangat menginginkan menantu dan seorang cucu pun sedikit tidak rela,jika harus kehilangan raisa.

Tapi,ia tidak bisa egois,karena raisa adalah orang asing yang tidak sengaja di temukan oleh putra nya. Dengan senang hati,oma dengan telaten selalu menemani dan mengajak ngobrol raisa,di saat ia masih koma.

Sore harinya,dion. Putra semata wayang oma pulang,tatapan tajam wajah yang dingin itu menatap raisa.

Tidak ada senyum ataupun keramahan di wajah dion,raisa sedikit takut. Ia mundur perlahan,namun oma menahan nya.

"Tidak apa-apa ,jangan takut. " bisik oma,seolah mengetahui rasa takut nya.

Raisa menoleh,ia mengangguk pelan."Apa kau sudah sangat baikan?" tanya dion dengan nada yang datar. Raisa mengangguk pelan.

"Ayo pergi,berikan alamat mu. Aku akan antarkan sekarang juga!"sambung nya tegas.

"Kenapa terburu-buru sekali? Biarkan dia menginap semalam lagi di sini." rengek oma,sedikit keberatan.

"Gak oma. Dia orang asing,lagian dia sedang mengandung. Pasti suami dan keluarga nya akan mencari nya." bujuk dion,meskipun nada nya tetap datar dan dingin.

Hening....melihat keheningan ini,rasa canggung mulai terasa. Raisa menelan ludah nya dengan kasar,tatapan itu sangat menakutkan menurut nya.

"Oma...terimakasih sudah rela merawat ku,maaf aku tidak bisa membalas apapun pada mu oma." ucap nya memecah keheningan.

Oma tersenyum manis,ia menangkup kedua pipi raisa yang sedikit berisi."Jangan berkata seperti itu. Jika ada waktu berkunjung lah bersama suami mu nanti." jawab nya,dengan pandangan yang sedikit berkaca-kaca.

Saat raisa ingin mengatakan sesuatu,dion dengan cepat menyela."Cepatlah..." omel nya yang mulai merasa kesal .

Raia sedikit terhenyak,ia menatap dion sekilas,"Maaf." bisik pelan,hampir tak terdengar.

Sementara itu.Waktu terasa berputar begitu cepat. Langit semakin gelap, dan suasana berubah mencekam. Namun, hingga saat ini, mereka masih belum menemukan jejak Raisa.

"Bagaimana ini pak? " lirih irah merasa prustasi.

"Bu..tenang dulu ya,aku akan berusaha mencari nya lagi." sela iwan,bermaksud menenangkan sang mertua.

Mendengar itu,irah dengan cepat menatap iwan tajam,tatapan nya menyala,seolah ingin memakan nya hidup-hidup.

"Putriku hilang juga gara-gara kamu!" bentaknya keras, tak ada lagi rasa segan pada menantunya itu.

"Heh, anakmu aja yang drama! Gitu aja kabur, sekarang nyalahin orang? Hilang, ya hilang!" sela Atun sengit, tak terima putranya disalahkan atas kejadian itu.

Saat Irah melangkah maju, Roni cepat menahan tangan istrinya. "Sudah, Bu... biarkan saja, jangan didengar. Fokus kita sekarang Raisa," bisiknya pelan, mencoba meredakan emosi istrinya yang mulai memuncak.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!