NovelToon NovelToon
Kodasih, Nyi Ratu Kelam 2

Kodasih, Nyi Ratu Kelam 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Mata Batin / Iblis
Popularitas:19.1k
Nilai: 5
Nama Author: Arias Binerkah

Dulu, Kodasih adalah perempuan cantik yang hidup dalam kemewahan dan cinta. Namun segalanya telah lenyap. Kekasih meninggal, wajahnya hancur, dan seluruh harta peninggalan diambil alih oleh negara.

Dengan iklas hati Kodasih menerima kenyataan dan terus berusaha menjadi orang baik..
Namun waktu terus berjalan. Zaman berubah, dan orang orang yang dulu mengasihinya, setia menemani dalam suka dan duka, telah pergi.

Kini ia hidup dalam bayang bayang penderitaan, yang dipenuhi kenangan masa silam.
Kodasih menua dan terlupakan..

Sampai suatu malam...
“Mbah Ranti... aku akan ke rumah Mbah Ranti...” bisik lirih Kodasih dengan bibir gemetar..

Mbah Ranti adalah dukun tua dari masa silam, penjaga ilmu hitam yang mampu membangkitkan apa pun yang telah hilang: kecantikan, harta, cinta... bahkan kehidupan abadi.

Namun setiap keajaiban menuntut tumbal..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 28.

Pak Camat duduk dengan senyum yang entah mengapa terlihat terlalu damai, terlalu tenang... ketenangan yang asing, ketenangan yang justru menakutkan karena tidak wajar.

“Matur nuwun… Nyi… matur nuwun…” bisiknya pelan, hampir seperti doa, hampir seperti seseorang yang baru saja diselamatkan dari malapetaka. Perasaan hati Pak Camat begitu damai, tenang.. plong...

Tanpa mengetahui apa yang sebenar nya hilang dari diri nya. Ia menyerahkan sebuah amplop tebal, berisi banyak uang.. kepada Kodasih..

Kodasih, tangannya bergerak seakan bukan atas kehendaknya sendiri, seolah ada kekuatan lembut namun mutlak yang mengarahkan setiap gerakannya.

Kodasih menerima amplop itu tanpa ekspresi. Bayangan di dada menari liar, memekarkan rasa girang seperti kabut yang menemukan tubuh baru telah dibelit.

Tanpa bersuara, Kodasih bangkit dan melangkah meninggalkan alun alun kota.

Langkahnya ringan.

Terlalu ringan.

Ia merasa kuat.

Sangat kuat.

Bayangan tipis di belakangnya bergerak seperti asap hidup, menyusuri tumit dan menempel pada seluruh tubuhnya.

Bayangan di dada nya bergetar girang, berbisik dengan suara rendah bergetar:

“Dasih… yen wong kaya kuwi iso tak pangan… luwih akeh... menunggu ing gedung gedung pemerintahan… ing pasar… ing sekolah… ing omahe wong wong sugih mblegedu…”

(Dasih… jika orang seperti itu bisa kita makan… lebih banyak menunggu di kantor pemerintahan… di pasar… di sekolah… di rumah orang orang kaya raya…)

Kodasih berhenti di trotoar pinggir alun alun kota. Pandangan nya menatap ke depan dengan mata yang mulai kehilangan batas antara manusia dan sesuatu yang lebih purba. Bibirnya perlahan terangkat membentuk senyum.. sebuah senyum yang tidak mengandung ampun.

“Aku ora mung bakal nyerang rasa wong wong kuwi…

Aku bakal nguwasani atiné.”

(Aku tidak hanya akan menyerang perasaan mereka…

Aku akan menguasai hati mereka.)

☀️☀️☀️☀️

Dalam Beberapa Minggu, Kota Itu Mulai Berubah

Awalnya tidak ada yang menyadari. Tidak ada yang berani curiga. Perubahan itu terlalu halus, terlalu lembut, seperti kabut yang masuk lewat celah kecil jendela dan tiba tiba terasa memenuhi seluruh ruangan.

Kepala sekolah yang dulu terkenal tegas, galak, dan penuh disiplin tiba tiba tampak damai. Bukan damai biasa.

Damai seperti batu nisan yang tenang dalam kesunyian kuburan.

Seorang pengusaha kaya yang sombong dan suka merendahkan banyak orang, kini menunduk kepada seorang wanita berbayang gelap. Ia tidak tahu mengapa ia menunduk, tapi ia melakukan nya dengan penuh ikhlas hati .. kerelaan yang penuh...

Polisi polisi yang biasa nya garang, keras dan cepat tersulut emosi mendadak sering melamun. Tatapan mereka kosong, seperti seseorang yang kehilangan mimpi, kehilangan arah, kehilangan diri.

Beberapa warga mengeluh mendapat mimpi aneh:

Mimpi tentang seorang wanita berselendang hitam…

matanya hanya separuh manusia…

yang menyentuh dada mereka dan berbisik, mengundang, memanggil...

Dan yang paling aneh, hampir semua orang yang mendapat mimpi itu—tanpa kecuali.. pada akhirnya.. mencari dan datang menemui Kodasih.

Mereka datang untuk menyembah.

Untuk meminta arahan.

Untuk mengabdi.

Tanpa sadar bahwa mereka sebenarnya sedang menyerahkan kehendak.

Kodasih tidak lagi hanya memakan rasa manusia seperti dulu.. rasa sakit, rasa penat, rasa gelisah, rasa takut, rasa kehilangan.

Kini ia memakan sesuatu yang jauh lebih besar:

otoritas.

pengaruh.

kekuatan batin.

Ia mengubah manusia menjadi pengikutnya tanpa ritual, tanpa mantra rumit, tanpa sesaji.

Hanya melalui sentuhan bayangan miliknya...

Bayangan dalam dirinya menggeram puas, seperti binatang buas yang akhirnya menemukan perburuan layak.

“Dasih… saiki pemerintahan lokal… pasar… kepala pemerintahan… kabeh ing kontrolmu.”

(Dasih… sekarang pemerintahan lokal… pasar… kepala pemerintahan… semuanya ada dalam kendalimu.)

Kodasih menatap langit malam yang berawan.

Lampu lampu kota berkelip seperti ratusan mata yang siap tunduk padanya.

“Durung cukup.”

(Belum cukup.)

Ia mengepalkan tangan, merasakan kekuatan bayangan berputar putar di uratnya.

“Aku butuh kabupaten… kerajaan sing luwih gedhe.”

(Aku butuh kabupaten… kerajaan yang lebih besar.)

... Kedatangan Arjo..

Di hari ketika kabut hitam menggulung dari arah pegunungan, Arjo datang ke kota. Ia mencari Nyi Kodasih, seseorang yang dulu ia hormati, ia kagumi, bahkan ia sayangi sebagai sesama murid Mbah Jati .Arjo mendapat kabar dari Kang Pono dan Sarwono, kalau Kodasih telah hilang selama berminggu minggu tanpa kabar.

Dan... ketika Arjo melihat mata mata penduduk kota yang kosong, senyum senyum tanpa jiwa, dan sikap penurut yang tidak wajar, ia langsung tahu:

Ada sesuatu yang jauh lebih besar terjadi.

“Nyi…” gumamnya lirih, suaranya pecah oleh rasa takut sekaligus duka.

“Kowe ora mung dadi dukun.

Kowe dadi… lelaku kanggo peteng sing ora ana wates.”

(Kamu tidak hanya jadi dukun.

Kamu jadi… perjalanan menuju kegelapan yang tidak ada batas nya.)

Ia mengikuti bisik bisik warga yang menyebut ada “Ratu Bayangan” yang suka berdiri di atas gedung tertinggi kota. Dan benar saja.. di puncak gedung itu, ditemani angin dan langit kelam, Arjo menemukannya.

Kodasih berdiri bagai patung ratu kuno yang hidup kembali. Tubuhnya terbalut oleh kebaya beludru berwana hitam bersulam benang emas..

Lampu lampu kota memantulkan cahaya ke wajah nya, memperlihatkan sosok yang dulu ia kenal… dan kini tidak lagi sama. Wajah yang dingin dan sorot mata yang mematikan...

“Nyi…!!”

Kodasih menoleh perlahan, ke arah suara Arjo, seolah waktu bergerak lebih lambat di sekitar nya.

Saat wajahnya terlihat jelas, Arjo memucat seketika.

Satu matanya masih mata manusia, mata wanita yang pernah ia lindungi dari banyak masalah nya, mata yang dulu penuh kebaikan.

Tapi mata satunya…

gelap.

Hidup.

Bergerak seperti kabut pekat yang memiliki pikiran sendiri.

“Kowe pengin apa sejatine?” tanya Arjo, suaranya bergetar.

(Kamu ingin apa sebenarnya?)

Kodasih tersenyum... senyum seorang penguasa yang tidak lagi mengenal batas.

“Aku pengin luwih saka nyembuhké.

Luwih saka nulungi.

Aku pengin kowe… lan kabeh wong… ngerti: aku pantes dadi sing paling kuwat.”

(Aku ingin lebih dari sekadar menyembuhkan.

Lebih dari sekadar menolong.

Aku ingin kamu dan semua orang tahu: aku pantas menjadi yang paling kuat.)

Arjo mundur setapak.

Jantungnya mencelos, seolah ditarik keluar oleh rasa begitu sangat takut ... suatu rasa yang belum pernah ia kenal.

“Nyi… iki ora mung dalan peteng.

Iki dalan kanggo dadi… tirani rasa.”

(Nyi… ini bukan hanya jalan gelap.

Ini jalan menjadi tirani perasaan.)

Kodasih mendekat, langkah nya tenang namun berat dengan kekuasaan tak kasatmata. Di belakang nya, bayangan bergerak seperti sayap raksasa yang mengepak pelan.

“Dudu tirani, Jo…

Nanging Kerajaan.

Lan aku: ratuné.”

(Bukan tirani, Jo…

Tapi Kerajaan.

Dan aku: ratunya.)

Arjo menahan napas, mata nya bergetar.

“Kowe ora iso bali, Nyi…”

(Kamu tidak bisa kembali, Nyi…)

Kodasih mendekat hingga wajahnya hanya berjarak sejengkal dari wajah Arjo.. Mata bayangan nya berputar pelan seperti pusaran malam.

“Sapa sing ngomong aku pengin bali?”

(Siapa yang bilang aku ingin kembali?)

Dan pada detik itu, Arjo tahu:

Wanita di depannya bukan lagi Kodasih yang dulu.

Ia adalah sesuatu yang lahir dari kegelapan.. dan sedang membangun kerajaan nya.

Bayangan gelap itu tersenyum bersama Kodasih...

1
Cindy
lanjut
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Benarkan dia itu Bendoro Gusti, lalu apa yg dia mau dari Arjo🤔
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ🥭⃝𒁍
dasar dasih gemblung
Ai Emy Ningrum: plin plan Dasih iki 😋😋
total 1 replies
Cindy
lanjut
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
hiiih malah nyalahin Arjo, ngaca Kodasih ngaca!!! yg buat hancur semuanya itu kamu!!😏 ni perempuan gak sadar diri banget
Ai Emy Ningrum: joss gandos /Good//Good/
total 7 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
ikii Bendoro Gusti e Kodasih metu 🐍
Ai Emy Ningrum: gatot iki anake pak Setyo Dimejo lungowanipiro tah 🤔🤔
total 3 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
sokooooorrr.. 🥳 kalau sendiri mateni orang ketawa2 bangga, baru Arjo begitu udh teriak2, metal cemen lah Kodasih Ratu Peteng 😋
Ai Emy Ningrum: lari dari kenyataan, keringetan ga,keingetan terus yg ada 😒😒
total 7 replies
Aifa 2 Jeddah
kodasih terjerumus demi mendapatkan pengakuan, sebenarnya kodasih takut sendiri tanpa pengakuan
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Gemess bener sih sama Dasih😒
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
sempat2 nya dia rekwes 😋 suka2 Mbah Ranti lah mau pakai ilmu apa juga, kocak si Kodasih 😏
Ai Emy Ningrum: jd bingung kan yg bagian admin nya 😒😒 mana rekwesan
total 2 replies
Nur Bahagia
di cas kah, kayak hape? 🤣
Nur Bahagia
waduh kodasih makin keblinger
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ🥭⃝𒁍
wehh ini kah bendoro gusti yg di sembah dasih hinga menumbalkan buah pelair🤣🤣🤣
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ🥭⃝𒁍
ndlosor yuu ndlosor wae ben isis kro kipasan lan mengahayal kui pueeenak pol 🤔🤣🤣🤣
Ai Emy Ningrum: iki yg bertempur lebih rame teriakan nya Nyi Kodasih sama Arjo dr pd pertempuran nya dgn sang Ratu pelil 👻👻
total 1 replies
Nur Bahagia
wow Kodasih sekarang udah kayak Nacht Faust _ penguasa bayangan di komik Black Clover 🤩
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ🥭⃝𒁍
wes deg2 an iki pye yoo
Nur Bahagia
jadi inget ritual di loji tuan menir
Nur Bahagia
kamu harus bisa Kodasih.. semangaaattt
Nur Bahagia
mungkin Kodasih jadi jahad karena bayangan hitam ini🤔
Nur Bahagia
iya bener nih.. roh2 itu aja yg kepedean 😤🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!