NovelToon NovelToon
Pangeran Sampah Yang Menyembunyikan Kemampuannya

Pangeran Sampah Yang Menyembunyikan Kemampuannya

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Akademi Sihir / Harem / Romansa / Menyembunyikan Identitas / Slice of Life / Barat / Light Novel
Popularitas:206.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Katsumi

Mengisahkan kehidupan seorang yang dikenal sebagai "Pangeran Sampah" yang selalu dipandang rendah. Ia memiliki sifat yang pemalas dan selalu lari dari tanggung jawab. Namanya adalah Ferisu Von Velmoria, pangeran ke-tiga dari kerajaan Velmoria.

Meskipun selalu dihina, dan direndahkan, Ferisu selalu cuek dan tidak pernah menanggapi cercaan dari orang lain. Berbagai macam kejadian terjadi, ia mendapatkan tunangan, masuk ke akademi sihir dan lalu diusir serta memutuskan hubungan keluarganya.

Dibalik sifat pemalasnya dan julukan Pangeran Sampah, ia menyimpan sebuah rahasia. Dia adalah seorang pengguna roh terkuat!

Kini ia telah memiliki wilayah sendiri. Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Apakah wilayah ini akan menjadi kerajaan terkuat atau malah akan hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Katsumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 35 : Percakapan Di Taman

Pagi yang cerah menyelimuti kediaman keluarga Astrea. Di halaman belakang yang dipenuhi bunga bermekaran, Erica duduk di bawah sebuah kanopi elegan. Ia bersandar di kursinya dengan tatapan menerawang, sementara di depannya, sebuah meja dihiasi berbagai macam kue lezat dan teh hangat yang mengepul lembut.

Di kursi seberangnya, seorang elf berambut pirang keemasan dengan telinga panjang yang khas duduk dengan anggun. Licia, dengan senyumnya yang ceria, mengangkat cangkir teh dan menyesapnya perlahan.

"Jarang sekali kau mengajakku datang ke rumahmu," ucap Licia santai, matanya berkilat penuh rasa ingin tahu.

Erica tersentak sedikit, lalu buru-buru memalingkan wajahnya. "A-ada hal yang ingin kubicarakan denganmu..." gumamnya pelan, jemarinya saling bertaut di pangkuannya.

Licia menatapnya sejenak sebelum tersenyum penuh arti. Dengan tenang, ia meletakkan cangkirnya kembali ke piring kecil, lalu mencondongkan tubuh sedikit. "Pasti tentang Ferisu-sama, kan?"

Brrr!!!

Tanpa sadar, Erica menyemburkan teh yang baru saja ia minum, membuatnya terbatuk-batuk panik. Wajahnya seketika memerah seperti tomat matang. "Ke-Kenapa pula a-aku mau membahas tentangnya?!" serunya terbata-bata, suaranya sedikit melengking karena gugup.

Licia terkikik geli, menyaksikan reaksi berlebihan dari Erica. Ia kembali mengangkat cangkirnya dengan elegan. "Oh? Kalau bukan tentang Ferisu-sama, lalu kenapa kau tiba-tiba mengajakku kemari?" tanyanya dengan nada menggoda.

Erica mengalihkan pandangannya ke samping, pipinya masih bersemu. "I-itu... bukan urusanmu!" gerutunya pelan.

Licia hanya tersenyum semakin lebar, menikmati bagaimana Erica berusaha menyembunyikan sesuatu yang jelas-jelas terpampang di wajahnya.

"Pasti terjadi sesuatu di dungeon, bukan?" Licia melanjutkan dengan nada santai, tetapi matanya bersinar penuh rasa ingin tahu. "Dari rumor yang beredar di Akademi, kaulah yang berusaha keras mencari jalan keluar. Tapi sejujurnya, itu semua berkat Ferisu-sama, bukan?"

Erica menundukkan kepala, jemarinya mencengkeram tepi rok dengan erat. "Ya... Aku bahkan tak melakukan apa pun..." suaranya lirih, nyaris tenggelam dalam suara angin yang berhembus lembut.

Licia menyesap tehnya pelan, lalu tersenyum penuh arti. "Jadi, apa yang ingin kita bahas hari ini? Kalau soal bagaimana kalian terjatuh ke lantai terbaru dungeon, aku tidak terlalu tertarik." Nada suaranya terdengar menggoda. Yang benar-benar menarik perhatiannya adalah perubahan sikap Erica terhadap Ferisu belakangan ini.

"Hei... apa kau sudah tahu kalau Ferisu memang memiliki kemampuan seperti itu?" tanya Erica dengan nada sedikit murung, menatap Licia penuh harap seakan mencari jawaban yang bisa menenangkan pikirannya.

Licia menatapnya sejenak sebelum menghela napas. "Aku tidak tahu apa yang kau lihat di dungeon, Erica. Tapi aku memang tahu kalau Ferisu-sama menyembunyikan kemampuan aslinya."

Erica mengepalkan tangannya di pangkuan. "Ilmu pedangnya luar biasa, bahkan mungkin setara dengan kesatria terbaik kerajaan. Lalu sihirnya..." ia terdiam sejenak, mengingat kembali bagaimana Ferisu mengendalikan sihirnya dengan mudah. "Kuat... sangat kuat. Terlebih lagi, dia bisa menggunakan lebih dari tiga atribut."

Licia mengangkat alisnya, seolah hal itu sudah bukan kejutan baginya. Namun, melihat ekspresi serius Erica, senyum tipis terukir di wajahnya.

"Kau benar-benar mulai memperhatikannya, ya?" ujarnya dengan nada penuh arti.

"Itu... bu-bukankah wajar kalau kau memperhatikan... tu-tunanganmu sendiri...?" balas Erica dengan suara lirih, nyaris seperti bisikan. Wajahnya sudah semerah buah apel, dan dia pun berusaha menghindari tatapan Licia dengan memalingkan wajah.

Licia, yang masih duduk santai dengan cangkir teh di tangannya, hanya tersenyum penuh arti. "Ya, itu benar."

Jawaban sederhana itu justru membuat Erica semakin salah tingkah. Ia menggigit bibir bawahnya, merasa Licia seperti tahu sesuatu yang bahkan dirinya sendiri belum sepenuhnya sadari.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...----------------...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di depan kediaman Astrea seorang pria turun dari kereta kuda dengan wajah kantuk lalu ia menguap sembari mengusap lehernya yang terasa agak pegal. "Jadi ini rumah Erica?" gumamnya lirih, matanya mengamati arsitektur mansion keluarga Astrea.

Kedua penjaga yang berjaga di gerbang segera mengenali sosoknya. Mereka hanya bertukar pandang sejenak sebelum salah satu dari mereka membungkuk sedikit dan berkata, "Silakan masuk, Ferisu-sama."

Seorang pengawal segera datang menghampiri dan memberi isyarat agar Ferisu mengikutinya. Tanpa banyak bicara, Ferisu pun melangkah masuk, membiarkan dirinya dihantarkan menuju pintu utama mansion.

Di depan pintu, Duke Valcrest dan istrinya sudah berdiri menunggunya. "Kami sudah menunggu kedatangan Anda, Ferisu-sama," ujar Duke Valcrest dengan nada formal, sementara istrinya tersenyum hangat di sampingnya.

Ferisu menghela napas pelan, lalu membalas dengan nada santai, "Ah... ya. Aku juga tidak menyangka akan datang ke sini hari ini."

...----------------...

Beberapa saat sebelumnya.

Di istana, suasana pagi yang damai seketika pecah oleh suara nyaring seorang wanita yang menggema di lorong-lorong.

"Cepat bangun dan bersiap-siap, Ferisu!"

Di dalam kamar yang masih remang-remang, seorang pemuda hanya bergumam malas tanpa membuka matanya. "Lima menit lagi..."

—BAM!

Pintu kamar terbuka dengan kasar. Seorang gadis berambut perak panjang melangkah masuk dengan ekspresi kesal. Itu adalah kakak perempuan Ferisu, Verina.

Tanpa ragu, ia berjalan cepat menuju tempat tidur lalu menarik selimut adiknya dengan paksa. "Sampai kapan kau mau malas-malasan seperti ini!?"

Ferisu mendengus kecil, matanya masih setengah terpejam. "Ini hari libur, Kak. Biarkan aku tidur..."

Verina menatapnya tak percaya. "Setelah insiden di dungeon itu, kau masih bisa bersantai begini? Cepat bangun! Kita akan latihan pedang!"

"Tch!" Ferisu mendecakkan lidah dengan jengkel.

Verina yang mendengarnya langsung menyipitkan mata, bibirnya melengkung membentuk senyuman berbahaya. "Apa kau baru saja mendecakkan lidah padaku?"

Tapi sebelum situasi semakin buruk…

"Permisi…"

Seorang pelayan muncul di ambang pintu.

Verina berbalik, sedikit kesal karena ada yang mengganggu hajarnya terhadap Ferisu. "Ada apa?"

"Yang Mulia Raja memanggil Ferisu-sama. Beliau menunggu di ruang tamu."

Begitu mendengar itu, Ferisu langsung bangkit dari tempat tidur, tanpa ragu melesat keluar kamar.

"Tunggu! Ferisu!" Verina memanggil, tapi adiknya sudah menghilang di balik lorong.

...----------------...

Di ruang tamu istana, seorang pria berwibawa tengah duduk santai di sofa. Wajahnya sedikit menyerupai Ferisu, hanya saja sorot matanya jauh lebih tajam dan tegas. Dialah Raja, ayah Ferisu.

Begitu melihat anaknya datang, ia hanya mengangkat alis dan tersenyum kecil. "Oh, kau akhirnya sampai juga..."

"Ada apa, Ayah?" tanya Ferisu langsung, tanpa basa-basi.

Sang Raja menghela napas sebelum berkata, "Pergilah ke kediaman keluarga Astrea. Sepertinya mereka ingin mengucapkan terima kasih padamu."

Ferisu terdiam sejenak, mencerna permintaan itu.

Jika ia tetap tinggal di istana, Verina pasti akan terus mengganggunya dengan latihan pedang. Tidur nyenyak? Mustahil. Tapi jika ia pergi ke rumah Duke, mungkin ia masih akan direpotkan… tapi setidaknya, itu lebih baik daripada berurusan dengan kakaknya yang gila latihan.

Setelah mempertimbangkannya, akhirnya ia mengangguk. "Baiklah, aku akan ke sana."

1
pembaca gabut
laura ?
pembaca gabut
bocah terlalu obsesi terhadap kekuatan wkwkkw lol bentar lgi mati
Retno Palupi
melihat dari cara manggil ini berlatar jepang ya? menurut ku novel ini berat untuk difahami, apa saya saja yg sulit mengerti ya. banyakpelajaran sih cuma agak susah paham 🤭
Katsumi: sebenarnya ga latar jepang, cuma karena kebiasaan aja jadi pake itu. 🗿
total 1 replies
Frando Wijaya
next Thor 😃😆
Frando Wijaya
Cain? nma ini Dr anime itu 😅
Frando Wijaya
jls bgt ingin kabur
Frando Wijaya
menunggu wkt utk bertemu ferisu kembali
angin kelana
lanjuuut
Sabac
Luar biasa
キャットマスター
lanjut thor, oh iya nanti kubaca novel barumu thor 😁
キャットマスター
gelo udah jadi sebuah kerajaan aja nih, lanjut thor 🔥🔥
キャットマスター
akhirnya setelah sekian hari bisa buka noveltoon untuk baca novelmu thor
Nanda Masker
Semangat ya thor
Shirase
gpp, aku bakal menantikannya untuk kedepannya!! semangat thor!!/Hey/btw jika punya waktu, mampirlah sesekali di karya terbaru ku :v makasih!
Frando Wijaya
oke tdk mslh Thor 😃...
Mr. Wilhelm
Lanjut update yang banyak thor /Determined/
Katsumi: 🗿/Cleaver/ lanjut kerja
total 1 replies
mathiasclover
badut banyak ngatur
Renn.
yandere kahh🤤🤤😍
Renn.
perasaan bagus bagus aja sifat mc kayak gini, malah bagus gini sih dri pada sifat caper😐
Katsumi: wkwkwk, kalo caper malah kek geli liatnya v:
total 1 replies
Renn.
loli kah heroinny?😩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!