NovelToon NovelToon
CEO AND ME

CEO AND ME

Status: tamat
Genre:Perjodohan
Popularitas:5.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Dewi Mutia

Seorang wanita bernama Tania dijodohkan dengan teman masa kecilnya bernama Ikrar Abraham. Mereka berdua sama - sama saling mencintai. Namun, mereka mulai terpisah saat Ikrar melanjutkan pendidikannya di luar negri.

Saudara tiri Tania yang menginginkan semua milik Tania termasuk Ikrar, lelaki yang dijodohkan Tania, berusaha memisahkan mereka berdua. Bahkan demi melancarkan niat jahatnya itu. Ia dan ibunya mengusir Tania dari Rumah besarnya.

Saat Ikrar kembali untuk menikahi Tania, ia sudah tidak mendapatkan Tania di rumah besar keluarga Tania. Demi perjodohan antar keluarga, Ikrar harus bertunangan dengan Belinda, saudara tiri Tania.

Sementara Tania kini hidup sebagai wanita miskin yang tidak punya apa - apa.

Untuk mendapatkan uang biaya hidupnya, ia harus bekerja apa saja bahkan ia rela mengubah penampilannya menjadi wanita culun saat mulai bekerja sebagai asisten Ikrar. Tidak sampai disitu saja, Ikrar bahkan sering menghina dirinya sebagai wanita bodoh, pengganggu dan wanita penggoda.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Tania sampai ia harus menyembunyikan jati dirinya dari semua orang?

Apa yang akan dilakukan Ikrar saat ia tahu kalau wanita yang sering ia hina adalah wanita yang sangat ia cintai?

Simak yuk.

IG: @dewimutiawitular922

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 35 Tukar cincin

Mobil Ikrar kini melaju meninggalkan rumah Kediaman Abraham. Tampak di wajahnya kalau ia masih sangat marah dengan kejadian tadi, bahkan Tania sedikit takut untuk mengajaknya bicara. Ia lebih memilih diam menunggu Ikrar kembali reda dari rasa amarahnya baru ia akan bicara pada Ikrar.

Mobil Ikrar yang di kendarai supir pribadinya itu, telah sampai di Gedung Penthouse miliknya. Ikrar segera turun dari mobilnya tanpa menunggu supir membuka pintu mobil untuknya.

“Tania, ayo turun!” ajak Ikrar ketika ia sudah turun dan berdiri di samping mobil menunggu Tania turun. Saat itu, Ikrar mengulurkan tangannya di depan Tania.

Tania pun turun dari mobil sambil memegang tangan Ikrar . Mereka masuk ke dalam gedung penthouse, dan berjalan masuk ke dalam lift bersama – sama sambil bergandengan tangan menuju penthouse milik Ikrar.

Tak lama kemudian, mereka keluar dari lift, dan masuk ke dalam penthousenya.

“Tania, kau duduklah sebentar di sofa. Aku mau menghubungi seseorang!” pinta Ikrar ketika ia dan Tania sudah berada di dalam penthousenya.

“Oke, baiklah,” balas Tania sambil tersenyum pada Ikrar.

Tania pun berjalan ke arah sofa dan duduk di sana, sedangkan Ikrar mengambil ponsel miliknya di kantong celananya. Ia mulai menghubungi seseorang yang membuat Tania terlihat penasaran melihat Ikrar. Saat itu, Ikrar sesekali menoleh melihat Tania sambil melemparkan senyum pada wanita yang ia cintai itu.

Selesai menelfon, Ikrar kembali menghampiri Tania, dan duduk di samping Tania.

“Apa kau lapar?” tanya Ikrar yang melihat Tania diam saja di sampingnya.

“Tidak, aku sama sekali tidak lapar. Oh, ya ... siapa yang kau telfon tadi?” tanya Tania yang sedikit penasaran.

“Oh, itu. Aku menghubungi orang untuk membawakanmu sesuatu. Sebentar lagi mereka akan datang. Tunggu beberapa menit lagi,” jawab Ikrar.

“Bawa apa?” tanya Tania yang semakin penasaran.

“Kau akan tahu kalau mereka sudah datang,” jawab Ikrar.

Tiba – tiba lift penthouse Ikrar terbuka, membuat mereka berdua langsung menoleh melihat ke arah lift.

“Kalian sudah datang?” kata Ikrar sambil berdiri, kemudian berjalan menghampiri kedua orang yang berdiri di depan pintu lift.

“Iya Tuan Muda. Saya sudah bawakan beberapa model cincin pasangan untuk Anda,” jawab salah satu bawahan Ikrar yang memegang sebuah kotak besar berwarna merah.

“Masuklah, dan tunjukkan itu semua padaku!” perintah Ikrar.

“Baik Tuan Muda.”

Kedua orang itu pun masuk ke dalam mengikuti Ikrar yang sudah berjalan di depannya.

Ikrar langsung duduk kembali di sofa tepat di samping Tania yang sudah terlihat bingung sejak tadi.

“Mereka siapa?” tanya Tania sambil melihat Ikrar.

Ikrar hanya tersenyum melihat Tania tanpa menjawab pertanyaannya, kemudian kembali melihat kedua orang yang berdiri di depannya memegang sebuah kotak besar.

“Tunjukkan semua yang kau bawa itu!” pinta Ikrar.

“Baik.” Balas kedua orang secara bersamaan.

Kedua bawahan Ikrar pun meletakkan kotak yang mereka pegang, dan meletakkannya di atas meja tepat di depan Ikrar. Mereka membuka kotaknya yang membuat Tania langsung kaget melihatnya.

“Kenapa ada cincin sebanyak itu?” tanya Tania yang tercengan melihat cincin mewah di depannya.

“Aku sengaja membawakannya untukmu. Kau pilih mana yang kau suka nanti mereka bisa mengubah ukuran cincinnya seperti ukuran jarimu,” jawab Ikrar.

“Tapi ... ini buat apa Kak Ar, cincin sebanyak ini. Apalagi sangat mahal?” kata Tania yang menolak untuk memilih.

“Pilih saja dulu yang mana kau suka!” pinta Ikrar.

“Aku tidak mau. Bawa saja barangnya kembali. Aku tidak memerlukan barang mewah lagi!” tolak Tania.

Ikrar yang melihat Tania seakan menolak keinginannya, mulai mencari cincin yang menurutnya bagus.

Setelah mendapat yang terlihat cocok untuk Tania, ia pun memegang tangan Tania di depannya, menyematkan cincinnya itu di jari manis Tania, kemudian berkata: “Tania, seharusnya acara pertunangan yang pernah kulakukan itu adalah acara pertunangan kita. Tapi, karena masalah yang di sebabkan Tante Maya dan Belinda. Aku tidak bisa bertunangan denganmu, jadi hari ini aku mau memberikan cincin pertunangan untukmu. Dan sebenarnya, pertunangan itu tidak penting bagiku. Acara pesta seperti itu hanyalah formalitas. Bagiku yang penting adalah acara sakralnya.”

Tania mengangkat tangannya, melihat cincin di jari manisnya dengan jelas. Ia menatap cincin di jari manisnya sambil tersenyum.

Setelah puas melihat, Tania kembali mengangkat bola matanya melihat Ikrar, kemudian berkata: “Lalu, dimana pasangan cincin yang kupakai ini?”

“Ini nona!” kata salah satu bawahan Ikrar sambil memberikan cincinnya pada Tania.

Tania meraih cincinnya, kemudian tersenyum melihat Ikrar.

“Berikan tanganmu!” kata Tania.

Ikrar dengan cepat mengulurkan tangan kirinya di depan Tania, yang memang sudah tahu kalau Tania pasti menyematkan cincinnya itu di tangannya.

Tania langsung memegang tangan Ikrar, kemudian memasang cincinnya di jari manis Ikrar.

“Bagaimana, kau sudah puas, kan? Kita berdua sekarang sudah bertunangan!” kata Tania.

Ikrar yang terlihat sangat senang bisa saling bertukar cincin dengan Tania, langsung memeluk Tania dengan erat, kemudian berkata: “Aku sangat bahagia hari ini. Kau bersedia menerimaku kembali, tapi aku akan semakin bahagia kalau kita bisa menikah. Tunggu sampai aku berumur 30 tahun, aku pasti akan menikahimu!”

Tradisi keluarga Abraham memang mengharuskan setiap pria menikah di umur 30 tahun. Dan itu masih berlaku sampai sekarang. Jika saja tidak ada tradisi seperti itu, mungkin Ikrar sudah menikahi Tania sekarang. Tentu saja Tania dan semua orang tahu tentang tradisi itu.

“Iya, aku juga bahagia sama sepertimu,” balas Tania yang saat itu membalas pelukan dari Ikrar.

Ikrar kembali melepaskan pelukannya, kemudian memegang kembali kedua tangan Tania.

“Apa kau masih mau memilih cincin yang kau sukai?” tanya Ikrar.

“Kenapa aku harus memilih lagi? Pilihanmu sudah bagus!” kata Tania melihat cincin di jari manisnya.

“Tapi, kau juga harus mengutarakan pendapatmu. Kalau kau tidak suka dengan pilihanku. Aku bisa menggantinya dengan yang kau suka,” ucap Ikrar.

“Benar, tidak usah. Aku suka dengan cincin yang ini. Biarkan saja mereka kembali!” kata Tania.

“Oke, baiklah,” jawab Ikrar.

Ikrar menoleh melihat kedua bawahannya yang sejak tadi berdiri diam di depannya, kemudian berkata: “Pergilah. Aku sudah mendapat yang kuinginkan!”

“Baik tuan,” balas bersamaan sambil membungkuk hormat di depan Ikrar.

Kedua orang itu pun kembali merapikan barang – barangnnya, dan mengambilnya, kemudian berjalan pergi meninggalkan Ikrar dan Tania.

Setelah mereka pergi, Ikrar kembali fokus pada Tania.

“Kau pasti lelah, kan?  Sebaiknya kau istirahat dulu di kamar. Simpan tenagamu untuk besok. Besok aku akan bawa kau bertemu dengan seseorang!” pinta Ikrar.

“Siapa?” tanya Tania yang terlihat penasaran.

“Besok juga kau akan tahu. Kau tidurlah di kamar. Aku akan tidur disini,” kata Ikrar.

“Punggungmu tidak sakit kalau kau tidur di sofa?” tanya Tania yang sedikit khawatir dengan Ikrar.

“Tentu saja sakit. Apa kau berencana mengajakku tidur bersama di kamar?” kata Ikrar tersenyum menggoda Tania.

Tania langsung berdiri dengan cepat ketika mendengar ucapan Ikrar.

“Aku tidur dulu. Selamat malam!” pamit Tania tanpa melihat Ikrar yang masih tersenyum melihatnya.

Ia tidak menanggapi ucapan Ikrar atau meneruskan lagi obrolan mereka. Itu karena ia sedikit takut kalau Ikrar benar – benar akan tidur satu kasur dengannya. Tania pun berjalan cepat menuju kamarnya, tanpa menoleh melihat Ikrar yang masih tersenyum melihat tingkah Tania di depannya.

.

.

.

1
iren thezer
alur cerita bagus
Sundari Sekariputi
bgs ceritanya apalagi ada visual gambarnya tambah mantap aj thor 👍👍👍
DewMutt: mampir ya ke novel baruku. istriku Pelayanku 🤗
total 1 replies
Imronah Iim
saya suka karna cerita langsung ke intinya
Sany harum
Kecewa
Bzaa
kerennnnn cerita nya,
Mega Zeen
dasar lemot
Sumarni
ihhhhhh dasar ibu tiri gila harta
anong
ceritanya👍
Siti Fatimah
Makanya elu ceritain apa yg terjadi Oneng biar kesalahpahaman bisa selesai... elu menutupi terus apa yg terjadi gmn c ikrar nggak salah paham hadeuuhhh ribet amat...
Siti Fatimah
Hadeuuhhh gimana mslh mau selesai elunya aja diem Bae...Lo pikir ikrar paranormal yg bisa baca pikiran Lo..
Siti Fatimah
Karena elo Oneng 🤣🤣🤣
Siti Fatimah
Selain lembek cowoknya Oneng 🤣🤣🤣 gampang banget di bodohi ...dia kan CEO ya punya banyak uang kenapa bisa percaya gitu aja dengan semua cerita c Mak Lampir wkwkwk...
Siti Fatimah
Teman tapi saat Tania di hina Lo cuma diem aja wkwkwk...jadi temen macam apa 😅😅
Siti Fatimah
Terkadang kita harus menjadi wanita yg kuat dan berani jangan lembek karena kita tidak bisa terus mengandalkan orang lain apalagi saat yg membela kita nggak ada di sisi kita..jadilah wanita yg strong dan berani jangan menya menye ya jelas harga diri Lo di injak2 terus klo Lo lembek..
Siti Fatimah
Payaahh karakter ceweknya lembek banget dan cowoknya lagi cuma bisa bengong aja 😅😅,,,klo gue dah gue gampar tuch c Mak Lampir...
Hilman damara
bagus banget ceritanya aku suka
Yoga Yoga
aq mampir ngge
Elmiah
cinta memang aneh tahu mencari pasangan yg kita cintai walaupun wajah berubah tapi hati tetap saling rindu
Juan Sastra
mendrama terus...hadeeehh
Sky Blue
Masih mnunggu klanjutn sterusnya😔😔😔👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!