Nandira Adara gadis dengan wajah biasa dan kaca mata tebal serta rambut yang selalu di ikat rapih ke belakang. Gadis kuper dan kutu buku yang satu sekolah dengan Rainan Adnan Wijaya,pria tampan, kaya dan terkenal di sekolahnya. Ditantang taruhan dengan teman temanya untuk menaklukan hati Nandira yang sama sekali tidak di sukai nya. Sampai mereka selesai kuliah ternyata papa Rainan menjodohkan Rainan dengan Nandira. Bagaimana rasanya? Akankah Rainan bisa menyukai Nandira?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She Uchull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecewa
Rai masih asik menikmati makanan dan hobi nongkrong nya malam itu di sebuah cafe. Rai mengambil handphone nya yang tidak dia cek sama sekali dan nada getar nya pun di silent.
astaga banyak banget panggilan masuk sama pesan dari dira.
Rai bergegas membuka pesan masuk itu satu persatu.
Rai, kamu di mana? aku masih sakit, aku juga belum makan. tulis dira di pesan tersebut.
Rai mendelik kaget membaca pesan Dira, dia benar benar lupa kalau istrinya itu sedang sakit dan lebih memilih menghabiskan waktunya bersama teman-teman nya.
"Rai, mau balik loe? " tanya Arya yang melihat tingkah Rai gerasak gurusuk dan tampak panik.
" iya, gue lupa Dira lagi sakit," sahut Rai sambil memasukkan kembali handphone nya ke saku dan bersiap meninggalkan tempat itu.
" Lah, bini lagi sakit bisa lupa gitu? sengaja kali itu sih bukan lupa," ledek Nanda sambil tertawa.
" Berisik loe! " umpat Rai yang langsung meninggalkan teman temannya yang masih memperhatikan nya sambil tertawa.
Rai secepat mungkin melajukan mobil nya, sampai dia tiba di rumahnya dan bergegas membuka pintu dengan kunci cadangan yang di bawanya.Rai mempercepat langkah nya ke kamarnya dan melihat Dira yang tertidur dengan posisi miring membelakangi nya.
Rai berjongkok dan melihat wajah Dira yang sudah memejamkan matanya.
" Dir, " panggil Rai pelan seraya mengusap lembut pipi Dira.
Dira yang merasa ada yang memegang wajahnya perlahan mulai membuka matanya.
" Rai? " ucap Dira yang tampak terkejut melihat rai sudah ada di depan matanya.
Dira segera beranjak duduk dari tidurnya.
" Ngapain kamu pulang? " tanya Dira dengan wajah yang sangat kesal bercampur sedih.
" Maaf dir, tadi aku ke cafe sama teman teman aku, aku lupa kalau kamu sakit," Rai mencoba menjelaskan.
" Lupa? lucu ya? sama istri sendiri lupa tapi sama teman selalu ingat," sahut Dira.
" Dir, aku minta maaf, "
" Kamu tuh Rai kan kamu tau aku sendiri di rumah aku juga lagi sakit, aku juga belum makan tapi kamu malah enak enakan makan di cafe sama teman kamu. " ucap Dira yang sudah tidak bisa membendung air matanya.
" aku minta maaf dir, aku benar-benar lupa, handphone aku juga aku silent jadi aku enggak tau kamu hubungin aku, " Rai mencoba menjelaskan kembali.
" Udah lah Rai, tinggal serumah sama kamu yang ada aku bisa mati enggak ketahuan, aku mau pulang ke rumah orang tua aku aja," Dira segera beranjak dari kasur nya untuk keluar kamar.
Dengan cepat Rai menahan lengan Dira untuk menghentikan langkah nya.
" Dir, jangan gitu dong, aku minta maaf, gini aja gimana kalau aku cari pembantu di rumah jadi kamu enggak sendiri lagi di rumah? "
" Oh gitu kamu cariin aku pembantu supaya aku enggak sendirian di rumah terus kamu bisa lebih bnyak waktu sama temen temen kamu, gitu? " ucap Dira yang semakin kesal dengan perkataan Rai.
" Astaga, salah lagi aja, bukan gitu maksud aku." sahut Rai yang mulai frustrasi membujuk Dira yang sedang marah.
Dira melepaskan paksa tangan nya dan mencoba bergegas melangkah kan kakinya, tapi dengan sigap Rai memeluknya dari belakang.
" Dir, aku minta maaf, benar benar minta maaf," bisik Rai sambil memeluk Dira
" Lepasin, "
" Aku enggak akan Lepasin sebelum kamu maafin aku, "
" Yaudah, aku maafin jadi sekarang cepat Lepasin pelukan kamu," pinta Dira.
Rai akhirnya melepaskan pelukan nya, dan Dira kembali ke tempat tidurnya yang langsung menarik selimut tebalnya menutupi seluruh tubuhnya.
Rai mencoba menghampiri Dira.
" Dir, kamu belum makan? aku pesanain makanan ya," bujuk Rai.
" Engga usah, " sahut Dira dari dalam selimut.
" Nanti kamu tambah sakit,"
" Enggak usah sok perduli sama aku, "
" Astaga.. harus gimana sih aku? " geram Rai yang mulai gemas dengan tingkah istrinya , dan Dira hanya terdiam sambil memejamkan matanya malam itu tanpa memperdulikan Rai yang masih mengoceh tak jelas.