Anna dan Ananta dua gadis kembar yang sengaja di pisahkan sejak masih bayi. Setelah dewasa, keduanya tidak sengaja kembali bertemu dan sepakat untuk bertukar tempat karena merasa tidak puas dengan kehidupan mereka masing-masing.
Kehidupan keduanya bertolak belakang. Anna hidup sederhana di kota kecil, sedangkan Ananta hidup serba berkecukupan di Ibukota. Anna dicintai dengan tulus oleh Raksa, pemilik hotel tempat Anna bekerja sebagai Cleaning Service. Sedangkan Ananta sudah menikah dengan Rendra, salah pengusaha muda kaya raya. Sayangnya Ananta tidak dicintai.
Ikuti keseruan cerita mereka. Tolong jangan lompati Bab yaa.
Terima kasih sudah mampir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nittagiu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rahasia Si Kembar Anna
Ananta terus mengaduk-aduk makanan yang ada di piring. Gadis itu belum menyuapkan satu sendok pun makanan ke mulutnya. Sungguh, rasa penasaran tentang foto Papa yang ada di album foto orang tua Anna, begitu mengganggu pikirannya.
“Makan dulu, Nak. Nanti juga ibu cerita.” Ibu menepuk bahu Ananta, hingga membuat gadis itu tersadar dari lamunan.
“Ada apa, Buk?” Suara Ayah ikut menimpali.
“Itu loh, Yah. Foto Mas Adi. Anna penasaran.” Ibu tertawa geli saat melihat wajah ayah tiba-tiba cemberut.
“Itu pasti mantan pacar Ibu yaa…” Raksa ikut meledek, membuat Ibu semakin tertawa lucu. Terlebih lagi, saat melihat wajah ayah semakin jelek.
“Enggak boleh ngomong gitu, Nak Raksa. Nanti Ayah cemburu.” Jawab Ibu, masih dengan nada penuh canda. Benar, setelah puluhan tahun berlalu, laki-laki itu hanya sebatas kenangan dan pelajaran berharga dalam hidupnya.
“Cerita dong, Bu…” Kali ini Raksa sudah memohon.
Di seberang meja, Ananta semakin terpaku. Mantan? Ya Tuhan, siapa orang-orang ini?
“Baiklah, habiskan makanan kalian dulu. Setelah itu, ibu akan menceritakan semuanya.” Jawab Ibu. Tak ada keraguan di wajah tuanya. Hanya ada senyum bahagia terpancar di sana.
“Aku masih kenyang, Bu.” Ananta meletakkan sendok nya di atas piring.
“Makanan kamu bahkan belum tersentuh sama sekali. Kalau kamu enggak makan, Ibu enggak akan cerita.” Tegas Ibu. Entah apa yang terjadi dengan putrinya ini.
Ananta kembali mengambil sendok yang ia letakkan di atas piring, dan mulai menyantap makanannya yang entah mengapa malam ini rasanya tak seenak malam-malam biasanya. Meski begitu, ia tetap menghabiskannya. Yah, ia ingin mendengar cerita yang mungkin nanti bisa merubah hidupnya di kemudian hari.
“Baiklah, seperti biasa. Anna dan Raksa membersihkan meja makan. Ibu dan Ayah akan menyiapkan cemilan sambil mendengarkan Ibu bercerita.” Kali ini Ayah yang bersuara.
“Siap, Pak.” Raksa memberi hormat. Dengan penuh semangat perjuangan untuk mendapat balasan cinta dari putri Ayah, ia mulai membersihkan meja makan. “Kamu duduk aja di situ. Aku akan melakukan semua tugas kamu.” Ia mendorong bahu Ananta agar gadis itu kembali duduk manis di bangku.
##
Di dalam kamar, tidak hanya mengambil album foto yang tadi dilihat Ananta, ibu juga mengambil satu lembar foto yang ia simpan di dalam lemari.
“Kamu yakin mau menceritakan ini pada Anna?” Tanya Ayah. Laki-laki itu menggenggam tangan istrinya.
“Sepertinya Anna mulai membalas perasaan Raksa, Yah. Aku sangat takut putri kita terluka. Mungkin, jika aku menceritakan kisah ini padanya, ia bisa mempertimbangkan dengan matang keputusan yang akan dia ambil nanti.” Jawab Ibu yakin.
Ayah hanya bisa mengangguk mengiyakan.
Setelah semua selesai, empat orang berbeda usia itu duduk di dalam ruang keluarga. Suasana sangat hangat dan nyaman. Kehidupan yang sangat diimpikan oleh Raksa dan juga Ananta. Bagimana tidak, keduanya tidak pernah merasakan kehangatan saat menghabiskan waktu bersama keluarga seperti ini, bahkan untuk bertemu orang tua pun rasanya begitu sulit.
“Nak, sebelum ibu bercerita. Ibu ingin meminta maaf terlebih dahulu kepadamu.” Ibu meraih tangan Ananta, dan menggenggam nya dengan erat. “Laki-laki ini salah satu orang berharga yang pernah hadir dalam hidup Ibu.” Ia meletakkan gambar yang membuat Ananta penasaran, ke atas meja.
“Siapa laki-laki ini, Bu? Wah, cukup tampan. Tapi masih lebih tampan Ayah.” Raksa meraih foto itu dan menatapnya sejenak, lalu kembali meletakkan foto itu kembali ke atas meja.
“Dia Ayah kandung Anna.” Jawab Ibu, membuat Raksa dan Ananta begitu terkejut.
Beberapa saat kemudian, Ayah kembali meletakkan satu buah foto di atas meja. Kali ini, tidak hanya foto pria tapi juga ibu. Bukan hanya itu, dua orang yang terlihat begitu serasi, sama-sama memeluk dua bayi.
Ananta semakin terkejut. Kali ini, mata indahnya tidak hanya berkaca, tapi buliran bening mulai meluncur begitu saja di sudut mata indah itu. Ya Tuhan, apakah ini memang rencana besar yang Tuhan sediakan untuknya? Meski begitu, dia masih memilih diam. Bukan memilih diam, tapi ia tidak tahu harus bercerita apa dengan kenyataan yang ia terima hari ini.
“Sama seperti hubungan kalian berdua. Bedanya, dulu ibu tidak pernah menggunakan logika untuk berpikir, dan hanya terus mengikuti perasaan hingga akhirnya terluka begitu banyak dan dalam.” Kali ini, wajah yang sejak tadi penuh canda, sudah diliputi kesedihan. Sepertinya, kisa masa lalu yang penuh luka, mulai memenuhi pikirannya.
“Namanya Mas Adi. Beliau salah satu anak orang terkaya di Ibukota.” Ucap Ibu. Wanita paruh baya itu menarik nafas nya dalam. Sepertinya, sesuatu yang berat tengah menahannya untuk kembali membuka luka itu.
Di ruangan yang sama, Ayah memilih diam. Ia sudah tahu hari berat apa yang pernah dilalui istrinya ini. Tapi, ia memilih untuk tidak ikut campur.
“Cerita lagi, Bu..” Kali ini, setelah sekian menit menutup mulutnya rapat, Ananta tiba-tiba bersuara.
“Kedua orang tua Mas Adi tidak menyetujui hubungan kami. Mas Adi berjanji akan melakukan apa pun agar Ibu tetap tinggal di sisi nya. Dengan cinta yang sama besar, Ibu bahkan bersedia diajak nikah diam-diam. Semakin Mas Adi melakukan banyak hal untuk melindungi Ibu dari keluarganya, semakin semangat pula keluarga itu mencari cara untuk menyakiti Ibu.” Mata tua wanita paruh baya itu mulai berkaca. “Puncak paling menyakitkan, setelah melahirkan dua anak perempuan kembar. Mas Adi memilih menikahi wanita pilihan orang tuanya, agar Ibu dan si kembar, tidak lagi digangggu oleh keluarganya. Seorang wanita wanita bisa bertahan dari ketidakadilan keluarga laki-laki yang ia cintai. Ibu bisa menahan rasa sakit setiap kali hinaan itu datang. Tapi, sekali nya laki-laki itu mengkhianati, ibu tidak akan lagi bertahan di sisi nya.” Sambung wanita paruh baya itu.
“Lalu, di mana putri ibu yang lain?” Tanya Ananta.
“Si bungus sangat lemah. Foto ini diambil saat Ibu masi harus bolak balik ke rumah sakit untuk merawat si bungsu. Ayah kamu yang memotret foto ini.” Ibu mengusap foto yang juga ada di atas meja. “Namanya juga Anna. Sama seperti nama kamu. Adik mu sudah menderita kelainan jantung sejak dilahirkan, dan dia membutuhkan perawatan intensif. Keluarga Mas Adi berjanji akan merawatnya dengan baik, asalkan ibu bersedia pergi. Karena ibu juga memang berencana pergi, namun, kehidupan Ibu yang tidak pasti, ibu pun tidak ingin mengambil resiko membawa kalian berdua sekaligus. Dan keputusan pertama saat ibu memilih menggunakan logika saat itu adalah, meninggalkan adikmu diasuh oleh Ayah kandung kamu. Dia menjadi putri pertama dari Mas Adi dan wanita pilihan keluarganya. Sedangkan kamu, yang memang saat itu tidak memiliki legalitas hukum, dan laki-laki baik ini juga bersedia menerima kita berdua, ibu akhirnya bersedia menikah dan hidup bahagia sampai hari ini.” Ibu sudah memeluk lengan Ayah, dan bersandar di bahu paling nyaman itu.
“Pasti Ayah sudah mencintai Ibu diam-diam, kan?” Suara Ananta terdengar serak. Bahkan hidung gadis itu sudah memerah karena menahan tangis.
“Itu kamu tahu..” Jawab Ayah, membuat empat orang yang ada di dalam ruangan itu tertawa.