WARNING!!
INI HANYA SEKEDAR CERITA KHAYALAN SEPINTAS. TANPA MENGIKUTI NORMA HUKUM DAN AGAMA.
BIJAKLAH DALAM MEMBACA, KHUSUS YG SUDAH MENIKAH SAJA.
Apa yang harus di lakukan, jika tiba-tiba gadis yg belum menikah, dan merasa tidak pernah melakukan hubungan badan dengan seorang lelaki manapun, tetapi tiba-tiba di perut nya ada janin yang sudah tumbuh.
"Tidak,, ini semua mustahil, apa iya di jaman sekarang masih ada perempuan yang hamil, tanpa lelaki. Seperti jaman Siti Maryam."
Naura menangis sambil menekuk kakinya, dia bingung dengan apa yang menimpanya.
PENASARAN???
BACA CERITA PERTAMA AKU YA,,
MOHON MAAF, SAYA PENULIS PEMULA, PASTI BANYAK SALAH-SALAHNYA, MOHON MAKLUM, DAN JANGAN LUPA KRITIKNYA..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
Naura masih belum bisa memejamkan matanya. Dia berbalik, memperhatikan wajah Vino yang sudah tertidur.
Tak lama kemudian, akhirnya dirinya bisa ikut tertidur.
****
Pagi hari, Vino terbangun dengan senyum yang mengembang. Ditatapnya wajah Naura yang berada di dada bidangnya. Naura semakin mengeratkan pelukannya, saat Vino mengelus pipinya.
Dengan perlahan, tangan kekar Vino memindahkan sebelah tangan naura yang berada di atas perutnya. Vino tersenyum mendengar lenguhan Naura, saat Vino memindahkan kepala istrinya ke atas bantal.
Hari ini, Vino harus kembali bekerja, cutinya sudah habis. Papa Andre hanya memberinya cuti selama dua hari.
Vino sempat mencium kening Naura, sebelum dirinya melangkah ke kamar mandi.
Ritual mandi kali ini, Vino tidak lepas dari senyum mengembang di bibirnya. Dia terus mengingat tidur semalam. Untuk pertama kali, Naura yang meminta dirinya tidur bersama istrinya.
Vino keluar dari kamar mandi, dengan pakaian kerja yang sudah melekat di tubuhnya. Hari ini dia begitu semangat. Meskipun ada rasa enggan untuk meninggalkan istrinya.
Naura meregangkan otot tangannya. Dia bangun, tangannya beberapa kali menutup mulutnya yang masih saja menguap.
Vino menatap wajah Naura, melihat wajah bangun tidur istrinya yang masih polos, tanpa riasan apapun, justru sangat terlihat alami, dan perempuan itu masih saja terlihat cantik.
"Kamu sudah bangun, gimana tidurnya? nyenyak gak?" Vino berjalan ke arah Naura, sambil sibuk mengancingkan lengan bajunya.
Naura menggercap beberapa kali, "i iya, nyenyak kok." Sungguh malu, melihat Vino yang sudah terlihat keren dengan pakaian yang rapi, siap untuk bekerja. Sedangkan, dirinya baru bangun, masih duduk di atas ranjang.
Dengan wajah yang merah, karena malu. Naura merutuki kebodohannya. Harusnya, di hari pertamanya berada di rumah ini, dia harus bangun pagi. Biar mendapat kesan yang baik, di depan mertuanya. Dengan tergesa-gesa, Naura pergi ke kamar mandi. Membasuh wajah, dan menggosok giginya.
Saat Naura keluar dari kamar mandi, ternyata, Vino sedang berdiri menunggunya.
Vino tersenyum, menggenggam tangan Naura, "jebawah yu, kita sarapan. Mama sama Papa sudah nunggu."
Naura diam mematung "aku, sarapannya nanti aja siang. Aku masih belum lapar, aku disini aja ya" Naura terlihat ragu-ragu.
Vino menatap wajah naura dengan tatapan teduh. "Ayo, kalau nanti, namanya udah ganti, jadi makan siang."
Akhirnya Naura hanya menurut, saat tangannya di genggam Vino, dirinya berjalan, mengikuti langkah suaminya.
Andre melirik sekilas ke arah Naura, kemudian melanjutkan lagi sarapannya. Sedangkan Anita, mama mertuanya itu dengan hebohnya menyambut Naura. "Naura sayang, gimana tidurnya? maaf ya, kalau tempat ini kurang nyaman buat kamu, kamu pasti gak nyenyak ya, semalam?."
Entah pertanyaan atau sindiran, yang pasti Naura merasa sangat malu. "Gimana aku gak nyenyak, bangun aja aku kesiangan." Batin Naura.
Naura tersenyum, wajahnya menunduk. "Nyenyak banget kok, Mam. Maaf ya, Naura kesiangan, gak bantuin Mama buat nyiapin sarapan."
Anita berdiri, mengusap bahu Naura, kemudian menuntun Naura untuk duduk di samping tempat duduknya, "sudah, gak papa, mama ngerti kok, kamu pasti cape banget, habis perjalanan jauh. Lagian, sudah ada bi Sumi, yang nyiapin semua ini."
Naura tersenyum mengangguk. Namun, wajahnya jadi berubah sedih, saat melihat wajah papa mertuanya yang terlihat masam, saat melihat kearahnya.
Dengan sedikit ragu, Naura melihat ke arah Andre, "pagi, Pah," Naura menyapa Andre.
Andre mengangguk, dengan wajah datar, tanpa melihat ke arah Naura "siang" jawabnya.
****
Naura sekarang tinggal sendiri. Anita pergi, ada panggilan dari rumah sakit. Vino sudah berangkat, sedangkan papa mertuanya, entah pergi kemana.
Setelah mandi, dirinya sudah merasa segar. Naura duduk di sofa ruang keluarga. Sungguh, berada di rumah sebesar rumah keluarga Vino, sangat membosankan. Naura terus mengganti chanel tv, mencari acara tv yang menurutnya menarik.
Ting tong.. Ting tong.
Suara bel rumah, membuatnya berdiri dari duduknya, "biar aku aja, Bi." Naura menghentikan Bi Marni, yang sedang berjalan ke arah pintu.
Bi Marni mengangguk, "baik, Non" jawab pembantunya.
Naura membuka pintu besar itu, matanya membulat sempurna, saat melihat siapa yang datang, "Aldi, kamu ngapain, kesini?" Pertanyaan Naura sangat terdengar tidak santai.
Naura yang sudah mengetahui tentang Aldi yang menjadi penyebab, dari kebejatan Vino. Membuat perempuan itu, menjadi benci terhadap Aldi.
Aldi tertawa kearahnya, "jangan lupa ya Naura sayang, ini rumah sodara aku, jadi aku bebas kalau mau kesini."
Naura melotot, saat mendengar kata sayang, yang keluar dari mulut Aldi, dengan begitu santai.
Seperti bisa menebak ekspresi Naura, Aldi langsung tertawa, "iya sory, Kakak ipar" Aldi mengedipkan sebelah matanya.
Naura semakin melongo dengan kelakuan Aldi yang sekarang. Kenapa lelaki itu menjadi genit seperti itu, "akh aku lupa, dia kan memang kaya gitu, hanya saja sekarang jadi semakin menjadi gesreknya" batin Naura.
Naura membuka pintu lebar, menyuruh Aldi untuk masuk.
Aldi mengedarkan pandangannya, "kamu, sendiri di rumah?" kemudian berjalan ke arah sofa.
"Enggak, ada Bi Marni, dan pembantu yang lain juga. Kamu, mau minum apa?" Naura berdiri, menunggu jawaban Aldi.
Aldi tersenyum, "enggak mau minum apa-apa, aku udah biasa ngambil sendiri, kalau sudah haus" jawaban Aldi santai. kemudian mendongak ke arah Naura.
Naura mengangguk, "oh, oke" jawabnya singkat.
"Sebenarnya aku mau ketemu sama Tante Anita, ada perlu. Tapi kayaknya tante gak ada ya?" Aldi bisa menebak, karena kalau Anita ada, wanita itu pasti langsung menyambutnya, setelah mengetahui kedatangannya.
Naura mengangguk "Mama pergi, ada panggilan dari rumah sakit."
"Yaudah, sambil nungguin Tante Anita, kamu temenin aku ya" Aldi mengedipkan matanya ke arah Naura.
Melihat kelakuan Aldi seperti itu, sungguh membuat Naura ingin muntah.
Aldi tersenyum, melihat sikap Naura terhadapnya, Aldi paham. Perempuan itu sedang tidak menyukai dirinya.
Aldi berpikir keras, untuk mengambil hati Naura. "Ra, biasanya kalau perempuan lagi hamil, pasti tiba-tiba ingin makan sesuatu. Aku siap deh kalau sekarang kamu mau nyuruh aku buat beli," entah kenapa, tiba-tiba itu yang terlintas di pikirannya.
Naura merasa terharu, mendengar tawaran Aldi. Dari kemarin, dirinya memang sedang membayangkan sesuatu, tapi dia ragu untuk meminta pada Vino, karena masih malu. Tapi kenapa, justru sekarang, malah Aldi yang lebih dulu peka.
Dengan mata yang berbinar, "aku mau es krim" jawab Naura dengan cepat.
Aldi senyum, ternyata sungguh sangat mudah keinginan Naura. Dengan semangat, Aldi segera berdiri dan melangkahkan kakinya.
Aldi memutar badannya, "oh iya, mau rasa apa, Ra?" sambil mengeluarkan kunci mobil yang ada di saku celana.
"Rasa strawbery" jawab Naura cepat.
Aldi mengangguk, mengangkat tangannya dan mengacungkan jempolnya.
"Sama rasa sate juga ya, yang banyak." Perintah Naura yang seolah tanpa keraguan.
Aldi yang sudah berada di depan pintu, mendadak menghentikan langkahnya, "gimana, Ra," Aldi memutar badannya kembali, berharap dia salah mendengar permintaan Naura.
Dengan mata yang berbinar, "rasa strawbery, sama rasa sate. Aldi" Naura berkata dengan santai. Kemudian duduk di atas sofa.
Si4l. Aldi merutuki kebodohannya. Gimana dia bisa lupa, orang hamil kan memang sukanya minta yang aneh-aneh. Dirinya merasa menyesal karena sok-sokan menawarkan sesuatu pada Naura. Aldi keluar, sambil terus berpikir, "dimana yang menjual eskrim dengan rasa sate?"
-
-
Jangan lupa, terus like, koment, sama vote nya. Jan kasih kendor.
Makasih banyak yaa gaess, yang udah baik ngasih vote, dan selalu nungguin cerita ini.
Salam... Semangat**!!
emang enak🤪