Kisah seorang gadis bernama Adelia Maheswari yang kehilangan tunangannya dihari pernikahannya, dan mengharuskan dia menikahi lelaki arogan, dingin dan kaku dihari itu juga.
Apakah aku bisa jatuh cinta dengan lelaki kasar, dingin dan arogan seperti dia. Lelaki yang telah merenggut kebahagiaanku?
Ikuti kisah mengharukan mereka ya, di lengkapi dengan kisah komedi, cinta manis, cemburu dan perasaan terharu membuat kalian baper, meleleh dan senyum - senyum sendiri.
IG: dewimutiawitular922
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
🌹SELAMAT MEMBACA🌹
Pukul 7:00 malam.
Adelia sudah memakai gaun putih yang pernah di berikan suaminya. Rambut gulung di belakang kepalanya dengan hiasan jepit rambut berbentuk topi di atas kepalanya di tambah dengan sarung tangan gaun berwarna putih yang terpasang di kedua tangannya menambah kesan anggun dalam dirinya.
Ia duduk di sofa yang ada di dalam kamarnya menunggu seseorang untuk memanggilnya turun.
Reqy yang dari kamar pribadi kedua orang tuanya, berjalan menuju kamarnya. Ia memegang sebuah kotak perhiasan milik mendiang ibunya. Ia membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalam sana. Ia datang menghampiri Adelia yang langsung berdiri ketika melihatnya datang.
“Balikkan badanmu ke sana.” Perintah Reqy sambil menggerakkan kepalanya menunjuk ke arah depan.
“Iya.” Adelia membalikkan badannya membelakangi suaminya.
Reqy kemudian membuka kotak perhiasan ibunya tadi dan memasang di leher istrinya. Adelia kaget dengan kalung yang di pasang Reqy di lehernya.
“Apa yang Kak Reqy pasang?” Tanya Adelia sambil memegang kalung di lehernya.
“Kau tidak lihat kalau aku memasang kalung untukmu.”
“Aku tidak memerlukan perhiasan mahal seperti ini kak.”
“Diamlah, apa kau mau mempermalukanku di bawah. Terima saja apa yang ku berikan padamu. Ini semua sudah menjadi milikmu?” Tegasnya.
Adelia diam tanpa membantah suaminya. Ia hanya bisa menuruti kata – kata suaminya.
Reqy kembali fokus memasang anting di telinga istrinya.
“Sudah....” Ucapnya yang sudah selesai memasang perhiasan milik ibunya.
Adelia kembali berbalik ke arah suaminya.
“Ayo turun ke bawah.” Pinta Reqy.
“Iya...”
Reqy berjalan keluar kamarnya bersama Adelia yang ikut berjalan di belakangnya. Reqy tiba – tiba berhenti saat ia sudah berada di luar kamarnya.
Ia berbalik melihat istrinya. “Pegang lenganku.” Ucapnya sambil meletakkan tangan kanannya di pinggangnya.
Adelia berjalan dua langkah dan berdiri di samping suaminya sambil memegang lengan suaminya. Kali ini mereka turun ke bawah menggunakan tangga rumahnya.
Ketika sudah dekat di lantai bawah, para tamu langsung menengok ke arah mereka. Saat itu, banyak sekali tamu yang hadir. Semuanya tamu dari kalangan pengusaha.
Sementara para wartawan media yang tahu tentang berita pesta pernikahan Tuan Reqy, sama sekali tak di ijinkan masuk ke dalam.
Mereka hanya bisa menunggu di luar, mereka sangat penasaran dengan wanita yang sudah menjadi istri Reqy. Bahkan mereka tidak bisa menangkap moment membahagiakan itu. Reqy memang tak ingin menunjukkan pada media wajah istrinya karena ia tak ingin kalau hal itu membuat Adelia merasa tidak nyaman.
Pesta pernikahannya pun di mulai di dalam rumahnya. Semua orang hanya memberikan selamat pada Reqy dan Adelia. Pestanya hanyalah pesta biasa seperti yang di lakukan para orang kaya. Reqy hanya ingin memberitahu semua orang tentang statusnya sekarang yang sudah menikah.
Selama satu jam, Adelia sudah mulai lelah berdiri mendampingi suaminya yang tengah berbicara dengan semua rekan bisnisnya yang datang dari luar negri. Tanpa sadar ia menghela nafasnya dengan pelan.
Reqy melirik istrinya yang masih berada di sampingnya.
“Apa kau lelah?” Tanya Reqy.
“Sedikit.”
“Duduklah di sana.” Reqy menunjuk sofa panjang yang letaknya tak jauh darinya.
“Iya...apa aku perlu pamit pada mereka?” Bisiknya.
“Tidak perlu. Kamu tidak perlu menundukkan kepalamu pada mereka semua.”
“Baiklah.”
Rekan bisnis Reqy yang dari luar negri itu hanya bisa diam mendengar pembicaraan mereka tanpa tahu apa yang mereka berdua katakan.
Adelia kemudian membalikkan badannya dan berjalan menuju sofa yang di tunjukkan Reqy. Ia langsung duduk di sana sendirian. Dari kejauhan, terlihat seorang wanita cantik yang memegang gelas anggur, menatap Adelia yang duduk sendiri di sofa. Wanita itu berjalan mendatangi Adelia di sana. Sementara Adelia langsung kaget melihat wanita bergaun merah itu datang mendekatinya.
“Maaf nyonya, apa saya boleh duduk di sini?” Tanya wanita bergaun merah itu yang sudah berdiri di depannya.
“Hana....” Adelia memanggilnya dengan ekspresi kaget. “Sedang apa kamu di sini?” Tanya Adelia.
Hana hanya tersenyum sambil duduk di samping Adelia. Ia merupakan teman Adelia ketika masih duduk di bangku SMA. Mereka berpisah saat mereka tamat sekolah dan Hana harus melanjutkan sekolahnya di luar negri.
“Aku tidak menyangka Del, kalau orang yang di nikahi Tuan Reqy adalah dirimu.”
“Kamu kenal orang itu.” Menunjuk Reqy dengan gerakan kepalanya.
“Semua pengusaha di Asia mengenal siapa Tuan Reqy. Aku sempat kaget saat melihatmu turun dari tangga tadi. Aku pikir aku yang salah lihat.”
“Kamu tidak salah lihat kok.”
“Berikan nomormu padaku, aku masukkan di group SMA kita. Sebentar lagi kan kita mau mengadakan reuni sekolah. Aku bisa lebih mudah menghubungimu. Anak – anak yang lain juga sangat ingin bertamu denganmu. Sudah hampir lima tahun kan kita semua tidak bertemu.”
“Iya..akan kuberikan. Tapi, kenapa kamu bisa ada di sini?” Tanya Adelia yang semakin penasaran.
“Ayahku di undang ke sini. Keluargaku bekerja sama dengan perusahaan Abraham.”
“Oh..begitu. Tapi....kamu jangan bilang pada teman – teman yang lain ya kalau aku sudah menikah.”
“Kenapa?” Tanya Hana.
“Tidak apa – apa. Aku cuma tidak ingin di tanya – tanya pada mereka.” Adelia tidak ingin semua teman dekatnya tahu kalau ia menikah dengan Reqy karena ia pikir, setelah melahirkan anak dari pria yang menikahinya itu. Ia akan di ceraikan.
“Baiklah. Oh..ya, banyak sekali yang ingin ku ceritakan padamu.” Balas Hana.
“Apa...ceritakan saja sekarang?”
Hana pun mulai bercerita pada Adelia, tentang semua pengalamannya ketika tinggal di luar negri. Ia juga menanyakan tentang kabar Darel selama ini. Mereka bercerita sambil tertawa kecil. Hana dan Adelia memang selalu bertukar cerita ketika mereka bersama dulu.
Sementara Reqy yang berada sedikit jauh dari istrinya, terlihat sangat kesal melihat tawa istrinya yang di tunjukkan pada orang lain bahkan senyum saja tidak pernah Adelia tunjukkan padanya.
Reqy meneguk terus gelas anggur yang ia pegang sambil sesekali melirik ke arah istrinya yang tertawa bahagia. Meskipun ia tak mendengar tawanya tapi melihatnya saja membuatnya emosi.
Pak Osmar yang berdiri mendampinginya merasa bingung melihat wajah tuannya yang tampak tak senang.
“Tuan Muda, apa Anda merasa tidak enak?” Tanya Pak Osmar.
“Dimana Emir, kenapa dia tidak mendampingi Adelia?” Tanya Reqy dengan dingin.
“Emir ada di luar tuan. Dia sedang menyambut tamu yang datang.”
Reqy hanya diam saja tanpa membalas ucapan Pak Osmar. Ia cemburu melihat tawa Adelia pada temannya. Wajah Adelia bahagia ketika tertawa dan bicara bersama temannya sedangkan Adelia tidak pernah menunjukkan itu padanya. Bahkan selalu menunduk takut jika melihatnya. Tak seperti ketika ia dan Adelia pertama kali bertemu. Ketika Adelia tersenyum bahagia padanya. Ia sangat menginginkan senyuman itu lagi dari istrinya.
Bersambung.
.
.
.
.
Ingat tekan LIKE di bawah ya. Jangan sampai lupa lagi. Berikan VOTE nya dan Tulis KOMENT kalian. Biar Author lebih semangat lagi nulis kelanjutannya.
Terima Kasih.
baru novel ini yang ceritanya tidak bikin saya pusing.... tQ Thor berhasil membuat saya sedih, menangis, halu, dan berakhir bahagia... salam dari Aceh 😘😘
tp semakin kesana semakin gregetan Juga Alur Ceritanya N akhir cerita sdh mulai mengandung bawang 😄😂 tp tatap seru ceritanya n endingnya bahagia juga ❤️😍👍👍