Follow IG : @Mommy_Ar29
“Bukan kah aku istri kamu? Aku menantu dan ipar mereka,” jawab Shiena mencoba memberanikan diri menatap wajah Clayton yang kini tengah mengukung nya.
“Kau mengakui bahwa kau istri ku?” tanya Clayton dengan senyum smirk di wajah nya. Yang entah mengapa, kini malah terlihat begitu menyeramkan bagi Shiena.
“Ma—maksud ku, i—itu ... A—aku, aaahhhh!” Pekik Shiena ketika merasakan tangan Clayton mulai menjamah tubuh nya.
“Akan ku perlihatkan tugas dan kewajiban seorang istri yang sesungguh nya,” bisik Clayton tepat di telinga Shiena, hingga membuat tubuh wanita itu semakin menegang dan melengking.
Menikah dengan seorang Mafia, bergelimang harta dan kasih sayang. Tanpa ia tahu misteri di balik semua kejadian yang menimpanya.
Akankah Shiena bertahan dengan Clayton?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang ke rumah
...~Happy Reading~...
"Mamiiii!" pekik Shiena ketika sudah sampai di depan halaman rumah nya.
Ya, ternyata Clayton mengantarkan nya pulang ke rumah. Dengan cepat Shiena segera berlari dan menghambur memasuki rumah nya. Sementara Clayton, ia masih bersikap datar dan mengikuti langkah Shiena dengan perlahan.
"Mami dimana? Mamiii?" Tidak ada yang menyaut panggilan dari Shiena. Rumah itu nampak begitu sepi, bahkan pintu pun terkunci.
"Clayton, dimana Mami ku?" tanya Shiena kepada Clayton.
"Cepat ambil berkas berkas mu, lalu kita segera pergi dari sini, " ujar Clayton datar. Matanya tidak menatap ke arah Shiena, melainkan sibuk menelisik keadaan sekitar rumah Shiena.
"Aku mau bertemu mami ku!" sungut nya dengan begitu kesal.
"Kau mau membantah ku?" rahang di wajah Clayton mulai mengeras, di sertai tatapan mata yang begitu tajam dan menusuk, hingga membuat Shiena terpaksa mengurungkan niat nya.
"Pintu nya di kunci. Aku gak bisa masuk!" cetus Shiena mencoba menahan geram nya.
Brakkk!
Hanya dengan satu kaki nya, Clayton menendang pintu itu dan langsung terbuka begitu saja.
"Clayton, kamu gila. Kamu ngerusak pintu rumah ku!" seru Shiena tak habis pikir.
"Cepat masuk atau—"
"Dasar kulkas batu!" cetus Shiena lalu menghentakkan kaki nya ke lantai dan pergi memasuki rumah nya.
Setelah mendapatkan apa yang dia cari. Shiena pun segera keluar dan menghampiri Clayton. Hatinya masih bertanya tanya, kemana gerangan sang mami pergi, pikir Shiena. Padahal dirinya sangat ingin bertemu.
"Berikan padaku!" Clayton langsung merebut berkas yang ada di tangan Shiena.
"Clayton!" seru Shiena ketika merasakan tangan nya yang cukup sakit akibat tarikan paksa dari Clayton.
Clayton tidak menjawab atau berkata apapun. Ia masih saja ber ekspresi datar dan segera meninggalkan kediaman Shiena.
Sepanjang perjalanan, keduanya hanya saling diam dan fokus dengan pikiran masing masing. Hingga, tiba tiba mobil yang di tumpangi mereka di hadang oleh sebuah mobil Jeep berwarna merah di sertai dengan beberapa orang yang bertubuh kekar.
"Kamu tunggu disini," ujar Clayton namun dengan cepat Shiena menahan nya.
"Jangan, mereka banyak. Kamu sendiri, kamu akan kalah, jangan turun aku mohon. Ki—kita bisa telfon polisi, aku mohon!" pinta Shiena begitu ketakutan melihat se gerombolan orang di sana yang sepertinya membawa senjata tajam.
"Apa kau mau mati?" tanya Clayton begitu dingin.
"Tap—"
Clayton berdecak dan segera menepis tangan Shiena. Ia turun dan menghampiri segerombolan orang yang sengaja mencegat nya tersebut.
"Serahkan harta mu atau kami akan membunuh mu!" seru salah satu orang yang berbadan cukup kekar namun tidak terlalu tinggi.
Ckckck hanya segerombolan preman kampung! batin Clayton berdecak.
"Kalian minggir atau akan menyesal nanti," balas Clayton begitu santai, namun tatapan nya begitu tajam dan menusuk.
"Huahahahaha, hey anak muda. Jangan kau pikir kami takut dengan mu. Asal kau tau, ini daerah kekuasaan kami. Kalau kamu mau selamat, maka serahkan harta benda mu!" seru nya lagi namun hanya di balas senyuman sinis oleh Clayton.
"Kurang ajar! kau meledek kami!" pekik salah satu lagi ketika melihat senyuman sinis yang Clayton keluarkan.
"Kita hajar aja dia. Lumayan, di dalam sana masih ada satu cewek bening. Lumayan kan buat hiburan," saut preman yang di belakang sejak tadi mengintai Shiena.
"Wah, boleh juga itu, baiklah kalau gitu. Hajar dia!"