NovelToon NovelToon
TERJEBAK HASRAT DOKTER TAMPAN

TERJEBAK HASRAT DOKTER TAMPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Aliansi Pernikahan / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

"Ya Tuhan...apa yang sudah aku lakukan? Kalau mamih dan papih tahu bagaimana?" Ucap Ariana cemas.
Ariana Dewantara terbangun dari tidurnya setelah melakukan one night stand bersama pria asing dalam keadaan mabuk.
Dia pergi dari sana dan meninggalkan pria itu. Apakah Ariana akan bertemu lagi dengannya dalam kondisi yang berbeda?

"Ariana, aku yakin kamu mengandung anakku." Ucap Deril Sucipto.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rindu Seorang Ibu

"Mas, kok perasaan aku enggak enak yah?" Lirih Anna.

"Enggak enak karena tadi kita ribut disana." Ucap Deril, ia fokus memasukkan barang barang ke dalam koper.

Sungguh, hati Anna merasa ada yang janggal. Entah kenapa hatinya tertuju pada mamihnya. Namun ia segera menghapus air matanya. Ia membantu suaminya membereskan semua barang barang yang akan mereka bawa.

Deril memutuskan akan membawa Anna ke Surabaya. Di sana, ia akan menempati rumah peninggalan almarhum papahnya. Ia juga sudah mengabari mamahnya. Dan mamah Mona akan menyusulnya.

"Terus kerjaan kamu gimana mas? Maafin aku ya mas."

"Aku bisa pindah kesana, tenang aja ya sayang. Aku sakit hati kamu di perlakukan seperti tadi. Mulai sekarang, cuma aku dan mamah keluarga kamu! Maaf aku berkata seperti ini, setidaknya sampai kakak kamu menyadari kesalahannya!" Ucap Deril dengan memeluk istrinya.

Anna mengangguk lemah, walaupun ia sangat menyayangi keluarganya tapi omongan suaminya ada benarnya. Ia memang harus menenangkan diri menjauh dari keluarganya untuk sementara waktu.

"Boss, maaf! Semua sudah siap, kita bisa pergi sekarang!" Ucap Bima di ambang pintu kamar boss-nya ini.

"Oke, ayo sayang pakai jaketnya!" Kata Deril. Mereka semua pindah ke Surabaya saat itu juga.

-

-

-

"Gimana mamih?" Tanya Alana.

"Aku enggak tahu." Lirih Athala.

"Ini semua gara-gara kakak! Coba aja kakak enggak cari masalah sama Anna, mamih pasti baik baik aja kak!" Teriak Alana sambil memukul mukul kakaknya.

Athala hanya bisa menunduk pasrah di salahkan oleh adiknya. Memang ini salahnya yang memancing keributan pada Anna.

Erlan menenangkan istrinya ini. "Sayang, udah. Enggak baik kita seperti ini. Kasihan mamih, kita tunggu kabar dari dokter." Perlahan Alana menuruti suaminya dan duduk bersama.

Papih Alarich terdiam membisu di depan pintu ruang operasi. Tak lama opah Arya dan omah Winda datang setelah mendapat kabar dari Atharya.

"Ada apa ini? Kenapa Aleesya bisa seperti ini?" Ucap opah Arya yang sedikit marah pada papih Alarich.

Atharya meminta opah dan omahnya duduk. Ia menjelaskan permasalahan yang terjadi. Sedangkan Athala hanya bisa terduduk lemas dengan baju yang sudah berlumuran cairan merah, setelah tadi memeluk mamihnya yang terkapar.

"Astaga! Apa yang kamu pikirkan Athala? Lihat mamih kamu! Sudah cukup menyalahkan Anna! Biarkan dia hidup bahagia, kesalahannya di masa lalu sudah menyadarkan Anna. Kita sebagai keluarganya harus mendukungnya, bukan memperkeruh keadaan!" Lirih omah Winda.

Zena dan Hulya baru datang, mereka menitipkan anak anak mereka pada orang tua Hulya dan Juna. Kebetulan Ray dan om Bastian juga datang berbarengan dengan kakak ipar Anna ini.

"Mas..." Tangan Zena merangkul suaminya yang sedari tadi hanya diam menunduk.

"Aku harus cari Anna." Ucap Athala, ia berdiri dan akan pergi. Namun papih dan opahnya melarangnya. Mereka takut Athala akan mengalami apa yang mamih Aleesya alami.

Apalagi keadaan Athala sedari tadi sangat kacau sekali. "Udah mas, di sini aja. Nanti kita cari setelah mamih sembuh." Ucap Zena.

Athala memohon maaf pada papihnya, karena ulahnya membuat mamihnya menjadi celaka. Papih Alarich juga tidak sepenuhnya menyalahkan Athala. Berbeda dengan Alana yang terus terusan memaki kakak pertamanya itu.

"Sayang udah.. Kasihan mamih." Kata Erlando.

"Ini semua gara gara dia mas. Kalau mamih enggak sadar gimana? Aku enggak mau kehilangan mamih, mas." Lirih Alana dengan isak tangisnya dipelukan suaminya.

"Mamih pasti selamat, kak. Jangan kayak gini kak." Lirih Atharya yang memegang tangan kakaknya, yaitu Alana.

Semua diam menunggu kabar dari dokter yang tak kunjung keluar. Sekitar dua jam mereka menunggu, akhirnya dokter yang menangani mamih Aleesya keluar.

"Gimana istri saya, dok?" Ucap papih Alarich.

Dokter itu menjelaskan keadaan mamih Aleesya, jika yang bersangkutan kondisinya sudah stabil dan melewati masa kritisnya. Meskipun harus mengeluarkan banyak dar*h. Namun mamih Aleesya masih bisa di selamatkan.

Semua anggota keluarga merasa lega, setidaknya mamih Aleesya masih bernafas. Ray mengurus kepindahan istri boss-nya itu ke ruang VVIP.

Mereka mengikuti mamih Aleesya yang di pindahkan. Sesampainya di kamar, papih Alarich terus menciumi seluruh wajah istri tercintanya. "Sayang, bangun...ini aku! Jangan tinggalkan aku sayang." Lirih papih Alarich.

"Mih, maafin Athala. Mamih bangun mih, Atha salah. Atha yang udah buat mamih kayak gini." Athala terus menerus memohon maaf pada mamihnya.

-

-

-

Surabaya....

Tengah malam Anna dan Deril sudah sampai di Surabaya. Begitu pun mamah Mona. Ketiganya beristirahat di rumah yang akan mereka tempati.

"Sayang, besok aku cari rumah baru yah. Rumah ini tidak terlalu besar aku takut kamu enggak nyaman di sini." Kata Deril.

"Jangan mas, rumah ini nyaman kok. Kamar juga banyak ada lima kan tadi aku hitung. Yang penting ada kamu semuanya nyaman mas." Jawab Anna lembut.

Tanpa mereka tahu, jika sekarang mamih Aleesya tengah di rawat di rumah sakit. Deril juga berjanji akan membawa Anna menemui orang tuanya, jika Athala sudah meminta maaf pada istrinya ini.

Air mata Anna menetes di pipinya. Deril mendekapnya erat dan mengecup kedua mata istrinya. "Aku tidak melarangmu bertemu orang tua kamu. Tapi aku takut Athala menyakiti hatimu lagi." Lirih Deril.

"Iya mas, aku mengerti. Aku juga enggak tahu kenapa kak Athala kayak gitu. Dia selalu memojokkan aku! Hanya kak Athar yang selalu perduli sama aku." Ucap Anna dengan wajah sendunya.

"Kalau Alana?" Tanya Deril.

"Hmm dia juga sayang aku, tapi dia sedikit cuek mas. Bukan ke aku aja sih, ke semua orang dia begitu." Jawab Anna.

Kepala Deril mengangguk pelan. "Mas sayang..." Kata Anna.

"Kenapa sayang?" Jawab Deril lembut.

Jemari Anna membelai wajah suaminya dan mengecupnya. Senyum hangat Deril menyambut istrinya untuk memadu kasih malam itu. "I love you my wife."

-

-

-

Rumah Sakit ...

Sudah dua hari sejak kepergian Anna, sampai hari ini mamih Aleesya belum juga sadar. Anggota keluarga bergantian menjaganya. Namun papih Alarich tetap setia menunggu istrinya sadar.

"Mih, kapan bangun? Kita kangen sama mamih." Lirih Alana.

"Insya Allah mamih pasti bangun kak. Hulya juga kangen sama mamih." Lirih Hulya.

Kedua wanita ini saling merangkul di pinggir tempat tidur mamihnya. Baik Erlan maupun Atharya menunggu bersama omah opahnya di ruang tamu.

Athala dan Zena baru datang setelah pulang dari rumah dan melihat anak anak mereka juga anak dari Alana dan Atharya. Untung saja orang tua Hulya dan Zena ada di rumah, jadi baik Athala dan Zena tidak terlalu khawatir.

Di tengah obrolan mereka, tiba tiba mata mamih Aleesya terbuka perlahan. "Sayang... Mih... Ini aku sayang." Ucap papih Alarich dengan menepuk nepuk pelan pipi istrinya.

Semua yang ada di sana mendekati mamih Aleesya. Akhirnya mereka bisa bernafas lega. "Alhamdulillah mamih udah sadar." Ucap Atharya.

Dokter segera memeriksa keadaan mamih Aleesya. Keadaannya sudah membaik. Namun tetap saja mamih Aleesya harus banyak istirahat. Dokter itu pamit keluar dari kamar ini.

"Anna, dimana Anna pih? Papih An_"

Ray datang berlari menemui papih Alarich. "Ada apa Ray? Kenapa kamu?" Tanya Athala.

"Gawat tuan! Non Anna sudah tidak ada di Jakarta. Izin praktek dokter Deril juga sudah di cabut dari rumah sakit. Saya sudah ke rumah mereka, kosong. Bahkan rumah bu Mona pun di sewakan." Ucap Ray dengan nafas tersengal.

DEG

Tangis mamih Aleesya semakin pecah. Ia tidak ingin kehilangan anak bungsunya itu. "Papih, cari Anna pih. Mamih enggak mau Anna pergi. Aku rindu Anna, pih. Dia pasti cari aku." Ibu dari empat anak ini terus saja meraung pada suaminya.

"Iya sayang, papih akan mencarinya lagi."

Athala pergi keluar dari kamar mamihnya. Entah ia akan kemana mencari Anna. Bahkan Zena pun tidak bisa mencegah suaminya ini.

"Tenang ya mih. Kita pasti menemukan Anna. Rupanya ucapan Deril tidak main-main. Dia benar benar membawa Anna pergi." Kata Atharya.

"Ray, hubungi Evan dan anak buah kamu yang di luar kota. Siapa tahu Anna dan suaminya masih di negara ini. Sebelum semuanya terlambat." Sahut opah Arya.

"Baik tuan!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!