Di usia dua puluh lima tahun, Gurkha pergi meninggalkan keluarganya dan habitatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERJALANAN JAUH
Tidak ada yang berani bersuara kalau Kakek ketua sudah berada di antara mereka dan ikut nimbrung. Walaupun sudah uzur kakek masih mampu berperang dan menyemburkan lidah api yang membuat musuh hangus seketika.
Beberapa Goreon berlari mengambil makanan serta buah-buahan yang enak untuk di suguhkan kepada Gurkha sang pangeran. Sepanjang di habitatnya ia berjanji, tidak akan bertransformasi secara harfiah, ia tidak ingin memperlihatkan dirinya yang super ganteng dan menawan. Tentu saja ia takut akan ada Arima- Arima lain yang bermunculan dan jatuh cinta padanya.
Cintanya tidak mungkin berbelok kepada wanita lain, karena ia tahu Bumi dan Langit sudah memberinya jodoh yang terbaik. Devi seorang gadis cantik yang luar biasa dan tentunya dari turunan ningrat yang mampu mengangkat ilmunya supaya lebih tinggi, mereka percaya Dewi Matahari akan membantu supaya niat mereka terwujud.
"Gurkha, bagaimana keadaaanyanmu saat ini, apa kamu bisa berperang ke medan pertempuran?" tanya Dracon Gamayo, Ayah dari Gurkha Gamayo.
"Aku baik-baik saja, demi utuhnya bangsa kita aku akan maju kemedan perang, bertempur dengan Naga Es." jawab Gurkha dengan gagah berani.
"Mungkin kamu berpengalaman dan sudah banyak menimba ilmu di Pulau Nusa Dewata, Ayah yakin kamu tahu trick terbaik untuk melawan musuh."
"Pengalaman apa? cuma bercinta sepanjang hari dengan perempuan dari bangsa manusia, dasar belagu, sombong, dia pikir cuma bangsanya saja yang hebat, bangsa gue juga hebat." gerutu Arima dalam hati.
Arima kesal sekali dengan bangsa Naga Api yang tidak menganggap dirinya. Ingin ia mengadu ilmu dengan para Goreon yang melihat sinis kepadanya. Padahal ia adalah putri cantik yang di gilai banyak putra Naga di wilayah barat.
"Bangsa manusia adalah manusia maju yang mempunyai peralatan perang super canggih, jika mereka ingin memusnahkan bangsa kita, mereka cukup memencet satu knop merah dan rudal akan meluncur, serta memusnahkan seluruh hutan ini, sampai ber mil-mil jauhnya." jelas Gurkha sambil memakan buah langka untuk memacu stamina.
"Hebat sekali, tapi bangsa manusia tidak bisa terbang seperti kita. Kita lebih maju dari mereka." Kakek ketua berkata dengan bangga.
"Dasar sombong, manusia sudah bisa ke bulan sedangkan loe hanya bisa sampai awan, sudah merasa hebat. Di boom sekali hancur loe berkeping-keping." gerutu Arima dalam hati.
"Semoga pertempuran ini bisa kita atasi, wilayah utara harus direbut kembali dan diambil alih. Kita akan kelaparan jika wilayah itu diambil alih oleh bangsa Naga lain. Gudang makanan kita ada disana, semua pohon langka tumbuh subur disitu, begitupun sungai besar yang ada disana, yang menghasilkan ikan besar-besar dan bergizi."
"Aku mengerti kakek, sebelum magrib aku akan muncul disana." sahut Gurkha menoleh kepada Arima ia berpikir apakah wanita itu siap bertempur atau akan diam disini dan berlindung dengan Kakek ketuanya?.
"Aku akan ikut bertempur melawan bangsa Naga Es yang semena-mena, sebagai keturunan Dewi Gerhana yang sakti dan tak terkalahkan, aku berhak melawan mereka sampai titik darah penghabisan." kata Arima agak sombong. Ia ingin memperlihatkan kemampuannya di depan Naga Api yang sok jagoan.
"Arima, itu tugas Naga jantan, kami tidak mengizinkan kamu ikut kesana, lagipula kamu Naga Emas dan titipan orang tuamu, kalau ada apa-apa orang tuamu bisa menuntut kami." Kakek ketua melarang Arima ikut berperang apapun alasannya.
"Kalau begitu aku tidak bertempur, tapi aku menonton dari jauh." sahut Arima tidak peduli sekeras apapun Kakek ketua melarangnya.
"Jangan membuat masalah, karena kami tidak bermusuhan dengan Naga Emas."
"Aku sudah dewasa dan seorang putri tunggal, tidak seorangpun berhak berkata kasar atau melarang aktivitasku yang sebenarnya."
"Arima, kau ikut denganku tanpa izin, itu sudah menyalahi aturan, otomatis keselamatanmu menjadi tanggung jawabku. Mengertilah." Ghurka ikut menimpali dan memberi saran yang terbaik.
"Oke, kalau begitu aku akan pulang, jangan khawatir atas keberadaanku disini." ucap Arima kesal, ekor mata nya melirik kepada Gurkha, ia marah dan berusaha mogok makan, ia juga berharap Gurkha mencegahnya pergi tapi pangeran Naga itu diam tidak mengeluarkan sepatah katapun, malah Gurkha sibuk makan dan minum suguhan yang disediakan tanpa menawarkan kepadanya.
"Arima kalau mau pulang, hati-hati di atas, pangeran Gurkha tidak mungkin mengantarmu ke habitatmu, karena sebentar lagi akan pergi ke utara." kata Kakek ketua menatap Arima.
"Aku sarankan jangan siang-siang melayang, takut ditembak manusia, karena perjalanan ke Gunung Tidar lewat rumah penduduk." kata Comod Gamayo memberi saran.
"Kakek ketua, Ayah, dan semua Naga Api yang berada disini aku akan berangkat dengan semua Goreon, aku tidak akan membawa senjata Tahuri, karena lemparan lidah apiku sudah bisa menghanguskan satu hektar hutan dan ribuan Naga. Kesaktianku sudah makin bertambah semenjak aku melabuhkan hatiku kepada putri ningrat dari bangsa manusia." kata Gurkha santun.
"Kau memang kebanggaan kami, kau pangeran yang akan membuat dunia terbelalak. Aku menyetujui pilihanmu cepatlah bawa wanita itu kesini dan buatlah keturunan, aku yakin anakmu akan menjadi penguasa Dunia."
"Cihh..dasar kakek goblok, tiap saat cucumu bikin keturunan tapi wanita itu mandul. Aku sumpahin mandul!!" gerutu Arima dalam hati, ia kesal dengan drama yang di pertontonkan oleh Naga Api ini.
Gurkha terdiam, bayangan ibunya yang dibakar menari-nari di pelupuk matanya. Tidak mungkin ia mau membawa Devi kesini dan menikahi wanita itu disini.
"Aku mau pergi, Goreon ikut aku." teriak Gurkha dengan suara lantang.
Gurkha mengepakkan sayapnya dan bersiap untuk terbang. Kakek ketua mengerti sikap Gurkha yang masih trauma dengan kejadian masa lalu yang menorehkan luka dihatinya.
Sebelum terbang semua memberi hormat kepada Kakek ketua dan Ayahnya, setelah itu lima ekor Naga Goreon terbang terlebih dahulu, sebelum Gurkha terbang.
Gurkha lalu mengepakkan sayapnya terbang melesat seperti anak panah membelah angkasa. Lengkingannya terdengar ratusan mil, membuat jantung berdebar. Setelah Gurkha melesat naik ke angkasa, Arima ikut melesat, berbarengan dengan para Goreon.
Iringan-iringan Naga Api terpantau oleh beberapa Naga yang berilmu tinggi, yang terdapat di jagat ini.
"Kita akan turun di Markas Naga Api yang terletak di Bukit sambala, dekat air terjun Nung Nung." perintah Gurkha.
Hari semakin gelap, iringan Naga Api terus melayang di udara. Semakin dekat dengan Bukit Sambala, mereka semakin pelan melayang, suara pekikannya sudah tidak terdengar lagi, hanya suara hembusan angin yang ditimbulkan oleh kepak sayap mereka, membuat pohon-pohon bergoyang, daun kering gemeresik jatuh tertimpa angin.
Goreon menukik turun diikuti oleh semua Naga Api, dan mereka sampai di markas di lembah Bukit Sambala. Mereka langsung terjun ke sungai membasahi tubuh mereka, sekalian menangkap ikan, ketegangan para Naga Api menjadi sirna untuk sementara. Gurkha mengepakkan sayapnya dan melirik Arima yang ikut mengunyah ikan salmon.
"Arima, kamu cukup tunggu disini, ada tempat persembunyian di balik goa, kami yang akan bertempur. Tidak baik seorang wanita ikut bertempur, nanti apa kata Dunia...." ucap Gurkha memandang Arima.
"Gurkha, semua ini aku lakukan hanya untukmu, aku mencintaimu. Matipun aku tidak takut, tolong mengertilah."
"Kamu yang harus mengerti karena cintaku sudah aku berikan kepada Devi, calon istriku."
"Apa istimewanya wanita itu? kerjanya hanya bersolek, tidak bisa mencari buah dan susu, tidak peduli dengan dirimu yang berperang. Aku
seratus persen lebih murni darinya, seluruh tubuhku asli, tidak seperti dia yang operasi plastik."
"Berhentilah membicaran kekasihku, karena aku sakit mendengarnya." sahut Gurkha bersedih, ingatannya melayang kepada kekasihnya.
*****
penasaran sama lanjutannya
KARYA NYA BAGUS SAYA SUKA😍👌👌👌
SEMOGA MAKIN SUKSES KARYA NYA
GOOD JOB👍👍👍
aku merasa blm puas thooooor ceritanya gantung bgm si gukha
ktnya mau menikahi Devi
terus Devi kerja apa dan pd akhirnya mereka bs bersatu apa gk