Cinta Sang CEO

Semua karyawan yang berada diruangan itu menatap tidak percaya pada Direktur mereka yang mengatakan hal demikian. Apa tidak salah dengar pikir mereka.

Silvi yang memang sangat terobsesi dengan Direkturnya langsung maju mendekati El dan tanpa rasa malu memegang tangan El.

"Saya mau pak Direktur! saya sebenarnya sudah sangat lama menyukai anda" ucapnya penuh semangat.

"Apa yang akan kau lakukan jika ada wanita lain yang ku bawa bersamaku? lalu ada wanita lain yang mencariku sebagai calon suaminya?" pancing El yang sudah risih dengan tangan Silvi yang menyentuhnya.

"Aku akan mengadu domba mereka, biarkan mereka bertemu disaat wanita yang kamu bawa sedang merayu dan wanita lainnya masuk, mereka pasti akan ribut lalu aku akan datang menyelamatkan kamu dari mereka" ucap Silvi dengan manja juga tangannya yang memeluk lengan El.

Wajah El semakin menakutkan untuk dilihat hingga suasana sangat mencekam mereka disana. Jika ada pemasok oksigen yang lewat mereka pasti akan berebut membelinya untuk bisa menghadapi Direktur yang mengerikan itu hingga harus banyaj stok oksigen.

El sudah mendengar jawaban yang diinginkannya langsung menghempaskan tubuh Silvi hingga terjungkang kebaris teman-temannya yang berjarak setengah meter dari El.

Jas hitam yang El kenakan dibukanya lalu dicampakkan begitu saja seakan jijik dengan benda itu.

"Bakar" ucapnya.

Jack mengangguk paham dan mengambil jas bosnya.

"Bakar ini tanpa sisa secepatnya" kata Jack pada seorang OB pria yang berbaris paling depan dari temannya sesama OB lainnya.

Yang di perintah oleh Jack segera maju mengambil jas itu untuk dia bawa kebelakang dan dibakar. Sayang sekali jas mahal dan bagus ini harus bernasib tragis batinnya.

"Apa kalian sudah tahu apa kesalahannya?" tanya El dengan pandangan tajamnya.

Semua orang menunduk takut tidak berani menatap atau menjawab Direktur mereka itu.

"Kalian bisu atau tidak mau tahu dengan apa yang terjadi barusan!" ucap El.

"Maaf Direktur, kami hanya bisa menyimpulkan jika Silvi sudah melakukan kesalahan yang besar tapi kami para atasan tidak tahu apa kesalahannya hingga membuat anda marah besar" ucap seorang Manager yang memang mereka tidak tahu apa yang baru terjadi karena sibuk dengan pekerjaan dan belum mendengar kabar lain dikantor.

"Direktur saya tadi pagi ada di bawah ketika kejadian itu, nona Silvi sudah mengijinkan dua wanita masuk yang akan diusir oleh penjaga" ucap seorang karyawan pria memberanikan diri.

Suasana sunyi tanpa suara karena El yang diam tanpa menanggapi apapun. Hingga akhirnya Silvi angkat suara sendiri.

"Direktur saya mau jadi istri anda tapi kenapa jadi begini? apa maksud anda sebenarnya?" tanyanya setelah berdiri.

El menatap nyalang pada wanita itu dengan jijiknya. Siapa juga yang mau punya istri seperti dia pikirnya.

"Kau pikir dirimu pantas untukku? kau tidak jauh beda dengan kedua wanita tadi yang bisanya hanya mengganggu orang lain.."

"Ini peringatan untuk kalian semua, siapapun yang berani memasukkan wanita lain selain karyawan atau tidak berkepentingan masuk maka kalian akan dipecat tanpa hormat dan tidak ada pekerjaan yang akan kalian dapatkan lagi"

Semua karyawna kembali menunduk

"Mengerti Direktur" sahut mereka

"Bawa wanita tidak tahu diri ini keluar dan maaukkan dalam black list perusahaan" ucap El.

Yang mendengar kata black list dari El jadi terkejut karena dengan cap itu tidak akan ada perusahaa yang akan menerima mereka lagi. Bagaimanapun juga perusahaan mereka ini yang paling berpengaruh di Indonesia jadi kalau sudah ada cap itu mau kemanapun pergi tidak dapat masuk perusahaan lagi.

Sekalipun keluar negeri mereka belum tentu akan mendapatkan pekerjaan di kantor bagaimanapun caranya.

"Jangan Direktur! jangan lakukan itu padaku aku calon istrimu" ucap Silvi tidak terima dengan black list yang diberikan Direkturnya.

"Direktur berkata demikian memangnya untuk apa? dan bertanya padamu begitu juga untuk apa kalau bukan agar kau mengakui sendiri kesalahanmu juga sikap mu yang semena-mena memecat dua penjaga yang bekerja sesuai prosedur dan membiarkan wanita asing masuk" marah Jack yang ikutan geram dengan Silvi.

Wanita yang terkenal angkuh dan sombong itu memang selalu suka merendahkan temannya bahkan tanpa segan dia merayu orang yang kedudukannya lebih tinggi demi jabatan.

Silvi juga sudah dua kali kena teguran dari pihak HRD yang sering dapat pengaduan akan sikapnya yang seenaknya. Pada teguran ketiga nanti baru mereka akan membawa masalah pada atasan untuk keputusan selanjutnya.

"Tapi mereka itu memang penting untuk direktur bukan wanita tidak jelas yang berada diruangan Direktur itu" marah Silvi.

"Kau tahu dari mana jika nona tidak penting bagi tuan lalu kedua wanita tadi penting? memangnya kau bodygard nya tuan!" ketus Jack jengkel rasa kakinya sudah gatal ingin menendang wanita itu keluar dari kantor itu secepatnya.

"Kedua wanita tadi lebih cantik dan berkelas sepertiku sedangkan yang di dalam ruangan direktur tidak pantas sama sekali" maki Silvi.

El.yang mendengarnya jadi semakin tidak senang dan marah saja bahkan matanya seakan memiliki sinar laser yang mampu membakar apapun yang di lihatnya.

"Tendang wanita itu keluar dan bungkam mulut kotornya itu yang sudah banyak menyakiti orang disini" ucap El setajam silet.

Jack mengarahkan tangannya pada beberapa penjaga agar membawa Silvi keluar. Penjaga itu tentu dengan senang hati melakukannya karena memang tidak suka dengan sikap Silvi yang kerap kali menghina dan merendahkan mereka apa lagi kata-kata kasar yang dia berikan pada bawahannya jika melakukan sedikit kesalahan.

Silvi meronta tidak ingin di pecat dan keluarkan dari perusahaan yang bergaji besar itu. Pekerjaan yang memiliki gaji lumayan hanya ditempat itu yang mampu memberikannya, bahkan gaji untuk para OB juga tidak dapat diremehkan untuk kalangan bawah.

"Direktur jangan pecat saya maafkan saya Direktur! lain kali tidak akan melakukan kesalahan lagi" teriaknya tapi tidak ada yang perduli dengannya sama sekali.

Bahkan teman-temannya satu kantor hanya menatap mengejek padanya yang akan pergi. Tidak ada lagi yang akan menghina atau merendahkan sesama pekerja disana. Meakipun Direktur mereka terkenal tanpa ampun pada lawan juga tidak bisa didekati.

Tetapi El tidak pernah merendahkan karyawannya jika tidak mengusik ketenangannya. El hanya akan berkata kasar pada mereka jika masalah pekerjaan yang belum benar, dan bagi mereka itu wajar untuk pengembangan diri sendiri agar lebih baik bekerja.

Selebihnya El hanya diam jika melewati karyawannya dikantor meski dengan tampang arongan dan kejamnya yang melekat.

"Jack buat peraturan baru dan langsung tempel besok sudah bisa berlaku untuk semua orang, siapa yang melanggar akan terima akibatnya seperti tadi.."

"Ini peringatan terakhir tidak akan ada lagi kejadian seperti ini, wanita yang penting bagiku hanya yang ada bersamaku selebihnya kalian pikirkan sendiri" ucap El kemudian berlalu pergi.

Semua karyawan disana bubar setelah Direktur mereka pergi. Dengan bisik-bisik mereka mulai membicarakan wanita yang dibawa oleh direktur mereka hingga membuat banyak karyawan lain yang belum melihatnya jadi penasaran dengan wanita tersebut dan berharap dapat bertemu.