My Hot Daddy

Brak

Pria yang hampir menodai Nesya, terpental di atas tanah. Pria itu tidak sadarkan diri, dengan darah yang mengucur di bagian belakang kepalanya. Jelas saja, pahlawan yang menolong Nesya itu, membanting dengan kuat sebuah kayu yang cukup kuat.

Satu sudah tumbang, tinggal tiga orang lagi yang belum dituntaskan.

Pahlawan itu mengacungkan baloknya, "Maju kalian!" Dengan wajah menggelap.

Ketiga pria bejat itu melihat betapa mengenaskannya teman mereka, hingga gemetaran melihat darah itu. Mereka lari terbirit-birit, meninggalkan teman mereka. Ternyata mereka hanya sekelompok pria yang baru pulang dari club' dalam keadaan mabuk.

"Nesya..." pria yang ternyata memakai seragam putih abu-abu itu menghampiri Nesya yang memejamkan matanya.

Pria itu menyentuh bahu Nesya yang terbuka, yang membuat Nesya berteriak.

"Kumohon jangan sentuh aku..."

"Nes... ini gue Denis..." Pria itu mencoba meyakinkan Nesya.

Nesya membuka matanya, lalu melihat pria yang baru saja menolongnya.

"Denis..." Nesya yang awalnya bingung, tak urung memeluk erat tubuh Denis.

"Denis...gue takut..." Nesya menangis sejadi-jadinya di pelukan Denis.

Denis merupakan teman satu sekolah Nesya. Keduanya cukup akrab karena pernah satu kelas dan satu jurusan juga.

Nesya bersyukur Denis telah menyelamatkannya. Walaupun sedikit bingung, kenapa temannya itu bisa berada di tempat ini sepagi ini.

"Sst.. gue ada di sini. Lo udah aman kok..." Mengusap punggung Nesya.

Nesya melirik pria bertubuh besar tadi yang masih ada di dekat mereka, dan tiba-tiba Nesya berteriak.

"Dia masih bergerak..."

Denis melihat pria bejat itu, sudah terkapar. Mungkin Nesya trauma akan apa yang terjadi baru saja.

Denis yang pada saat itu mengenakan jaket, membuka jaketnya dan membalutkannya pada tubuh Nesya yang setengah telanjang.

"Kita pergi dari sini." Mengangkat tubuh mungil Nesya ke gendongannya, membawa Nesya dari tempat sepi itu.

Denis menurunkannya saat sampai di tempat motor gedenya terparkir. "Lo bisa naik kan?"

Nesya mengangguk. Lalu Denis memakaikan helmnya pada Nesya.

"Kita ke tempat gue dulu buat ngobatin luka lo." Nesya mengangguk dan ikut naik ke motor Denis.

Sebenarnya masih banyak yang ingin Denis tanyakan pada Nesya, kenapa gadis itu bisa terdampar di tempat tadi. Tapi diurungkannya, karena melihat keadaan Nesya yang tidak begitu baik.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di sebuah apartemen mewah yang Nesya tau milik Denis. Hanya orang tertentu saja yang dapat menyewa apartemen ini. Ya tentu saja, keluarga Denis juga merupakan salah satu keluarga terpandang di kota ini.

Nesya duduk di sofa apartemen Denis, sedangkan Denis ke kamarnya mengambil kotak P3K.

"Tahan ya. Ini kayaknya sakit." Denis mengobati luka di bibir Nesya.

"Ssh.. sakit Nis.."

"Tahan. Lagian lo ngapain bisa sampai di tempat itu. Pagi-pagi gini lagi." Denis malah mengomel.

Nesya diam, enggan untuk memberitahukan Denis kenapa dia bisa ada di tempat itu.

"Lo juga. Ngapain pagi-pagi buta udah pakai seragam?" Nesya malah balik tanya.

"Eh malah balik tanya." Menyentil kening Nesya. "Lo kayak nggak tau gua aja." Mengolesi betadine pada luka Nesya.

"Lo abis dari klub malam lagi ya." Denis bergumam. "Kapan sih lo tobatnya?"

Sudah menjadi rahasia umum di sekolah mereka, bahwa Denis adalah penghuni klub malam.

"Mungkin sampai dunia kiamat." Gurau Denis terkekeh.

"Ih lo nggak bisa serius nggak sih." Kesal Nesya mencubit pinggang Denis.

"Aduh sakit." Memegang bekas cubitan Nesya.

"Lo jawab dulu pertanyaan gue. Kenapa bisa lo ada di sana tadi, sama om-om lagi. Jangan bilang lo juga abis pulang dari klub malam." Tanya Denis yang masih penasaran.

"Emang lo pikir gue cewek apaan." Gerutu Nesya.

"Udah siap." Melihat wajah Nesya yang berbekas akibat tamparan pria tadi. "Lo bolos aja dulu, hari ini. Liat tuh, muka lu udah kayak tato kaki ayam." Memberikan cermin pada Nesya.

"Dasar, tato ayam dari mana." Melihat wajahnya di cermin. "Sakit banget."

"Makanya jangan sekolah dulu. Entar lo dikatain korban penganiayaan lagi."

"Iya iya. Gue bolos hari ini." Melihat Denis bingung. "Terus gue ngapain dong satu hari ini?"

Denis menatap Nesya dengan seringaian tipis, "Bolos bareng, mau?"

TBC ☘️☘️☘️

JANGAN LUPA LIKE DAN VOTENYA YAAA 😀