Viola adalah gadis SMA yang berumur 18 tahun yang hidupnya berubah setelah mamanya menikahi duda anak 2. Anak papa angkatnya itu 2 laki-laki, dan siapa sangka anak bungsu papanya itu adalah guru olahraga yang dingin di sekolahnya. Dia harus menjadi keluarga baru guru yang tidak dia sukai itu. Viola sama sekali tidak akrab dengan kakak keduanya itu tapi dia akrab dengan kakak pertamanya dan papa angkatnya itu. Keluarga mereka pun rukun tapi hanya kakak keduanya yang tidak mau tinggal dengan mereka. Viola dan kakak keduanya pun sering bertengkar sampai akhirnya mereka berdua timbul perasaan suka. Bagaimana cara mereka berdua menjalani hubungan cinta satu keluarga dan beda usia ini? Apakah mereka akan mengalah dengan orang tua mereka atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gywnee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12
Alca mendorong Naura dan dia duduk dan mengelap bibirnya.
"Apa yang kau lakukan?" Alca dengan kesal.
Naura tersenyum.
"Sangat manis," jawabnya.
"Sepertinya adik kecilmu melihat tapi.." ucap Naura sambil tersenyum, Alca menatap Naura dengan kesal dia mau beranjak dari tempat duduknya untuk keluar tapi,
“Kalau kau keluar dari kamar ini, aku akan teriak..dan Arka akan tahu kalau kita dikamar bersama.” ucap Naura sambil tersenyum.
Alca mengepalkan tangannya dengan kesal, lalu dia menoleh ke Naura.
“Apa yang kau inginkan sebenarnya?” tanya Alca dengan kesal.
“Kamu. Apalagi emang…” jawab Naura sambil tersenyum.
“Alca ikutlah aku!” ajak Naura.
.
“Ta.ta.tadi ap.apa ya.yang aku li.lihat?” gumam Viola dengan heran, dia masih syok melihat mereka berdua.
Lalu Viola menepuk-nepuk kedua pipinya agar dia yakin jika ini tidak mimpi, “Wah sakit semuaa…ini tidak mimpi..apa mungkin kak Naura salah kamar ya..tapi bagaimana bisa salah kamar, jelas-jelas itu kamar kak Alca, dan kakak juga disana.” gumam Viola dengan heran.
Dan Viola mendengar suara mobil yang keluar dari gerbang, Viola langsung berlari ke arah jendelanya dan melihat mobil Alca yang keluar.
“Kak Alca mau kemana…” gumam Viola dengan heran.
.
Naura terus memperhatikan wajah Alca yang sangat tampan itu, dia senang akhirnya bisa berlama-lama melihat wajah Alca.
Sedangkan Alca, dia memikirkan Viola. Dia tahu Viola melihat kejadian tadi, dia takut jika terjadi kesalah pahaman.
“Alca…kenapa kamu tampan banget?” tanya Naura dengan heran, dia meraba-raba paha Alca, dan Alca menghempaskan tangan Naura agar menjauh darinya.
“Diamlah!” ucap Alca dengan datar.
Naura tersenyum kecil.
.
Karena masih syok, Viola tidak bisa tidur. Apalagi saat dia tahu mereka berdua pergi bersama. Viola duduk di meja makan dengan wajah paniknya, dia takut Arka tau soal itu.
“Viola?”
Viola sontak terkejut melihat Arka yang berada di belakangnya, “Ka.kak Arka?”
Arka mengambil air dingin di kulkas, setelah ia selesai minum ia mendekat ke adiknya itu, “Kenapa wajahmu syok sekali?” tanya Arka dengan heran.
“A.a.aku? i.i.iy.iyakah?” tanya Viola sambil tersenyum hambar. Lalu Viola menoleh ke kamar Alca yang tidak ditutup itu.
Ahhhh kenapa kebiasaan banget sih nggak di tutup pintunya…
-batin Viola dengan kesal-
“Kenapa kamu terbangun tengah malam begini? bagaimana kalau kamu ngantuk sekolah besok?” tanya Arka dengan heran, lalu Arka duduk di sebelah Viola.
“I.i.i.itu aku kepikiran ulangan harian besok, jadi nggak bisa tidur. Kakak tidur saja besok kakak juga harus kerja kan..” ucap Viola sambil tersenyum.
“Bagaimana bisa kakak tidur kalau adik kakak lagi kebanyakan pikiran.” jawab Arka sambil tersenyum.
Viola menatap Arka dengan sedih.
Kenapa orang baik selalu tersakiti sih? kakak andai kakak tahu…ahh aku pusing gara-gara kakak..
-batin Viola dengan sedih-
“Alca, bagaimana saat di sekolah?” tanya Arka.
“Ya begitulah..sama-sama menyebalkan!” jawab Viola dengan kesal, dan dia langsung membungkam mulutnya karena terlalu terbawa emosi saat mendengar pertanyaan itu.
Arka terkekeh, “Sepertinya kamu terlalu memendam banyak hal yang nggak kamu suka ya dari Alca..”
“Hehehe…” Viola tertawa kecil.
Arka tersenyum, “Tapi dia sebenarnya baik, hanya saja aku rasa banyak hal yang membuatnya tertekan..”
“Aku kakaknya tapi kadang aku gagal memahaminya..”
Viola hanya diam dan mendengarkan ucapan Arka. Viola sebenarnya penasaran dengan masalah yang terjadi antara Alca dengan papanya, tapi dia tidak berani bertanya itu ke Arka.
“Viola, ada cowok yang kamu sukai kah?” tanya Arka sambil tersenyum.
“Heh…” sontak Viola dengan terkejut, dan pikirannya langsung tertuju kepada Valdo.
“Ada, ternyata.” ucap Arka sambil tersenyum saat melihat wajah adiknya yang memerah itu.
Viola hanya tersenyum kecil.
“Pacar pertama ku itu Naura…aku benar-benar bersyukur memilikinya..” ucap Arka sambil tersenyum.
Ahhh kakak…kenapa kakak mengatakan itu sih, terus aku harus bagaimana ini…
-batin Viola dengan sedih-
“A.apa kak Alca pernah membawa pacarnya pulang juga kayak kakak?” tanya Viola dengan heran.
“Alca? hmmm…aku sebenarnya tidak terlalu tahu tentang hubungan percintaannya, dia terlalu tertutup soal itu. Padahal aku juga penasaran wanita seperti apa yang bisa meluluhkan anak itu, kamu tahu sendiri kan dia bagaimana..” canda Arka.
Viola mengangguk dengan setuju.
“Tapi yang aku tahu, dari jaman sekolah dia sudah terbiasa ditembak cewek-cewek. Banyak cewek yang menyukainya, karena dia tampan dan pintar juga. Mungkin sekarang masih ada orang-orang yang melakukan itu ke Alca…” ucap Arka sambil tersenyum.
Ya…ada kak! dan itu pacar kakak sendiri!!! huwaahhhhhh!!! kepalaku mau pecah ini aku harus berbuat apa huwaaaa..
-batin Viola dengan frustasi-
“Sudah malam, ayo tidur!” ajak Arka sambil tersenyum. Lalu mereka berdua beranjak dari tempat duduk, dan Arka baru sadar kalau pintu kamar Alca terbuka. Viola membelakan matanya dengan terkejut.
“Kemana dia malam-malam?” gumam Arka dengan heran.
“Siapa maksud kakak?” tanya Viola.
“Alca itu kebiasaan buruknya jarang menutup pintu kamarnya,”
“Iyakah? di kamar mandi mungkin kak.” jawab Viola dengan tersenyum penuh tekanan.
Arka menganggukkan kepalanya, dan Viola menghela nafas dengan lega karena Arka percaya dengan ucapannya.
.
“Kau sengaja membawaku kesini untuk melihat itu?” tanya Alca dengan nada datarnya itu.
Naura tersenyum, “Aku ingin kau sadar!” jawabnya.
Alca melihat Rahel dengan suaminya sedang makan malam di restoran bersama, mereka terlihat bahagia satu sama lain. Naura tahu mereka disini karena dia sering sekali melihat mereka makan disini di tengah malam seperti ini.
“Alca…sahabat yang kau banggakan dan sayangi itu tega mengambil milikmu, dan milikmu itu tega meninggalkanmu…hidupmu dramatis sekali ya..” ucap Naura sambil tersenyum.
Alca sedih melihat mereka berdua, dia masih sayang dengan Rahel tapi dia tidak bisa menahannya lagi karena Rahel mengandung anak sahabatnya itu.
“Kamu setia dengan perempuan itu tapi malah dia yang mengkhianatimu…” ucap Naura dengan sinis.
Alca beranjak pergi dari tempatnya, tapi Naura menariknya.
“Jika kau biasa saja kenapa kau terlihat marah melihat mereka?” tanya Naura dengan heran.
Alca hanya diam, perasaannya campur aduk sekarang.
“Alca…” Naura menyentuh pipi Alca dengan lembut.
“Jangan menjadi orang baik seperti ini, ini hanya akan merugikanmu.” ucap Naura sambil tersenyum manis ke Alca, dan Alca hanya diam menatap Naura.
“Kau menganggap Rahel sama seperti mama mu tapi lihat dia melukaimu..” ucap Naura.
Alca menundukkan kepalanya dengan sedih karena semua yang Naura ucapkan itu benar. Naura tersenyum lalu dia mendekatkan wajahnya ke Alca.
“Aku tahu kamu kesepian sekarang…datanglah padaku Alca..aku selalu ada untukmu.” ucap Naura sambil tersenyum.
Alca mendongak ke Naura dengan tatapan putus asanya itu, dan Naura mengecup bibir Alca sambil tersenyum dengan manis.
Dan….
