NovelToon NovelToon
Kami Yang Tak Dianggap

Kami Yang Tak Dianggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Balas dendam pengganti
Popularitas:14.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

Arabella seorang anak perempuan yang menyimpan dendam terhadap sang Ayah, hal itu diawali sejak sang Ayah ketahuan selingkuh di tempat umum, Ara kecil berharap ayahnya akan memilih dirinya, namun ternyata sang ayah malah memilih wanita lain dan sempat memaki istrinya karena menjambak rambut selingkuhannya itu.

Kejadian pahit ini disaksikan langsung oleh anak berusia 8 tahun, sejak saat itu rasa sayang Ara terhadap ayahnya berubah menjadi dendam.

Mampukah Arabella membalaskan semua rasa sakit yang di derita oleh ibunya??
Nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Ara masih menguping, dan di tengah-tengah keriuhan yang terjadi entah kenapa gadis itu mencoba untuk memberanikan diri melangkah ke, dalam rumah Sita, entah apa yang ingin ia lakukan.

Ara mengambil kesempatan emas ini untuk masuk ke dalam kamar berukuran kecil itu langkahnya mulai menuju ke lemari kayu yang sudah reyot, tangan Ara langsung membuka pintu lemari, dilihatnya di situ ada beberapa tumpukan baju yang tidak begitu rapi dan beberapa berkas yang dibungkus dengan kresek berwarna putih.

"Hah keresek itu barang kali saja aku menemukan sebuah bukti," kata Ara.

Tangannya begitu cepat membuka keresek dan mengecek berbagai map yang sudah terbungkus di situ, dan dari beberapa map ada satu yang menyita perhatiannya, akta kelahiran Naira dari rumah sakit Citra Medika, rumah sakit dimana dulu waktu ia kecil sering berlangganan.

"Hah! Rumah sakit langganan keluargaku dulu, kenapa Naira lahir di rumah sakit berkelas seperti Citra Medika," ucapnya sambil menyembunyikan maaf itu dengan cepat.

Setelah itu dengan hati-hati Ara keluar dari kamar itu, namun di saat ia baru melangkah keluar, dan tidak sengaja ada yang melihatnya.

"Hei kamu ngapain," ujar laki-laki sepertinya teman Doni.

"Gak ngapa-ngapain cuma keliling saja," sahutnya dengan senyum kikuk.

Lelaki itu melangkah sedikit sempoyongan, menghampiri Ara, gadis itu berusaha untuk tenang meskipun di dalam hatinya merasa ketakutan, namun ketika jarak semakin mendekat tiba-tiba saja pria terhuyung ke lantai semen dengan sendirinya.

Ara sedikit lega, ia pun mulai berusaha ke arah dapur untuk lewat ke arah belakang, namun di saat ia hendak melangkah tiba-tiba saja suara terdengar.

“Siapa kau?!”

Suara berat itu memecah keheningan, dari arah yang berlawanan, Ara membeku, ia pun mulai berhenti sejenak, melihat lelaki bertubuh besar dan mata merah itu yang melotot ke arahnya, dan ternyata lelaki itu merupakan teman Doni yang satunya lagi.

Ara memundurkan langkahnya namun naasnya ia malah menabrak meja di belakangnya, dengan sebuah barang-barang yang begitu berantakan, dan diantara barang-barang itu, ada suatu benda yang terjatuh seperti sebuah kotak kecil berwarna abu bludru tapi sudah sedikit usang karena debu yang menempel.

Ara berusaha untuk mengambil dan mengembalikan kotak itu di tengah-tengah ketegangan itu, namun disaat ia tahu, diatas kotak itu ada tulisan nama Naira ia pun mengurungkan niatnya dan menyembunyikan kotak tersebut di belakang tubuhnya.

"Pencuci!" teriak lelaki itu.

Refleks Ara mencoba untuk kabur melalui pintu belakang atau pintu dapur, sani lelaki itu terus mengejar Ara, hingga menyusuri lorong-lorong gang kecil rumah warga.

Berhenti kau pencuri!" teriak pria itu.

Ara tambah panik, namun kakinya tetap terus berlari, meskipun terasa lama, dan napasnya mulai memburu hebat. Udara malam menusuk paru-paru, tapi rasa takut jauh lebih menusuk dari udara dingin itu. Langkahnya terpeleset di bebatuan basah, hampir membuatnya jatuh, namun ia tetap bangkit dan terus berlari.

Suara langkah berat di belakangnya semakin dekat. Lelaki itu tak menyerah, terus berteriak kasar sambil memanggil nama Doni dan mengumpat. “Ke sini kau! Ku bunuh kalau ketemu! Pencuri sialan!”

Ara menoleh sekilas. Dari kejauhan, bayangan pria itu tampak goyah tapi cepat, seperti binatang buas yang sedang lapar. Cahaya lampu jalan memantul di matanya yang merah, membuat jantung Ara berdebar makin kencang.

Di tangannya, kotak kecil abu-abu itu ia genggam erat kotak yang barusan ia temukan di rumah Sita. Entah kenapa, ia merasa benda itu penting. Ada nama Naira tertulis di atasnya, dan hanya itu yang membuatnya bertahan untuk tidak menjatuhkannya meski tubuhnya gemetar.

Namun tiba-tiba ....

“Brak!”

Ara tersandung batu besar di ujung gang. Tubuhnya jatuh keras, lututnya tergores aspal, darah langsung mengalir pelan. Ia meringis, tapi tak sempat bangkit karena langkah kaki si lelaki sudah terdengar sangat dekat.

“Aku bilang berhenti, dasar bocah kurang ajar!” Suara itu makin nyaring.

Ara menatap sekeliling dengan panik. Gang itu buntu dinding tinggi di depannya, tong-tong sampah di sisi kanan, dan pagar rumah tua di sebelah kiri. Nafasnya tersengal. Ia tahu kalau diam di situ, ia akan tertangkap.

Dengan sisa tenaga, Ara memanjat pagar tua yang catnya sudah mengelupas. Besi-besi tajam menempel di atasnya, melukai telapak tangannya, tapi ia tidak peduli.

“Jangan kabur!” teriak lelaki itu lagi, lalu menarik kaki Ara yang hampir berhasil menyeberang pagar.

Ara menendang sekuat tenaga. Sepatunya mengenai bahu pria itu, membuatnya terhuyung ke belakang. Ia berhasil meloncat ke sisi lain, jatuh terguling di halaman rumah yang sepi dan gelap.

Ia menahan napas, tubuhnya bersembunyi di balik dinding bata. Lelaki itu masih mengumpat dari seberang pagar, tapi tidak berani memanjat karena tubuhnya yang berat.

Ara menunduk, menggenggam kotak itu erat di dadanya, lalu mulai berjalan pelan, menahan rasa sakit di lutut dan tangan. Air matanya bercampur dengan keringat dan darah.

“Apa sebenarnya yang disembunyikan keluarga ini…?” gumamnya lirih.

Ia membuka sedikit kotak itu di bawah cahaya redup lampu jalan. Di dalamnya ada seuntai kalung kecil dengan liontin berbentuk hati, dan selembar foto bayi yang sudah menguning. Di belakang foto itu, tertulis samar dengan tulisan tangan:

“Untuk Naira maafkan Mama.”

Ara tertegun. Tenggorokannya tercekat.

Ia tahu, ini bukan sekadar barang biasa ini bisa jadi bukti besar dari rahasia kelahiran Naira.

Namun sebelum ia sempat berpikir lebih jauh, suara mesin motor terdengar dari kejauhan. Dua lampu menyorot ke arah gang tempat ia bersembunyi. Dua orang lelaki dengan wajah penuh amarah melaju pelan, menyorotkan lampu ke segala arah.

“Ara menoleh cepat.”

Tubuhnya menegang. Ia sadar kalau mereka masih mencarinya.

Tanpa banyak pikir, ia memeluk kotak itu lebih erat dan mulai melangkah cepat menuju jalan yang lebih besar. Tapi langkahnya pincang, luka di lutut makin parah, dan matanya mulai kabur karena darah dari pelipis yang terus menetes.

“Bertahan, Ara… jangan berhenti…” katanya pada diri sendiri.

Di kejauhan, terdengar suara kendaraan lain suara mobil yang ia kenali samar-samar.

Dan ketika lampu mobil itu berhenti di ujung jalan, suara yang tak asing memanggil namanya.

“Ara! Araaa!”

Ara membalikkan tubuhnya, dan sedikit ada senyum ditengah luka yang ia rasakan malam ini.

Bersambung .....

Komen ya Kak ....

1
Kasih Bonda
next Thor semangat
Oma Gavin
semoga segera terbongkar siapa naira yg dibuang ika demi bayi laki", dirga lagi mabok cegil suruhan ara 🤭
Suanti
ayok ara tunjukkan rekaman nya ke dirga biar sekalian dirga cerai kan ika 🤭
Ani Basiati
lanjut thor
Kasih Bonda
next Thor semangat
Lilik Lailiyah
ayo Ara selidiki Ika secepatnya
Kasih Bonda
next Thor semangat
Suanti
ika tukar ank cowok demi hancurkan rmh tangga sena beri ika kena karma 🤭
Kasih Bonda
next Thor semangat
Lilik Lailiyah
Naira Ara Arkan saudarah se ayah
Siti Koyah
ini anak sidirga sama si ika trus d tuker
Rafkah: bodoh si ika..ank ny trsiksa..malah ank org di raja kn.
total 1 replies
Siti Dede
Typonya bertebaran thor
Ayumarhumah: Iya Kak nanti aku revisi. gak tahulah hp keyboard ku😇😇
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Bak Mis
apa mungkin ini anak nya wanita pelakor itu yg di tukar itu
Bak Mis
gak tau malu juga nih pelakor 😃😃😃
Kasih Bonda
next Thor semangat
Bak Mis
kenapa gak di tangkap aja tuh orang "jahat itu
Bak Mis
ini pria gak liat gadis itu seperti anak nya sendiri
Bak Mis
nih bocah masih kecil udah b
janji "aja tuh
Bak Mis
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!