Seina, adalah seorang gadis kampung yang hidupnya penuh dengan kesederhanaan, dia dari keluarga baik-baik, dia juga mendapatkan pendidikan yang baik dari keluarganya, namun dia harus kehilangan anggota keluarganya karena sebuah bencana.
Seina pun satu-satunya yang selamat dan dibawa ke tempat pengungsian oleh para relawan, gadis itu cukup terpuruk dengan nasibnya, namun dia tetap harus menjalani hidupnya.
Karena yang bernasib sama dengannya itu juga cukup banyak.
Hal itu membuatnya bangkit dan merangkul anak-anak yang bernasib sama dengannya.
Suatu hari dia bertemu dengan seorang wanita cantik jelita, dari atas kepala sampai bawah kakinya, terlihat bernilai mahal, bahkan kibasan rambutnya pun berbau dollar.
"Jadi kamu ya Seina?" tanya wanita itu dengan angkuh.
"Ya, ada apa Nyonya?" tanya balik Seina.
Wanita itu segera membuka koper besar, dan di sana terlihat sangat banyak tumpukkan uang.
"Aku sewa rahimmu!" Tegas wanita itu.
Yuk kepoin baca lanjutannya 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie Alfredo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Heboh sekali
" Sakit, tidak itu Tuan berhenti." Seina benar - benar tidak menyangka jika pengalaman pertama itu sangat menyakitkan.
" Tidak mau, tidak mau, hiks hiks." Seina menangis karena itu sangat menyakitkan.
Sial, kenapa saat menangis dia malah semakin cantik, aku tidak bisa berhenti.
Dalam hati Matthew.
Matthew tidak melepaskan Seina meskipun sudah menangis dan memohon ampun.
" Iya, maafkan aku Seina, aku benar-benar bintang buas ya." begitu Matthew sudah merasa puas barulah meminta maaf pada Seina yang sudah lemas dan masih menangis.
" Aku tidak mau lagi melakukannya huhuhu." Ujar Seina merengek lemas.
Matthew malah terkekeh melihatnya.
" Padahal awalnya kau petantang petenteng padaku dan tidak ragu sama sekali menyerahkan tubuhmu." Ujar Matthew terkekeh.
Lucunya anak ini, dia benar-benar memberikan air segar padaku yang kehausan.
Dalam hati Matthew.
Keesokan paginya.
Matthew segera meminta Mona menyiapkan air hangat untuk Seina.
" Tuan, biar saya saja yang mengurus Nyonya." ujar Mona.
" Tidak, apa kau sudah menyiapkan airnya di kamar atas?" Tanya Matthew.
" Sudah dong." jawab Mona.
" Aku akan membawa Nyonya ke kamar atas, kau bersihkan semuanya." Tegas Matthew
Tuan ini kalau lagi bersikap tegas benar-benar menakutkan.
Dalam hati Mona.
Mona pun segera membereskan tempat tidur yang berantakan dan Mona sangat terkejut karena ada bercak darah.
" Ini darah apa?, apa Nyonya pendarahan, tidak aku harus memberitahu Tuan." ujar Mona segera berlari menyusul Matthew.
" Hei, pelan-pelan kau bisa jatuh." Ujar Farid terkejut karena di tabrak Mona, yang berlari sambil membawa sprei yang terlihat ada darahnya.
" Darah siapa?" tanya Farid terkejut.
Mona mengabaikan Farid dan berlari ke atas menyusul Matthew, Farid pun mengikuti Mona.
" Tuan, apa yang anda lakukan?, ini Nyonya pendarahan, anda harus memanggil dokter, atau bawa ke rumah sakit!" ujar Mona sangat khawatir.
" Tuan, apa anda menganiaya Nyonya?" ujar Farid terkejut.
" Diam!, kalian berisik!" tegas Matthew
" Saya datang Tuan." Tiba-tiba dokter pribadi Matthew datang.
" Masuk periksa istriku." Tegas Matthew tampak serius.
Dokter itu pun masuk ke dalam, sementara Farid dan Mona tidak di ijinkan masuk.
Mona mondar - mandir di depan kamar itu, sambil menggerutu tak jelas.
" Terimakasih Dokter." Ujar Matthew segera menutup pintu begitu dokter itu keluar.
Mona langsung menarik dokter itu dan menanyakan banyak pertanyaan pada Dokter.
" Bukan, Nyonya tidak ada masalah yang serius." jawab Dokter.
" Tapi ini darah dok, darah." ujar Mona menunjukkan sprei yang dibawanya.
" Nona muda mungkin Anda tidak banyak tahu tentang metode IUI, itu tidak dilakukan dengan berhubungan intim awalnya jadi itu darah perawan, karena Tuan anda baru membuka segel Nyonya anda, kalau begitu saya permisi." Ujar dokter itu segera pergi.
Farid terkekeh melihat Mona kebingungan.
" Kau buka google deh Mona." Farid segera turun.
" Apa itu mereka menertawakan aku." Gumam Mona kebingungan.
" Sudahlah kalau dokter bilang Nyonya aman, pasti aman, aku akan mencuci ini dan besok akan bertanya pada Nyonya langsung." Ujar Mona segera turun.
Sementara di dalam kamar.
Matthew sedang membujuk Seina yang masih merengek dan merajuk pada Matthew.
Matthew mendekap gemas Seina, yang merengek kekanak-kanakan yang sangat bikin geregetan ingin menggigit, rupanya tidak buruk juga mendapatkan seseorang yang jauh lebih muda, rewel tapi lucu.
" Masih marah Seina?, apa yang harus aku lakukan agar kau berhenti merengek begini?" Matthew menarik dalam pangkuannya dan memeluknya.
Entahlah apa mungkin karena Matthew merasa Seina masih sangat muda dan menggemaskan seperti anak-anak, Matthew selalu ingin mendekapnya dan memanjakannya.
Jika di ingat lagi ke belakang, tidak ada hal seperti ini di rumah tangganya, hubungan dengan Gladys tidak seperti ini, mungkin semua sudah dihabiskan saat masa pacaran, Gladys sangat perhatian untuk mengingatkan makan dan istirahat.
Gladys sangat begitu effort pada hubungan mereka saat pacaran, namun setelah menikah hubungan mereka tidak seperti saat pacaran, Gladys tak pernah memperhatikannya lagi, dan sibuk sana-sini dengan teman-temannya.
Mereka hanya seperti partner sex setiap malam, dan tidak ada percakapan apapun setelah berhubungan, Gladys akan langsung tidur dan tidak terlihat saat Matthew akan berangkat kerja.
Sangat hambar dan Matthew pun juga mulai memburu untuk gila kerja, tapi saat itu Gladys hamil, baru saat hamil Gladys mulai merengek minta perhatiannya, Matthew sudah mencoba meluangkan waktu, namun terkadang urusan penting pekerjaan lebih diutamakan karena dia juga akan memiliki pewaris dia juga akan mendirikan panti asuhan ke 20 di keluarga Howard.
" Sudahlah, hubungan itu rupanya memang sudah tidak sehat sejak awal." gumam Matthew.
" Hubungan siapa?" ujar Seina menyahut.
" Ah, kau ingin tahu?, tapi aku tidak mau memberitahu." ujar Matthew.
Seina merengek lagi dan meronta-ronta, namun tiba-tiba Seina mengalungkan tangannya ke leher Matthew dan bersandar manja.
" Apa semua terasa hambar dengan Saya?" ujar Seina tampak sedih.
" Mana ada seperti itu Seina, yang aku maksud hubunganku dengan istriku." jawab Matthew.
" Saya cemburu, saat anda memanggilnya istriku, sedangkan saya adalah simpanan." ujar Seina segera melepaskan pelukannya.
Matthew menarik tangan Seina dan memeluknya dengan posesif.
" Kau kan yang menolaknya, kenapa sekarang kau terus menyalahkan ku Seina." Ujar Matthew gemas.
" Entahlah, rasanya saya malah sedang menjiwai sebagai pelakor, huhuhu saya tidak mau ... " Seina terus merengek tidak jelas.
" Hahaha, iya makanya itu sebenarnya aku harus bagaimana Seina, kalau begitu aku adalah suami yang sedang merencanakan sesuatu dengan simpanannya." Matthew menggeleng kepala, dia sudah di goyahkan oleh anak yang baru tumbuh dewasa ini.
" Tuan saya lapar, saya mau makan bakso." ujar Seina tiba - tiba.
" Ah, kau masih ngidam?" ujar Matthew terkejut.
Seina mengangguk manja.
" Di sini mana ada bakso Seina." ujar Matthew bingung.
" Tapi saya lapar, dan mau makan bakso." rengek Seina.
" Ya, terpaksa kita harus merepotkan Mona." Matthew menggendong Seina turun.
" Tuan, apa ada masalah dengan Nyonya?" tanya Farid.
" Di mana Mona?" tanya Matthew.
" Ada di belakang, sedang mencuci." jawab Farid.
" Rid, minta tolong Mona, untuk membuatkan Seina bakso." pinta Matthew segera mendudukkan Seina di sofa.
" Jangan pergi, tetap pangku saya." ujar Seina manja.
Matthew sangat lemah pada Seina dan segera memangkunya.
" Nyonya anda mau bakso?, apa Tuan Farid membohongiku?" ujar Mona datang memastikan.
" Iya Mona, apa kau bisa membuatnya?" tanya Seina.
" Meskipun belum pernah membuatnya, saya akan buatkan!" Mona langsung pergi ke dapur dengan semangat.
" Mona sangat patuh padamu ya, jadi aku tahu kenapa kau sangat menyayanginya, membawanya ke sini tidak sia-sia." ujar Matthew.
" Tuan, bukankah anda memiliki janji dengan seseorang?" Farid mengingatkan Matthew.
" Oh astaga aku lupa, ya kau siap- " Matthew melihat wajah Seina yang langsung cemberut.
" Seina, aku akan segera kembali." ujar Matthew.
" Tidak mau, jika anda pergi saya akan marah dan tidak akan membukakan pintu kamar untuk anda." Ujar Seina merajuk dan turun dari pangkuan Matthew.
Wah Nyonya anda tidak akan bisa menahan Tuan soal pekerjaan, Tuan tidak mungkin tetap tinggal.
Dalam hati Farid.
" Farid." panggil Matthew.
" Ya, saya akan siapkan mobil Tuan." ujar Farid.
" Tidak, undur pertemuannya besok." tegas Matthew.
" Apa?" Farid sangat terkejut setengah mati.
" Apa aku harus mengatakannya lagi?" ujar Matthew.
" Ya saya akan atur lagi." Farid segera pergi.
Ini pertama kali tuannya tidak profesional dalam bekerja.
Nyonya kecil itu sangat menakutkan, sepertinya aku sangat salah menilainya sejak awal.
Dalam hati Farid.