Ketika Ling Xi menjadi putri yang tak dianggap di keluarga, lalu tersakiti dengan laki-laki yang dicintai, apalagi yang harus dia perbuat kalau bukan bangkit? Terlebih Ling mendapatkan ruang ajaib sebagai balas budi dari seekor ular yang pernah dia tolong sewaktu kecil. Dia pergunakan itu untuk membalas dan juga melindungi dirinya.
Pada suatu moment dimana Ling sudah bisa membuang rasa cintanya pada Jian Li, Ling Xi terpaksa mengikuti sayembara menikahi Kaisar kejam tidak kenal ampun. Salah sedikit, habislah nyawa. Dan ketika Ling Xi mengambil sayembara itu, justru Jian Li datang lagi kepadanya membawa segenap penyesalan.
Apakah Ling akan terus bersama Kaisar, atau malah kembali ke pelukan laki-laki yang sudah banyak menyakitinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Insiden Di Pernikahan
Angin menerbangkan kelopak bunga yang bertebaran di sepanjang jalanan paviliun. Suara musik tradisional yang dimainkan oleh orkestra istana memenuhi rungu setiap orang, berpadu harmonis dengan sorakan riang para tamu.
Di antara banyaknya undangan, tampak para pangeran utusan kerajaan tetangga duduk di bangku megah yang khusus disiapkan untuk mereka. Mata mereka memancarkan kekaguman melihat Lin Feng, yang gagah dalam balutan jubah kekaisaran berjalan bersama Ling Xi.
Di kursi kehormatan, Ibu Suri sang ibunda dari Kaisar Lin Feng yang baru saja kembali dari kuil di lereng gunung, duduk dengan wajah berseri-seri. Ini adalah kali pertama ia melihat Ling Xi secara langsung, dan senyumnya menjadi restu yang paling berharga bagi Lin Feng dan Ling Xi.
Ling Xi terhenti ketika matanya yang indah menangkap sosok familiar di antara kerumunan. Di barisan paling belakang berdiri sosok yang sangat ia kenali. Itu ayahnya, Tuan Ling Yuan.
Rasa haru langsung menyergap hati Ling Xi. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Ayahnya yang selama ini dikenal keras dan berambisi, kini menatapnya dengan pandangan penuh kasih sayang.
Ling Xi tahu, meminta ijin untuk berbicara dengan ayahnya detik ini tidak akan diperbolehkan. Maka ia mencoba mencari restu dari wajah sang ayah, dan ketika laki-laki paruh baya itu tersenyum penuh ketulusan, seketika Ling Xi hatinya merasa lega. Ia pun kembali melangkah bersama Lin Feng menuju tempat upacara pernikahan.
Tiba-tiba saja,
Sebuah panah melesat cepat, mengincar jantung Lin Feng. Namun sebelum panah itu betul-betul mencapai sasarannya, Lin Feng sudah menggerakkan tangannya. Dalam sekejap, ia berhasil menangkap panah itu tanpa kesulitan.
Ia melihat panah di genggamannya, dan bibirnya membentuk senyum mengejek. "Hanya panah?" Lin Feng berucap meremehkan. Sebelum ia berteriak bertanya siapa lancang melakukan ini, sebuah suara lantang menggelegar dari kerumunan, menghentikan musik dan riuhnya para tamu.
"Hentikan pernikahan ini!" teriak seorang pria yang kini terbang melayang di udara, mengenakan atribut putra mahkota. Itu adalah Jian Li, seorang pangeran dari Kerajaan Donghai membawa segenap hati yang retak. Matanya yang tajam tertuju pada Lin Feng.
"Ling Xi adalah wanitaku! Aku datang untuk membawanya pulang, dan menjadikannya pengantinku!" Seru Jian Li lantang.
Lin Feng mendecih marah. "Beraninya kau mengambil milikku, bocah!" teriaknya. Aura kekuasaannya langsung menyebar ke seluruh penjuru istana.
Tanpa menunggu lebih lama, Lin Feng menyerang lebih dulu. Dengan satu gerakan, ia melesat ke arah Jian Li. Pangeran itu membalas dengan melepaskan gelombang energi pedang dari telapak tangannya. Pedang energi itu meluncur cepat, tapi Lin Feng dengan santai menangkisnya hanya dengan tangan kosong.
Jian Li memutar pedang besarnya di udara, menciptakan pusaran angin yang kuat. Ia mengerahkan semua kekuatannya, mengirimkan ratusan serangan pedang ke arah Lin Feng. Namun kaisar itu tidak terlihat kesulitan sedikit pun. Lin Feng hanya bergerak, menangkis setiap serangan Jian Li dengan mudah, seolah-olah sedang bermain-main.
Tuan Ling Yuan yang melihat Lin Feng dengan mudah melumpuhkan Jian Li, merasa lega. Ia merasa putrinya sangat dilindungi dan dicintai, tidak seperti dirinya yang tidak dapat melindungi Ling Xi dari ambisi Jian Li. Lin Feng adalah pria yang sangat kuat. Bahkan Tuan Ling Yuan pun tidak bisa membayangkan seberapa hebat kekuatan Lin Feng yang sebenarnya. Jian Li yang dikenal sebagai salah satu pendekar terkuat di selatan, kini terlihat seperti boneka di hadapan Lin Feng.
Jian Li jatuh tersungkur, nafasnya terengah-engah. Darah mengalir dari ujung bibirnya, dan jubahnya yang mewah kini compang-camping. Ia menatap Lin Feng dengan ketakutan, tidak percaya bahwa semua jurus andalannya dilumpuhkan dengan begitu mudah.
Di tangan Lin Feng, sebuah bola cahaya berwarna biru berpijar. Energi dahsyat di dalamnya siap menghabisi Jian Li dalam sekejap.
Namun, sebelum Lin Feng sempat melemparkan bola energi itu, sebuah suara menggelegar. "Hentikan!"
Lin Feng menoleh, mendapati Kaisar Donghai yang berjalan cepat ke arahnya. Tatapan tajam Kaisar Donghai tertuju pada Jian Li, penuh kekecewaan tapi juga ada rasa sayang yang teramat sangat. "Lepaskan dia, wahai Kaisar Lin Feng."
Lin Feng mengerutkan kening. "Mengapa? Dia mencoba membunuhku dan merebut milikku!"
Kaisar Donghai menghela napas. "Aku tahu. Tapi dia adalah putraku."
Sontak, seluruh tamu terhenyak. Bisik-bisik langsung menyebar, membingungkan mereka yang tidak tahu. Lin Feng matanya tidak lepas dari sosok Jian Li yang membuang muka, tak berani menatapnya.
"Aku akan mendidiknya. Aku janji, dia tidak akan pernah lagi mengganggu kehidupanmu, atau mencelakai siapa pun. Pernikahan Kaisar adalah hal paling penting sekarang, jangan sampai diganggu lagi oleh masalah ini." Lanjut Kaisar Donghai.
Lin Feng menatap Kaisar Donghai, lalu beralih menatap Jian Li. Tidak mungkin juga ia kotori pernikahan ini dengan pertumpahan darah, apalagi sekarang ada kehadiran ibunya. Dengan mendecih, ia akhirnya mengangguk. Bola cahaya di tangannya meredup dan lenyap.
Kaisar Donghai menghela napas lega. Ia memberi isyarat kepada beberapa pengawal untuk membawa Jian Li pergi. Dengan patuh, mereka menyeret Jian Li yang kini tidak berdaya dan menghilang dari pandangan.
Lin Feng tidak membiarkan insiden itu merusak hari bahagianya. Ia kembali menatap Ling Xi, mengulurkan tangannya dan menggenggam erat tangan wanita itu. "Tidak ada yang bisa menghalangi pernikahan kita. Tidak ada. Tidak akan ku biarkan bocah itu mengganggu milikku." bisiknya kepada Ling Xi.
...***...
Dengan tatapan penuh amarah, Kaisar Donghai membawa Jian Li kembali ke istana mereka. Sepanjang perjalanan, tidak ada satu pun pengawal yang berani membuka suara. Suasana di dalam kereta kuda terasa mencekam, dipenuhi kemarahan yang membara dari sang kaisar.
"Apa yang ada di dalam kepalamu?" bentak Kaisar Donghai. "Menyerang Kaisar Lin Feng di hari pernikahannya? Apa kau sudah gila? Beraninya kau!"
"Aku hanya ingin Ling Xi, Ayah. Aku mencintainya," jawab Jian Li tanpa rasa bersalah.
"Cinta?!" Kaisar Donghai tertawa sinis. "Kau pikir cinta bisa mengalahkan segalanya? Ini bukan hanya tentang cinta, Jian Li! Kau telah mempertaruhkan seluruh Kerajaan Donghai hanya karena ambisi bodohmu!"
"Lin Feng tidak seharusnya memilikinya! Aku lebih baik darinya! Aku lebih pantas!" Seru Jian Li dengan emosi yang memuncak.
Kaisar Donghai menampar Jian Li dengan keras.
"Tutup mulutmu! Dia adalah kaisar, dan kau hanya seorang pangeran. Kau tidak ada apa-apanya di hadapannya! Aku sudah bilang padamu untuk tidak membuat masalah dengannya, tapi kau tidak pernah mendengarkan. Kau sudah membuat kita malu di hadapan seluruh kerajaan."
Jian Li tidak lagi membalas. Ia hanya terdiam, membiarkan kemarahan ayahnya meluap, barulah ia berbicara lagi. Ia tahu ayahnya sudah tak lagi berada di pihaknya.
"Ayah, apakah kau tahu, kalau...
.
.
Bersambung.
kenapa tidak mengikuti apa kata hatimu ,,,
wis sekarepmu ae Jian li