Aku Kembali, Tunggu Saja!!!

“Jangan bilang jika uang itu berasal dari pemanfaatan kartu identitas milik Ja*ang itu?” pekik Gendhis dengan penuh semangat.

Rose hanya terkekeh sambil terus fokus memutar setir kemudinya tanpa memberikan jawaban kepada Gendhis, tetapi Gendhis tentu saja paham dengan raut wajah Rose yang menyeringai nakal itu.

“Gilaaa, Lo dapat minjem ke pinjol mana?” tanya Gendhis yang sepertinya tahu dari mana aliran dana yang digunakan untuk pembayaran lahan tadi.

Lagi – lagi Rose hanya terkekeh, tetapi tangan kanannya melepaskan kemudi dan mengacungkan 3 jarinya.

“BUA HA ha ha ha ha, Gila sih ini, dapat ide darimana lo ngerjain tuh kunti sampe kayak begini?” tawa Gendhis pecah seketika melihat ada 3 jari yang diangkat oleh Rose menandakan jika Rose menggunakan 3 aplikasi pinjaman online dengan menggunakan kartu identitas Jessica sebagai jaminan dan krediturnya.

Rose sendiri hanya terkekeh pelan ketika ia mengingat aksinya tadi malam. Bukan tidak terpikir di otaknya bagaimana caranya ia membalas dendam kepada Jessica. Ia juga ingin membalas pemerasan secara tidak langsung yang sudah dilakukan oleh Jessica kepadanya.

Mungkin nominal balasannya ini tidak sepadan dengan apa yang selama ini ia berikan kepada Jessica, tetapi ia cukup yakin jika setelah tenggat waktu terlewati para debt collector dari pinjaman online itu akan merongrong dan meneror Jessica.

Adalah hal yang sangat mudah bagi Rose sebagai seorang Hacker untuk memanipulasi foto Jessica,ia menggunakan akun itu untuk meminjam uang masing – masing $10 juta dolar dari tiga aplikasi dan mengambil tenggat waktu selama 3 bulan mendatang.

Setelah 3 bulan lagi dan Jessica yang tidak tahu apa – apa pasti akan menderita. Saat itu, Rose pasti sudah mulai selesai dengan rencananya.

“Hari ini kamu tidur di apartemen lamamu lagi?” tanya Gendhis setelah reda dari tawanya.

“Ya, sepertinya tidak baik jika aku terus menerus tinggal di kantor ya meskipun tidak akan ada yang terjadi apa – apa,” jawab Rose.

Memang selama 2 hari ini, Rose kembali ke apartemen lamanya, ia tentu saja merasa betah tinggal di sana dan tidak berniat sedikitpun untuk menjual sesuai keinginan Jessica.

Setelah kecelakaan Jessica, Rose menemani ibu Maryam, wanita paruh baya itu sepertinya sedikit shock dengan rencana kejam Jessica yang ingin melenyapkannya.

Setelah kejadian itu, Rose tidak ingin ambil resiko lagi. Mulai hari itu, Rose yang mengambil alih tugas untuk berbelanja bulanan, ibu Maryam dan yang lainnya hanya akan mengirimkan catatan keperluan apa saja yang harus dibeli.

Setelah menemani ibunya, Rose juga sempat tinggal di kantor miliknya, tetapi kemarin ia mulai kembali ke apartemen lamanya.

Apalagi hari ini ia melihat Jessica yang sudah keluar dari rumah sakit, Rose tentu saja tidak akan melewatkan kesenangan ini. Rose sangat yakin jika Jessica cepat atau lambat pasti kan segera mencarnya perihal pemecatan para oknum – oknum pimpinannya.

Rose sedikit menghela nafasnya tetapi ia begitu menantikan pertunjukan apa yang akan dilakukan oleh Jessica di depannya.

Gendhis hanya bisa menuruti keinginan Rose, sudah beberapa kali ia mengajak Rose untuk tinggal di apartemen yang disewa. Pikirnya, daripada bengong sendirian mendingan mereka nonton drakor atau nggak nonton robot kucing biru dari negara sakura!

Padahal yang tidak diketahui oleh Gendhis, selain mengerjai kartu identitas milik Jessica, Rose juga mengerjakan desain untuk rumahnya di lahan terbengkalai itu. Ia ingin segera merealisasikan keinginannya untuk memiliki hunian sendiri dan juga pabrik skincarenya.

“Haaah aku memang tidak bisa membujukmu,” desah Gendhis pasrah. Rose hanya menanggapinya dengan tertawa ringan. Saat ini, mereka sudah sampai di bawah bangunan apartemen milik Gendhis, Rose parkir dengan mantap di sebelah pintu masuk bangunan tersebut.

“Rose, yang harus kita pikirkan sekarang adalah bagaimana menyelesaikan soal lahan angker itu agar kita bisa segera membangun pabrik,” peringat Gendhis sebelum ia turun.

“Kamu tenang saja, aku berani mengambil alih lahan itu artinya aku tahu apa yang harus aku lakukan,” jawab Rose menyuruh Gendhis untuk tenang.

Terang saja Rose merasa tenang, lahan itu sama sekali tidak berhantu atau memiliki hal sial apapun! Rose sudah tahu pola serangan teror dan dia akan siap untuk melakukan serangan balasan.

Tentu saja pengetahuan ini didapatkan dari pimpinan misterius PHANTOM yang membeberkan rahasia mengenai lahan angker tersebut menjadi kawasan yang menghasilkan banyak uang.

Saat itu, pimpinan PHANTOM yang tak lain adalah Jack melakukan survei secara pribadi ke kawasan tersebut dan mendapati adanya sesuatu yang ganjil.

Ia mencium bau kemenyan yang sangat khas dengan kemunculan makhluk asing tepat ketika ia menginjakkan kakinya di wilayah tersebut.

( sepertinya tukang terornya kursus dulu deh ke indo .. )

Belum lagi terdengar suara ala – ala backsound film horor yang membuat bulu kuduk orang biasa akan berdiri, Jack malah mendatangi arah lantunan nada tersebut dan menemukan sebuah tape recorder super mini diantara semak – semak yang tinggi!

Belum lagi ia juga menemukan sebuah alat pelontar yang biasa digunakan untuk melontarkan batu untuk permainan anak – anak ( ketapel ) dengan ukuran yang super besar daripada ukuran biasa tengah bersiap untuk melontarkan sebuah bangkai tikus berdarah!

Jack mengernyit dan semakin yakin jika ada yang tidak beres dengan rumor lahan berhantu ini.

Rumor tersebut dipatahkan saat Jack tidak sengaja menemukan dua bayangan yang sepertinya tengah mengawasinya dari kejauhan. Jack sama sekali tidak gugup, ia memerintahkan Mike untuk segera menyergap keduanya melalui kode yang hanya diketahui oleh orang – orang Jack.

Ha ha ha, Rose mengingat penjelasan pemecahan masalah ini di internet di masa lalu dan melihat banyaknya sumpah serapah karena penyesalan para peserta lelang yang tidak mengambil lahan dengan harga yang sangat murah.

Para peserta itu bahkan tidak bisa tidur berhari – hari ketika melihat PHANTOM Grup berhasil mengubah kawasan terbengkalai menjadi kawasan yang bernilai uang!

Rose sudah sampai di gedung tua apartemen lamanya tanpa terasa, ia segera berjalan ke tangga alih – alih menggunakan lift yang juga sudah ... TUA!

Rose berpikir jika ia seharusnya mulai melatih tubuhnya, tubuh masa lalunya sangatlah lemah dan seringkali dia sakit – sakitan. Dia harus menjaga tubuhnya setidaknya jangan sampai mudah sakit!

Setelah tiba di unit miliknya, Rose segera mengeluarkan kuncinya, pintu passwordnya sedang bermasalah dan Rose terlampau malas untuk memperbaikinya, Jessica juga memiliki kunci ini.

Sesampai di kamar miliknya, ia segera mengaktifkan ponsel lamanya dan meninggalkannya tergeletak begitu saja di meja belajar sementara ia melenggang masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan diri sekaligus menghapus riasan di wajahnya.

Tanpa ia sadari, jika ponsel lamanya langsung bergetar hebat dipenuhi dengan notifikasi yang berasa dari Jessica.

Selang 15 menit kemudian, Rose sudah keluar dengan tubuh segar. Ia mulai berganti pakaian dan duduk kembali di meja belajarnya. Tangannya dengan lihai menarik kertas desain kasar untuk rumahnya tanpa menyentuh ponsel lamanya. Buat apa? Toh Rose hanya menggunakannya untuk memancing ikan busuk untuk menemuinya.

CEKLEK

BRAK

Benar saja, Jessica akan muncul bukan.

“Rosee..”