NovelToon NovelToon
Light In The Darkness

Light In The Darkness

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Konflik etika / Roman-Angst Mafia / Dokter / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:21.8k
Nilai: 5
Nama Author: Buna_Ama

Mafia adalah dunia nya, separuh hidupnya ia habiskan dalam kegelapan dan separuh lainnya dalam bayang-bayang kematian yang selalu mengintai nya. Hingga seorang wanita cantik yang membawa cahaya muncul dan mengubah arah hidup nya, membuatnya mempertanyakan hal-hal apa yang berharga dalam hidupnya.

Mampukah dia mengubah dirinya sendiri, ataukah bayang-bayang masa lalunya akan terus menghantuinya dan membuat wanita cantik itu memilih untuk menjauh darinya?



~ Klan Keluarga Morrigan S2~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 30

Mobil yang dikemudikan Jelita berbelok melewati pintu gerbang dan berhenti tepat didepan pintu masuk mansion. Jelita langsung melepas seatbelt nya dan bersiap turun, tapi Rakhes memanggilnya.

"Tunggu.. "

"Ya, apa anda butuh bantuan tuan ?", ujar Jelita

"Ya, bisakah kau memapahku masuk. Han sedang menyelesaikan masalah dengan para gangster tadi dan tongkat penyangga ku tertinggal dimobil milik Han". Kata Rakhes

Mendengar itu, Jelita menghela nafas pelan mengamati tubuh Rakhes dari atas hingga bawah.

"Apa aku kuat memapah nya masuk, tubuhnya besar dan tinggi. Pasti akan berat sekali". Batin Jelita bergumam

"Mmm.. Bagaimana jika saya panggilkan yang lain saja untuk membantu memapah anda masuk kedalam". Ucap nya pada Rakhes.

Rakhes yang mendengar itu menoleh menatap Jelita sambil menaikkan sebelah alis, "Kenapa? apa kau takut tidak kuat? atau kau takut aku berbuat macam-macam dan mengambil kesempatan?", tebak nya

"Bu-bukan begitu maksud saya tuan. Ya, benar mungkin saya tidak akan memapah anda masuk kedalam. Apalagi postur tubuh anda dua kali lipat dari postur tubuh saya, dan lagi pula kita juga bukan mahram". Sahut Jelita

"Mahram ? apa itu mahram ?", cicit Rakhes kebingungan. Ia baru pertama kali mendengar kata itu.

"Mahram itu adalah orang-orang yang termasuk kategori kerabat yang haram dinikahi oleh seorang wanita. Sedangkan bukan mahram adalah orang-orang yang tidak memiliki hubungan darah yang dekat. Seperti anda dan saya tuan, kita tidak memiliki bubungan keluarga yang dekat. Oleh karena itu, kita harus menjaga batasan diri dan tidak melakukan sesuatu yang tidak pantas". Terang Jelita menjelaskan dengan penuh kesabaran layaknya seperti sedang memberikan pengertian pada anak kecil.

Mendengar itu, Rakhes mengangguk-anggukkan kepala nya paham.

"Tapi, aku hanya meminta bantuan dengan mu untuk memapah ku masuk kedalam". Kata Rakhes

"Ahh.. " Jelita tersenyum meringis mendengar nya seraya menggaruk pelipis nya yang tidak gatal.

Rakhes yang melihat ekspresi Jelita hanya bisa mendesahkan nafas nya kasar.

"Ya sudah, jika kamu tidak ingin membantu ku. Aku akan turun dan masuk sendiri". Ucap Rakhes, ia kemudian membuka pintu mobilnya lalu menurunkan kedua kakinya.

Melihat itu, Jelita langsung menarik lengan kemeja yang Rakhes kenakan.

"Oke, tunggu disini. Saya akan membantu tuan". Kata Jelita, ia akhirnya mengalah dan lekas turun dan bergegas mengitari setengah badan mobil lalu membantu Rakhes keluar.

"Hati-hati".

Jelita menarik lengan Rakhes melingkar pada tengkuk lehernya, kemudian perlahan ia memapah pria itu untuk masuk kedalam mansion.

Diam-diam Rakhes memperhatikan ekspresi wajah cantik Jelita yang terlihat menahan keberatan menopang tubuhnya. Seulas senyum tipis tersungging diwajahnya yang tampan.

Dengan posisi mereka yang seperti ini, Rakhes bisa melihat dengan jelas wajah cantik yang sudah berhasil mengobrak-abrik hatinya itu.

Bahkan saat wanita itu menghilang 7 tahun yang lalu, ia sampai frustasi dibuatnya. Bukan lagi frustasi, lebih tepatnya ia hampir gila jika sampai ia tidak menemukan nya lagi.

Hanyut dalam lamunannya, Rakhes sampai tidak sadar jika Jelita sudah membawa nya masuk kedalam mansion dan tiba di ruang keluarga.

Haahhh....

Jelita menghela nafas panjang setelah mendudukkan Rakhes dikursi sofa. Ia lalu menggerak-gerakkan leher dan lengannya itu yang terasa pegal karena untuk menopang tubuh besar Rakhes.

"Thanks". Ucap Rakhes pelan hampir tak terdengar

"Anda bilang apa tuan ?" ujar Jelita karena tidak terlalu mendengar nya dengan jelas

"Tidak, aku tidak mengatakan apa-apa". Kilah Rakhes.

Gengsi sekali dirinya jika harus mengulangi ucapannya. Apalagi seumur hidupnya, dia belum pernah sama sekali menerapkan basic manner hidup. Seperti maaf, terimakasih dan tolong.

Astaga, ini kali pertama nya Rakhes berucap terimakasih. Seharusnya, Jelita tadi harus mendengarkan dengan seksama dan harus dia rekam untuk diabadikan.

Jelita yang mendengar itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dan tak lagi bertanya.

"Baiklah, jika tidak ada yang tuan butuhkan lagi. Saya akan masuk ke kamar". Kata jelita

"Tunggu!"

"Ya tuan ? Apa anda butuh sesuatu ?"

"Buatkan aku minuman". Titah nya

"Minuman? Minuman apa tuan?" tanya Jelita

"Terserah".

"Ha..." cicit Jelita menatap Rakhes dengan mulut yang terbuka dan mata yang memicing kebingungan.

"Kenapa ? apa ada yang salah ?", ucap Rakhes dengan begitu santai nya

"Ti-tidak". Sahut Jelita, "Baiklah, saya akan segera membuatkan minuman untuk anda tuan". Bergegas Jelita berbalik badan dan segera melangkahkan kakinya menuju dapur.

Melihat Jelita yang sudah berjalan menjauh, Rakhes tersenyum terkekeh lalu melepas sepatu pantofel nya, kemudian dengan pelan-pelan ia mengangkat kakinya yang sakit itu meluruskannya diatas kursi sofa panjang.

.

Sedangkan didapur, Jelita ingin membuatkan kopi panas untuk Rakhes. Ia mengedarkan matanya mencari benda yang bisa membantu nya untuk mengambil cangkir yang disimpan di rak gantung atas.

"Itu dia.. " seru Jelita pada dirinya sendiri saat melihat kursi yang terletak tak jauh dari sana.

Jelita segera mengambil kursi itu, kemudian kakinya terangkat hendak naik keatas nya. Namun, tiba-tiba terdengar seruan seseorang dari arah belakangnya.

"Nona, apa yang anda lakukan ?", ujar Ludo bertanya

Mendengar seruan itu, Jelita menoleh lalu kembali menurunkan kakinya. "Aku ingin mengambil cangkir diatas".

"Biar saya saja yang mengambilnya nona" kata Ludo

"baik lah, silahkan .. " Jelita menyingkir membiarkan Ludo membantunya untuk mengambil cangkir yang disimpan di rak atas.

"Anda butuh berapa nona ?", tanya Ludo

"Satu. Apa kau juga ingin kopi ?" Jelita balik bertanya

"Tidak nona terima kasih, saya bisa membuatnya sendiri". Tolak nya dengan halus

Sebenarnya bisa saja Ludo menerima tawaran Jelita itu, hanya saja jika sampai Rakhes tau habislah sudah nyawa nhya. Calon nyonya di mansion ini ketahuan melayani anak buah nya, bukan hanya dia saja yang akan menanggung resiko nya tapi seluruh rekan-rekannya juga akan ikut kena imbas nya. Lebih baik Ludo mencari aman nya saja.

"Baiklah, ambilkan satu cangkir saja". Pinta Jelita

Ludo segera mengambilkan cangkir itu lalu memberikannya pada Jelita. "Ini nona".

"Terimakasih"

"Sama-sama nona, apa ada yang anda butuhkan lagi nona ?",

Jelita menggeleng, "tidak ada ".

"Baiklah, kalau begitu saya permisi nona".

Jelita menganggukkan kepalanya, kemudian Ludo bergegas melangkahkan kaki nya pergi dari ruang dapur. Selepas Ludo pergi, Jelita dengan cekatan segera membuatkan kopi panas untuk Rakhes. Setelah kopi itu jadi, Jelita segera membawa nya keluar.

"Tuan, ini kopi anda ". Ucap Jelita seraya meletakkan kopi panas itu diatas meja

"Hm.." sahut Rakhes berdehem tanpa menolehkan kepalanya melihat kearah Jelita. Mata nya fokus menatap gawai nya yang ia genggam itu dengan raut wajah serius.

"Apa ada yang anda butuhkan lagi tuan?", tanya Jelita

"Tid-"

"Tuan.. " terdengar suara teriakan dari arah luar mansion, membuat ucapan Rakhes seketika terpotong.

Sontak saja, Jelita dan Rakhes langsung mengalihkan pandangannya menatap anak buahnya itu yang berlari masuk kedalam mansion.

"Ada apa ?", ujar Rakhes bertanya dengan nada yang tegas

Anak buah nya itu menghentikan langkah kakinya tak jauh dari tempat Jelita berdiri. "Ada masalah urgent tuan.. "

Rakhes mengerutkan dahinya kebingungan, ia lalu menyimpan ponselnya diatas meja. "Katakan dengan jelas".

"Tuan Han dan Sero... "

.

.

.

Bersambung...

1
aleena
wah apa jangan jangan Han dan sero di sekap
ini pasti ada kaitanya dgn jerry
mars
knp tuh'jgn2 perbuatan jerry lagi atau paman Jelita
mars
cie udh mulai berani ngelawan
mars
anak ku kali ya
mars: oia muda ya😀😀😀'semangat ka
Buna_Ama 🌹: itu sebenarnya mau ketik muda,.tapi kurang da nyan🙏🏻
total 2 replies
vnablu
buna Klo bisaa visual mereka orang luar semua biar makin menghayal /Grin//Grin/... btw aku penasaran sama Han kek apa wajah ny
Buna_Ama 🌹: jatuh cinta ya kamu sama Han ? 😂
total 1 replies
Wine Wins
makin seruuuu....
dobel up
Buna_Ama 🌹: nanti yaaa 🤗
total 1 replies
vnablu
buna minimal kasih lah visual nya Han sama Jerry /Smile//Smile/
Buna_Ama 🌹: ntar yaa, biasanya Buna kasih visual di bab 53 🤗
total 1 replies
aleena
wah wah jika benar jarry mulai berhianat,
bagaimana nantinya tentang Rainer semua dia tau
keluarga adalah kelemahanya
mars
semoga terbuka semua biar g ada pertumpahan darah saudara
aleena
kenapa langsung di bunuh
Kan harus di jadikan saksi
mars
waduh gimana jadinya
Wine Wins
siapa ya penghianatnya?
Buna_Ama 🌹
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
mars
waduh jerry penghianat kah'udh lupa sama cerita agatha
vnablu
ya ampun Rayner ga nyangka bentar lagi udah hampir selusin anaknya /Grin//Grin//Joyful/
Buna_Ama 🌹: mau bikin tim kesebelasan 😂
total 1 replies
aleena
wah jesi semakin menjadi manja dan salalu membantah /Drool//Drool//Drool/
aleena
nah lo siapa gerangan
yg dgn sengaja membuat rem blong tersebut
Tiara Bella
siapakah gerangan.....
mars
ortu jelita kali ya
Buna_Ama 🌹: iyaa, maaf ya udh Buna koreksi 🙏🏻
total 1 replies
mars
nah gitu doong pinter dikit😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!