NovelToon NovelToon
Menikahi Cucu Diktator

Menikahi Cucu Diktator

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Percintaan Konglomerat / Trauma masa lalu
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: khayalancha

Di balik gaun pengantin dan senyuman formal, tersembunyi dua jiwa yang sejak lama kehilangan arti cinta.

Andre Suthajningrat—anak dari istri kedua seorang bangsawan modern, selalu dipinggirkan, dibentuk oleh hinaan dan pembuktian yang sunyi. Di balik kesuksesannya sebagai pengusaha real estate, tersimpan luka dalam yang tak pernah sembuh.

Lily Halimansyah—cucu mantan presiden diktator yang namanya masih membayangi sejarah negeri. Dingin, cerdas, dan terlalu terbiasa hidup tanpa kasih sayang. Ia adalah perempuan yang terus dijadikan alat politik, bahkan oleh ayahnya sendiri.

Saat adik tiri Andre menolak perjodohan, Lily dijatuhkan ke pelukan Andre—pernikahan tanpa cinta, tanpa pilihan.

Namun di balik kehampaan itu, keduanya menemukan cermin dari luka masing-masing. Intrik keluarga, kehancuran bisnis, dan bayang-bayang masa lalu menjerat mereka dari segala sisi. Tapi cinta… tumbuh di ruang-ruang yang retak.

Bisakah dua orang yang tak pernah dicintai, akhirnya belajar mencintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khayalancha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Suasana rumah bata merah itu berubah drastis. Setelah malam penuh darah dan emosi yang tak terkendali, Andre dan Lily tak lagi saling bicara seperti dulu. Tak ada pelukan, tak ada tatapan yang berani bertahan lebih dari beberapa detik.

Andre tetap tinggal di rumah, namun tubuhnya bagai hantu—pulang ketika Lily telah lelah tertidur dan pergi sebelum mentari naik tinggi. Ia seperti menyembunyikan dirinya dalam keheningan pagi dan kesibukan yang tak dijelaskan. Dan Lily… terlalu keras kepala untuk bertanya, terlalu terluka untuk mengemis perhatian.

Rumah itu sunyi. Makan malam kadang hanya berisi suara garpu bertemu piring. Kadang bahkan tanpa suara sama sekali.

Hingga suatu pagi, Lily menerima undangan menghadiri gala dinner eksklusif dari kolega restoran ayahnya. Ia membaca undangan itu dengan malas sambil menyeruput teh, lalu menggeser ke arah Andre yang sedang berdiri di dapur, membuka kulkas seolah mencari alasan untuk tidak bicara.

“Kamu diundang juga,” ucap Lily singkat.

Andre hanya menoleh sekilas. “Nggak yakin aku dibutuhkan di acara itu.”

“Nama kita tertulis berdua. Mungkin kita cuma simbol, tapi simbol tetap harus hadir,” jawab Lily dingin.

Andre tak membalas. Tapi malam itu, ia datang.

Acara malam itu bertempat di ballroom sebuah hotel mewah di kawasan Sudirman. Lampu gantung kristal memantulkan cahaya lembut ke gaun-gaun malam dan jas hitam para tamu yang lalu lalang sambil membawa gelas wine. Musik lembut mengalun dari panggung, tetapi tidak ada yang benar-benar mendengarkan. Semua sibuk bersalaman, bertukar kartu nama, dan berselfie ria untuk konten sosial media.

Lily mengenakan gaun satin biru gelap dengan potongan punggung terbuka dan anting berlian panjang yang menjuntai di telinganya. Penampilannya sempurna, seolah tak ada luka sedikit pun yang pernah menggores hubungan mereka.

Andre hadir dengan setelan abu gelap, dasi hitam, dan sikap dingin yang masih menggantung sejak insiden di ruang makan beberapa hari lalu. Ia hanya mengangguk singkat saat melihat Lily datang, lalu berbalik dan berbicara dengan salah satu rekan bisnisnya.

Mereka berdiri berdampingan, tapi hati mereka masih berjauhan.

Hingga suara berat dan familiar menyapa dari belakang Lily.

“Lily Halimansyah? Astaga… ini benar-benar kamu?”

Lily menoleh. Degupan jantungnya langsung berubah ritmenya. Di depannya berdiri Arya Winata—mantan kekasihnya semasa kuliah di Melbourne. Pria itu masih setampan dulu. Lebih dewasa sekarang, dengan janggut tipis dan kemeja putih yang digulung ke siku.

“Arya?” Lily tersenyum, agak canggung, tapi tetap ramah. “Wow… aku nggak nyangka kamu di sini.”

“Aku pikir kamu udah di luar negeri. Terakhir kita ngobrol… kamu bilang mau tinggal di Singapura?”

“Rencana berubah,” balas Lily. “Kamu kerja di Jakarta sekarang?”

“Lumayan. Investor baru salah satu grup media. Nggak menyangka kita bakal ketemu begini, di acara kayak gini pula.” Arya tertawa kecil. “Dan kamu… menikah rupanya?”

Mata Arya melirik cincin di jari Lily, lalu beralih ke Andre yang sejak tadi berdiri dalam radius dua meter, memperhatikan semuanya dengan rahang mengeras.

“Ini suamiku,” kata Lily, memperkenalkan tanpa menyentuh Andre. “Andre Suthajningrat.”

Andre mengangguk kaku, menjabat tangan Arya sebentar, lalu kembali diam. Namun, dari gerakan kecil—tangan mengepal, otot di rahang menegang, tatapan yang seolah ingin menusuk—semuanya menunjukkan bahwa dia sedang menahan sesuatu.

“Senang bertemu denganmu, Andre,” ujar Arya sopan. “Lily wanita yang luar biasa. Dulu… dia selalu jadi inspirasi di kampus. Penuh ambisi dan cerdas.”

Andre tersenyum miring, sarkastik. “Saya tahu. Sekarang dia lebih dari inspirasi. Dia tulang punggung dua restoran besar dan masih sempat mengurus keluarga.”

Lily menyentuh lengan Andre pelan, seperti memberi isyarat untuk tenang, tapi Andre menghindar sedikit.

“Aku senang kamu bahagia, Lily,” lanjut Arya. “Meskipun… jujur, aku masih ingat banyak hal tentang kita dulu.”

Itu kalimat terakhir yang meledakkan emosi Andre.

Sebelum Arya sempat menambahkan apa pun, Andre menarik tangan Lily. “Kita harus ke meja tamu.”

Lily terkejut, hampir kehilangan keseimbangan karena tarikannya. “Andre! Apa sih?!”

Namun Andre tidak menjawab. Ia hanya menatapnya tajam, lalu menggiring Lily ke area balkon luar ballroom.

...****************...

Angin malam menerpa gaun Lily yang tipis. Rambutnya berkibar, dan ia berusaha melepaskan diri dari genggaman Andre.

“Kamu kenapa sih?!” seru Lily marah.

Andre membalasnya dengan tatapan membakar. “Kamu terlihat… terlalu menikmati pertemuan itu.”

“Itu hanya ngobrol biasa!” balas Lily tajam. “Dia cuma teman lama.”

“Teman lama yang tahu bagaimana kamu tertawa, bagaimana kamu mengeja namanya saat mabuk, dan bagaimana kamu… tersenyum seperti itu. Seperti yang tidak pernah kamu lakukan ke aku.”

Lily terdiam. Matanya mulai memanas.

“Kamu cemburu?” tanyanya, suaranya lebih rendah.

Andre mendekat. Napasnya panas. “Aku mungkin nggak sempurna, Lily. Tapi kalau kamu mau main dua arah, aku keluar.”

Lily menggeleng dengan emosi. “Kamu keterlaluan. Ini bukan tentang Arya. Ini tentang kamu yang nggak percaya diri sejak kejadian itu!”

“Aku tidak punya apa-apa, Lily!” bentak Andre. “Ayahku membuangku. Perusahaanku diambil. Aku bahkan bukan siapa-siapa—anak dari gundik, dan sekarang… suami dari cucu diktator.”

Lily terhenyak. “Jangan pernah bilang seperti itu lagi.”

Andre menatapnya dengan mata merah. “Kalau kamu lebih memilih mantan yang punya segalanya, silakan.”

“Kenapa kamu selalu merasa ditinggalkan? Kenapa kamu selalu siap ditinggalkan?” suara Lily bergetar. “Apa aku pernah memberi alasan untuk itu?”

Andre tidak menjawab. Hanya diam. Dan itu lebih menyakitkan.

Lily mengusap air matanya, berbalik meninggalkan Andre. Tapi sebelum ia benar-benar pergi, Andre berkata, “Aku mungkin nggak pantas untukmu, tapi aku juga nggak akan biarkan siapa pun menyakitimu—bahkan diriku sendiri.”

Lily tidak menoleh. Tapi air matanya jatuh, satu demi satu, saat ia melangkah kembali ke dalam ballroom yang terasa lebih dingin daripada malam di luar.

1
Yulia Dhanty
menarik
Wirda Wati
👏👏👏
Wirda Wati
ceritamu sebenarnya kereeen thor.penuh bahasa majas...
Wirda Wati
👍👍👍💪
Wirda Wati
Rumit
Wirda Wati
😇😇😇😇😇
Wirda Wati
😇😇😇😇👏
Wirda Wati
Jangan bego Lo Andre...
Wirda Wati
tentu Andre bertanggung jawab.karena ia pria yg baik.
Ari Arie
kata2nya puitis banget./CoolGuy/
Wirda Wati
kapan dekatnya
Wirda Wati
makin lama makin asyik bacanya
Wirda Wati
kereeen
Wirda Wati
semoga mrk bahagia.
Wirda Wati
👍👍👍
Wirda Wati
mampir
Ana Rusliana
Luar biasa
Tictac stick
baru nemu thor bagus ceritanya g menye2
R Melda
menyimak,aku suka
Suci Dava
nyimak dulu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!