NovelToon NovelToon
Di Persimpangan Rasa

Di Persimpangan Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Idola sekolah
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Candylight_

Alana tak percaya pada cinta—bukan sejak patah hati, tapi bahkan sebelum sempat jatuh cinta. Baginya, cinta hanya ilusi yang perlahan memudar, seperti yang ia lihat pada kedua orang tuanya.

Namun semuanya berubah saat Jendral datang. Murid baru yang membawa rasa yang tak pernah ia harapkan. Masalahnya, Naresh—sahabat yang selalu ada—juga menyimpan rasa yang lebih dari sekadar persahabatan.

Kini, Alana berdiri di persimpangan. Antara masa lalu yang ingin ia tolak, dan masa depan yang tak bisa ia hindari.

Karena cinta, tak pernah sesederhana memilih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Candylight_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 — Bahagia yang Bukan Milikku

"Gue nggak marah," ucap Alana membantah. "Gue kesel sama lo, tapi gue nggak marah. Gue cuma... nggak bisa ngerti aja sama keputusan lo."

Naresh mengangguk, seolah memahami maksud Alana. Jendral masih berada di sana, menyimak pembicaraan keduanya. Tidak ada kecemburuan yang ia tunjukan saat Alana bersama Naresh, karena sekarang ia sudah tahu bagaimana perasaan Alana terhadapnya. Dan itu sudah cukup membuatnya tenang.

"Gue nggak minta lo ngerti, tapi lo harus tahu, gue lakuin ini demi kebaikan lo," jelas Naresh, berharap Alana menyimpan itu di kepalanya.

Naresh selalu melakukan apa pun demi kebaikan Alana. Ia tidak peduli meskipun itu membahayakan dirinya sendiri. Yang terpenting baginya adalah Alana baik-baik saja dan bahagia. Karena kebahagiaan Alana adalah kebahagiaannya juga.

"Lo mau pulang sekarang? Ayo, gue anter ke depan," tawarnya.

Alana tidak langsung menjawab. Ia melirik Jendral, seakan memastikan bahwa Jendral tidak masalah dengan itu. Mereka memang belum resmi memiliki hubungan, tetapi ia tidak ingin membuat Jendral merasa tidak nyaman.

"Kenapa? Apa sekarang perlu izin sama Jendral?" tanya Naresh, mengikuti arah pandang Alana saat ini.

Sampai sekarang, ia masih menjadi CCTV berjalan milik Alana. Ia tidak datang ke kelas Alana, tidak pula pergi ke atap sekolah untuk melihat apa yang Alana lakukan di sana bersama Nisya dan The Rogues. Namun, ia tahu dengan pasti setiap detail yang terjadi, baik saat Alana berada di kelas maupun di atap sekolah.

Dapat disimpulkan bahwa Alana telah menerima Jendral sebagai laki-laki yang memiliki hak atas dirinya.

"Gue cuma mau anter lo ke depan, sampe lo ke mobil jemputan lo," ucap Naresh. Ia tidak hanya bicara pada Alana, tetapi juga kepada Jendral—agar Jendral mengerti bahwa dirinya hanya berniat mengantar Alana sampai Alana bertemu dengan sopir penjemputnya.

"Lo pergi aja sama Naresh," ucap Jendral, tak ingin membuat Alana bingung atau merasa tidak nyaman terhadapnya.

"Kalian juga masih punya urusan yang perlu diselesaikan, kan? Selesaikan dulu aja urusan kalian," Jendral berusaha meyakinkan Alana untuk pergi bersama Naresh.

Alana akhirnya menyetujui tawaran Naresh untuk mengantarnya sampai ke mobil jemputan, karena Jendral tidak keberatan dengan hal itu.

"Bentar, gue ambil sepeda gue dulu," ucap Alana kepada Naresh.

Baru saja Alana hendak melangkah untuk mengambil sepedanya, Naresh sudah lebih dulu mencegahnya.

"Biar gue yang ambil," ucap Naresh sambil bergegas mengambil sepeda Alana yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka.

Alana tidak perlu melakukan banyak hal saat Naresh berada di sisinya—cukup menjadi dirinya sendiri, baik-baik saja, dan bahagia.

Tidak lama kemudian, Naresh kembali dengan membawa sepeda Alana, lalu menyuruhnya untuk naik sepeda itu.

"Ayo, pakai sepedanya. Gue bakal ngikutin lo di belakang," ucap Naresh sambil mendorong sepeda Alana ke hadapan perempuan itu.

Naresh adalah lelaki yang memiliki hampir semua bentuk bahasa cinta. Tidak heran jika ia memperlakukan Alana sedemikian rupa. Tidak ada kesan berlebihan dalam perlakuannya—justru itu membuktikan betapa besar perasaannya terhadap Alana.

"Iya," Alana menuruti perkataan Naresh. Namun sebelum itu, tangannya sempat menyentuh tangan Jendral sekilas, sebagai gestur pamit kepada lelaki itu.

"Kita duluan, ya," pamit Naresh kepada Jendral setelah Alana duduk di sepedanya. Mengingat sepeda Alana terlalu kecil untuk ukuran tubuh Naresh, ia pun memilih untuk mengantarnya dengan berjalan kaki. Sekadar ingin memastikan Alana masuk ke dalam mobil jemputannya dengan aman.

"Ya, hati-hati," balas Jendral. Ia hanya tersenyum kecil saat melihat Alana melambai singkat ke arahnya sebelum pergi bersama Naresh.

Hubungannya dengan Alana belum terlalu intens; mereka masih memahami batas-batas yang ada di antara mereka. Terlebih lagi, status hubungan mereka saat ini masih sebatas hubungan tanpa status—atau lebih populer disebut HTS. Baru tadi malam juga Alana mengaku bahwa dirinya memiliki perasaan terhadap Jendral.

"Manis banget sih, apa kalian diem-diem udah official?" tanya Aska sambil berjalan menghampiri Jendral bersama Dewa. Seharusnya ada Mahen juga, tetapi entah ke mana dia sekarang.

Jendral mengangkat bahunya. Ia tidak bisa menyatakan bahwa hubungannya dengan Alana belum resmi, karena perasaan di antara mereka sudah ada—hanya status saja yang belum jelas. Namun memang belum bisa dibilang resmi juga; mereka baru sampai pada tahap pengungkapan perasaan, belum berpacaran.

"Jadi, mau main rahasiaan sekarang?" Dewa ikut menimpali dan menggoda Jendral.

Mereka tahu betapa sulitnya Jendral melakukan pendekatan kepada Alana. Selain karena kehadiran Naresh, perempuan itu juga sempat menunjukkan ketidaksukaannya didekati. Jendral perlu bersikap pelan-pelan dan sabar hanya untuk sekadar bisa berinteraksi dengannya.

"Gue dan Alana belum jadian, tapi Alana bilang dia suka sama gue," ucap Jendral akhirnya. Ia tidak berniat bermain rahasia dengan anggota gengnya, sebab The Rogues memiliki perjanjian untuk tidak menyimpan rahasia satu sama lain.

Mata Aska dan Dewa membelalak mendengarnya. Mereka tidak menyangka Alana sudah membalas perasaan Jendral, bahkan menyatakannya langsung kepada lelaki itu.

"Serius Alana bilang dia suka sama lo?" tanya Aska, memastikan pendengarannya tidak salah.

Alana menyukai Jendral adalah sesuatu yang awalnya terdengar mustahil. Tapi sekarang, Jendral mengatakan Alana menyukainya.

"Di mana? Kapan?" Aska tidak bisa menahan rasa penasarannya. Ia sampai bertanya detail kejadiannya.

"Di kamar Alana, tadi malam," ucap Jendral dengan senyum yang terukir karena mengingat momen saat Alana menyatakan perasaannya.

"Ternyata dia bisa agresif juga," ungkapnya.

Aska dan Dewa yang sejak tadi pikirannya sudah ke mana-mana, kini makin liar membayangkan bahwa pernyataan perasaan itu terjadi di kamar Alana.

"Apa Jendral dan Alana sudah sampai sejauh itu?" pikir mereka.

***

Di tempat lain, tidak jauh dari sekolah, Naresh membantu Alana memasukkan sepedanya ke dalam bagasi mobil, lalu membukakan pintu untuknya. Tidak ada percakapan di antara mereka sejak tadi, karena bagi keduanya, apa pun masalah yang ada cukup diselesaikan lewat kebersamaan.

"Kalau udah nyampe, kabarin gue ya," ucap Naresh setelah Alana duduk di dalam mobil, tepat sebelum ia menutup pintunya.

"Hah?" Alana sempat bingung karena tidak biasanya Naresh bersikap seperti ini, namun tidak lama kemudian ia mengangguk.

"Iya, nanti gue kabarin lo. Makasih, ya," ucap Alana akhirnya. Mengabari Naresh setelah tiba di rumah bukan sesuatu yang perlu dipertanyakan. Mungkin Naresh hanya ingin memastikan dirinya pulang dengan selamat.

Naresh menanggapi dengan anggukan, lalu menutup pintu mobil Alana agar ia bisa segera berangkat. Ia benar-benar menepati ucapannya: hanya ingin mengantar Alana sampai ke mobil jemputan.

Setelah mobil jemputan Alana melaju pergi, Naresh memutar arah dan melangkah pelan menuju tempat parkir untuk mengambil motornya. Ia rasa, seperti ini saja hubungannya dengan Alana sudah cukup. Tidak perlu memaksa lebih. Jika Alana memang menginginkan Jendral, maka ia akan membiarkannya.

"Yang penting Alana bahagia," begitu katanya dalam hati.

1
Syaira Liana
makasih kaka, semoga baik baik terus 😍😍
Syaira Liana
ceritanya sangat seru
Syaira Liana
alana percaya yuk
Syaira Liana
jadi bingung pilih naresh apa jeje😭😭
Syaira Liana
alana kamu udah jatuh cinta😍😍 terimakasih kak
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
Syaira Liana
lanjutt kaka, alana bakal baik2 aja kan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!