Glenna Dan Siluman Rubah Ekor Sembilan

DEG

Dengan jantung berdebar kencang, perlahan Bagas menengadahkan kepalanya, untuk melihat seseorang yang kini berdiri di depannya.

"CK.. s*alan lu tok" ucap Bagas, yang sudah merasakan jantungnya hendak terlepas. Karena baru saja ia masuk, tiba-tiba ia melihat sepasang kaki di depannya.

BUGH

Glenna memukul kepala belakang Bagas, karena dia yang ada di belakang Bagas.

"SSSHHH... SAKIT LEN" ucap Bagas memekik tertahan, ia pun bangun dari posisinya yang berlutut.

"TOK TOK... enak aja lo manggil nama orang" ucap Glenna tak terima, ia pun berdiri dengan menepuk tangannya pelan. Membersihkan telapak tangan, dari tanah.

"Ya kan Itoku, ada Tok nya di sana." balas Bagas mengusap kepalanya

"Dikata tok Dalang" ucap Jaka, menahan tawanya

"Ck... sudah, ayo kita masuk ke dalam. Gas, Jak... kalian pernah masuk ke rumah ini?" tanya Glenna, seraya melihat ke sekitar

"Pernah, dulu kami sering ke rumah ini. Tapi semenjak paman dan bibi meninggal, kami jadi jarang ke sini." jawab Bagas

"Apa ada ruangan yang mencurigakan?" tanya Glenna lagi

Bagas dan Jaka terdiam, mereka mencoba mengingat tata letak ruangan di rumah tersebut.

"Gue rasa ruangan di bawah tangga" ucap Jaka, Bagas menoleh

"Yang kata lo ada hawa dingin, waktu lewat ruangan itu?" tanya Bagas, Jaka mengangguk

"Kalo gitu kita masuk ke dalam sekarang, kita hancurkan ritual itu." ajak Glenna, Itoku hanya diam saja

"Tunggu" ucap Bagas menghentikan langkah yang lainnya

"Kenapa?" tanya Glenna

"Ruangan itu dekat dapur, sebaiknya kita lewat pintu belakang saja." jawab Bagas

"Di kunci mereun Gas" ucap Jaka

"Atikah menyimpan kunci cadangan di pot, samping pintu." ucap Bagas

"Kok lu tau?" tanya Jaka tak terima

"Waktu itu gue ngajak Atikah kabur, waktu gue pernah liat Atikah..... " ucapan Bagas terhenti, jantungnya kembali berdebar

"Ada apa?" tanya Glenna

"Gue... gue... apa karena gue selalu berada di deket lu, tiba-tiba banyak ingetan yang gue ga inget. Kembali masuk ke dalam otak gue, dan... " Glenna yang gemas, dengan Bagas. Memilih untuk meminta Itoku, memperlihatkan ingatan Bagas padanya.

Itoku melakukan hal yang sama, seperti pada Jaka dan Bagas. Glenna memejamkan mata, tiba- tiba ada beberapa ingatan Bagas di depannya.

Dimana Atikah yang ternyata di perlakukan tidak baik, oleh paman dan bibinya. Bagas melihat Atikah sedang di cambuk, setelah Atikah pingsan. Atikah di obati, lalu entah apa yang di lantunkan oleh bibinya. Atikah terbangun di atas pangkuan sang bibi, dengan dirinya yang tak ingat apapun. Atikah kembali bersikap ceria dan bibinya pun kembali baik, baik yang beracun.

"Apa itu?" tanya Glenna, setelah selesai melihat hal itu. Glenna melihat , bibinya memegang kepala Atikah dan mengeluarkan asap hitam.

"Itu adalah ilmu hitam, yang bisa menghilangkan ingatan dan rasa sakit. Yang baru saja di alaminya, yang ada di otaknya hanya kebaikan bibinya. Sampai kapan pun, hal itu akan terulang. Bila kita tak segera menolong anak itu." jawab Itoku

"Apa ada yang seperti itu?" tanya Glenna

"Apa yang tidak ada, dengan ilmu hitam? Kurasa paman dan bibi temanmu, sudah sangat lama memiliki dan mempelajari ilmu hitam." jawab Itoku

"Sebaiknya kita segera masuk ke dalam, karena ternyata dua orang itu memakai tumbal manusia." ucap Itoku

DEG

"Tumbal manusia?" Itoku mengangguk, sebenarnya mudah baginya untuk menghentikan ritual itu. Tapi ia takkan mengganggu kesenangan Glenna, jadi ia hanya akan mengikuti kemana Glenna melangkah.

.

.

"Apa di si..

"KYAAAAAAA.... LEPPAAAASSSS, KALIAN IBLIS!!!" teriak seseorang dari dalam sana, yang bisa di simpulkan bila itu adalah suara perempuan.

BRAAAKKK

Glenna yang takut terlambat menolong, reflek langsung menendang pintu ruangan tersebut. Dan tentu saja hal itu, mengejutkan paman dan bibinya Atikah. Mereka yang menggunakan jubah hitam, dengan menutup kepala mereka menggunakan tudung dari jubah tersebut. Salah satu dari mereka memegang kepala tengkorak dan pisau belati, sedangkan di depan mereka ada seorang perempuan telentang yang terikat tangan dan kakinya di setiap sudut.

Bahkan di kedua telapak kaki perempuan itu, mengalirkan darah yang tidak sedikit. Bila di lihat lebih teliti lagi, ada luka menganga panjang. Kedua tangan Glenna mengepal erat, kedua matanya memancarkan amarah.

"SIAPA KALIAN?!" bentak seorang pria, yang di yakini pamannya Atikah

"SIAPA KAMI, KALIAN TAK PERLU TAU. YANG HARUS KALIAN TAU, KALAU KAMI ADALAH MALAIKAT MAUT KALIAN." jawab Glenna dengan suara penuh penekanan, mampu membuat Bagas dan Jaka bergidik.

'Jadi seperti ini ruangan ini? Pantas saja terasa sangat dingin, kalo lewat.' bisik Jaka

'Dan melihat ruangan ini, sama dengan film yang pernah gue lihat tentang ritual. Mengerikan' balas Bagas, ia melihat ke sekeliling ruangan itu

Dimana ada beberapa sajen, lukisan iblis yang memiliki kepala domba. Bertubuh manusia dan memiliki kaki domba juga, di tangan kirinya memegang tombak. Sedangkan di tangan kanannya, memegang organ jantung. Belum lagi di setiap sudut ruangan, ada patung iblis tersebut. Tingginya, hampir menyentuh atap.

"HIIIII" ucap Bagas dan Jaka serempak

"Sebaiknya kalian menjauh dari ruangan ini" ucap Glenna, dengan suara datar.

GLEK

Bagas dan Jaka susah payah menelan salivanya, mendengar suara Glenna yang berbeda. Bahkan bukan hanya suaranya, bahkan mereka merasakan ada aura yang berbeda.

"B-baiklah" ucap keduanya, mereka pun memilih keluar.

'Lu bisa rasain?' bisik Jaka

'Ya, gue yakin bukan cuma yang di sebutkan oleh Glenna kelebihan dia.' jawab Bagas, yang ikut berbisik

BRAAKK

"BAJING LONCAT"

"SEMPAK YOUU"

Keduanya berteriak karena terkejut, pintu yang tiba-tiba tertutup dengan kerasnya. Bahkan mereka bisa melihat, bila di pintu itu. Seperti ada sesuatu yang tipis, namun bergelombang dan berwarna putih keemasan.

"Apa itu?" Bagas hanya menjawab dengan gelengan kepalanya

.

.

Kembali ke dalam

"SIAPA KALIAN, BERANI KALIAN MERUSAK RITUAL KU. HAH?!" bentak bibinya Atikah

"Ihh... nanya lagi? Ga kreatif orangnya teh, nanya nya pertanyaan yang sama." ucap Glenna kesal, Itoku menghembuskan nafasnya pelan

TRANG

Wajah Itoku berubah gelap, saat pisau belati yang di pegang oleh wanita sesat itu mengarah pada Glenna.

"BERANI KAU MENYENTUHNYA, HANYA SEUJUNG KUKU SAJA. AKU AKAN MENGHABISI MU SAAT INI JUGA" ucap Itoku, dengan wajah yang begitu menakutkan

"Terima kasih" ucap Glenna yang sempat mematung, karena terkejut tadi.

Glenna mengangkat tangan, ia mengarahkan tangan kanannya pada salah satu orang berjubah tersebut.

BRUGH

AARRGGHHHTT

Tubuh pamannya Atikah, kini merapat di dinding. Perlahan, tubuhnya terangkat dengan dirinya yang memegang lehernya. Kedua bola mata bibinya Atikah membulat, ia melempar barang yang ia pegang dan menoleh dan menatap tajam Glenna.

SEETT

Wanita itu kini ada tepat di depan Glenna, namun tak membuat Glenna gentar sama sekali. Saat wanita itu hendak memukul Glenna, Itoku mengibaskan tangan kanannya. Dan..

BUAGH

"AAAARRRGGHHT"

"BUKANKAH SUDAH KUKATAKAN, JANGAN PERNAH BERANI MENYENTUHNYA."

DEG

...****************...

Jangan lupakan like, komen, gift, dan vote ny family

...Happy Reading All...