roni, seorang pemuda tampan dari desa terpencil memutuskan untuk merantau ke kota besar demi melanjutkan pendidikannya.
dengan semangat dan tekat yang kuat iya menjelajahi kota yang sama sekali asing baginya untuk mencari tempat tinggal yang sesuai. setelah berbagai usaha dia menemukan sebuah kos sederhana yang di kelola oleh seorang janda muda.
sang pemilik kos seorang wanita penuh pesona dengan keanggunan yang memancar, dia mulai tertarik terhadap roni dari pesona dan keramahan alaminya, kehidupan di kos itupun lebih dari sekedar rutinitas, ketika hubungan mereka perlahan berkembang di luar batasan antara pemilik dan penyewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aak ganz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
"Ah....sakit sekali..." rintihnya sambil duduk kembali tidak tahan berdiri.
"Tubuhku terasa seperti di cincang-cincang, aku tidak menyangka akan seburuk ini setelah berhubungan memakai obat perangsang dengan roni," katamya sambil mencoba berdiri kembali, dia mulai berjalan dengan tertatih tatih sambil menahan rasa nyeri di bagian keintimannya.
Setelah berjalan tertatih tatih sampai ke luar kamarmya dia langsung memanggil pembantunya.
"Bik...bik..."panggilnya.
"Ya ada apa non?," pembantunya pun datang.
"Tolong rapikan kamar saya," pintanya, dia tanpa merasa malu meminta pembatunya merapikan dan membersihkan kamarnya yang begitu kotor dan acak-acakan akibat permainan semalam dengan roni.
"Baik non," kata pembantunya dan mulai masuk, sedangkan miya berjalan tertaih-tatih menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Di saat pembantu itu masuk dia sampai terkejut melihat kamar majikannya yang begitu berantakan, dia melihat seprai yang basah dan juga celana dalam miya di atasnya
"Sebenarnya apa yang terjadi semalam kenapa sampai seberantakan ini, astaga mengerikan," gumam pembantu itu, dengan penasaran dia menyentuh seprai yang basah dan menghirup baunya yang menempel di tangannya.
"Bau apa ini sepertinya tidak asing?," gumamnya, tapi dia tidak ingin berpikir lebih jauh, dia pun mulai merapikannya dengan menarik seprai itu untuk segera dia ganti.
Di dalam kamar mandi miya melihat dirinya di cermin, dia terlihat begitu kecapean sekali dengan mata memerah karena baru bangun tidur, dia tidak masalah dengan penampilannya yang acak-ackan dia hanya kesal karena tubuhnya terasa nyeri semua dan pegal.
Dia dengan tertatih tatih mulai membersihkan seluruh tubuhnya, di saat dia menggosok tubuhnya di bagian tertentu dia merasakan amat sangat nyri, ah...teriaknya.
"Sialan kau roni, kau benar-benar membuatku seperti ini, omelnya padahal semua ini salahnya yang terlalu ingin berhubungan dengan penuh gairah dengan roni, sampai mencapuri obat ke dalam minuman roni.
Dia sampai bersumpah tidak akan melakukannya lagi.
Setelah selesai mandi miya langsung menjatuhkan tubuhnya ke sofa dia tidak tahan lagi berdiri dan berjalan untuk sementara.
Di tempat lain jay dan roni sudah sampai di gedung kaca yang sebagai kantor pusat milik rocky.
"Ikut saya masuk," ajak jay, dan roni mengikutinya masuk dengan dua anak buahnya di belakang roni.
Roni setuju mengikuti Jay untuk menemui ketua mereka karena ia ingin tahu siapa pemimpin kelompok tersebut. Ia juga ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi sehingga ia mengacaukan tempat mereka. Harapannya, mereka tidak akan membalas dendam atau mengganggu bisnis Tuan Bram.
Jay mengajak Roni masuk ke dalam lift, karena ruangan Rocky berada di lantai paling atas. Saat berada di dalam lift, Roni bisa melihat keindahan kota Jakarta, terutama ketika lift mulai naik. Semuanya terlihat jelas dari sana karena lift dan dindingnya terbuat dari kaca.
"Seberapa kaya pemimpin mereka sampai mampu membangun gedung tinggi semewah ini?" pikir Roni.
Namun, ia juga meragukan apakah gedung semegah ini dibangun dengan uang yang halal. "Mereka adalah mafia, dan aku tidak yakin bisnis mereka semuanya bersih," gumamnya. Meski sedikit kagum dengan kemewahan gedung itu, ia tetap tidak bisa menghilangkan rasa curiganya.
Beberapa saat kemudian, mereka sampai di lantai 24. Saat lift terbuka, Jay melangkah keluar, diikuti oleh Roni. Mereka berjalan beberapa langkah hingga menemukan sebuah ruangan dengan tulisan "Presdir" di pintunya. Jay mengetuk pintu tersebut.
"Masuk saja," terdengar suara dari dalam.
Jay pun membuka pintu dan masuk, diikuti oleh Roni.
Di dalam ruangan, Roni melihat seseorang sedang berdiri menghadap jendela. Saat orang itu berbalik, ia berkata, "Selamat datang, Roni. Akhirnya kita bertemu lagi."
Roni merasa tidak asing dengan wajah orang itu, tetapi ia tidak bisa mengingat di mana mereka pernah bertemu.