Soraya Kusuma, Gadis Yang Akrab Di Sapa Raya Anak Dari Wijaya Kusuma Dan Naraya Sekar Sari, sejak Ia Lahir Hidupnya Sudah Penuh pantangan. Ada Beberapa Pantangan Yang Tidak Boleh Di Lakukan Oleh Raya Yaitu Pergi Ke Air Terjun.
Larangan Itu Sudah Di Beritahukan Oleh Ibunya Raya. Saat Usianya Genap Sepuluh Tahun.
Namun Saat Raya Menginjak Usia Sembilan Belas Tahun Ia Diam-Diam Pergi Ke Sebuah Curug Bersama Kedua Teman Nya. Karena Mereka Membangun Sebuah Komunitas Untuk Di Unggah Di Sosial Media Nya. Hanya Untuk Memecahkan Sebuah Misteri Yang Sudah Di percaya Oleh Ibunya.
"Yang Sudah Di Takdirkaan Akan terus Membersamai" Ujar Arya Narendra
Sosok Laki-Laki Tampan Yang Membuat Mata Raya Terazimat Saat Pertama Kali Melihat Nya.
( Sambungan Kisah dari Cinta beda Alam )
" Happy Reading "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34
Raya Terisak, Namun Entah Apa Sebab Nya, Dan Entah Siapa Laki-Laki Yang Ada Di Samping Nya, Dalam mimpi Raya.
"Raya Bangun Sudah Sampai... Kamu Kenapa Rai?" Anjani Menepuk Pelan Pipi Raya, Raya Tertidur Namun Seperti Mengigau Air Matanya Sampai Berderai Sungguhan.
"Eh-udah Sampai Mba, ini Aku Kenapa Nangis?" Raya Kaget Dan Langsung Mengusap Air Mata Nya.
Mobil Berhenti Di Depan Halaman Pekarangan Rumah Bu Nara, Namun Terlihat Juga Ada Mobil Putih Dengan Plat (B) Yang Sudah Terparkir Lebih Dulu di depan Rumah Bu Nara.
"Mobil Siapa Sih?" Bahkan Tama Saja Sampai Susah Parkir,
Setelah Raya Melangkah Masuk Kedalam Rumah, Bersama yang Lainnya, Betapa terkejutnya Raya Saat Melihat Seorang Laki-Laki Berpakaian Rapih Mengunakan Sepatu Layaknya Pemuda Kota Sedang Duduk Santun Berseberangan Dengan Bu Nara.
Anjani Yang Sudah Tahu Maksud Bu Nara Langsung Masuk Kedalam Kamar Tamu, Sementara Maja Dan Tama Menyapa pemuda Itu Dan Mereka Duduk Bersama.
"Apa Ini Yang Mau Di Jodohkan Dengan Raya!..." Gumam Tama Dalam Hati.
"Ayo Nak'Sini Duduk" Bu Nara Meminta Raya Duduk Di Sebelah Nya.
Raya Menghembuskan Nafas Kasar, Meskipun Malas, Raya tetap Manut, Duduk Bersebelahan Dengan Sang Ibu.
"Oh' Iya Nak Wira, Perkenalan Ini Raya Anak Ibu... Dan ini Nak Wira Raya, Ayo Sapa." Bu Nara Meminta Raya Menyapa Wira.
"Hai... Bang...Eh-Mas." Raya Merasa Canggung.
Wira tersenyum Simpul, Namanya Wira Ajibara Anak Juragan tembakau terkaya Di Desanya, Yang Sekarang Berkuliah Di Jakarta,
Maja Dan Tama Saling Tatap, Mereka Tidak Percaya Bu Nara, Benar-Benar Akan Menjodohkan Raya.
"Kita Pulang Aja Yah Ja, Ustadz Danu kan Tadi Juga Langsung Pulang, Harusnya Kita Tadi Ngak Usah Ikutan Mampir" Keluh Tama Namun Berbisik Lirih Pada Maja.
"Yah Udah yo kita Balik, Gua Juga Cape Pengin Tidur" Bisik Maja.
Mereka Berdua Langsung Beranjak Pamitan Pulang pada Bu Nara Dan Raya. "Bu... Rai... Kita Pamit Pulang Dulu Yah."
"Loh Kok Pulang? Ngak Makan Dulu?" Bu Nara Menahan. Namun Nampak Nya Mereka Engan.
"Ngak Bu, Kami Tadi Udah Makan Di Jalan, premis Yah Bu... pamit pulang Dulu." Ucap Mereka, Aslinya Mereka Malas Berlama-Lama, Karena Merasa Kecewa Dengan Sikap Bu Nara.
"Oh-Yah Sudah, Hati-Hati di Jalan." Pekik Bu Nara, Saat Mereka Sudah Keluar
"Liat Ajah, Bakal Gua Cari Tuh Cowok Di Sosial Media Nya, Dia Benar-Benar Laki-Laki Yang Baik Buat Raya Apa Ngak!" Ucap Maja, Saat Sudah Keluar Dari rumah Bu Nara, Maja Nampak Terlihat Kesal.
Sementara Di Dalam, Raya Nampak Meremas kedua Tangan Nya Kala Ibunya Memberitahukan Kalau Kedatangan Wira di Rumah Nya, Akan Melamar Dirinya.
"Jadi Ini Toh Alasan Nya, Pantas Saja Dari Tadi Perasaan Ku Tidak Enak!" Gumam Raya Menarik Nafas Berat.
"Gimana Nduk, Sudah Siap Kan? Mas Akan Berjanji Membahagiakan Mu Lahir Dan Batin, jika Kamu Siap, Besok Mala, Mas Akan Bawa Kedua Orang Tua Mas Datang." Ucap Wira Penuh Keyakinan.
"Oh-Pasti Siap Nak Wira, Silahkan Bawa Kedua Orang Tua Nak Wira Untuk Melamar Raya." tanpa Tapi Bu Nara Langsung Membuat Keputusan.
"Tapi Kan Bu!" Mata Raya Nampak berkaca-kaca, Melihat Sang Ibu.
"Siap Kan Yah Nduk, Lagian Mas Wira Juga Ngak Keberatan Kalau Setelah Nikah Kamu Masih Kuliah." Bu Nara Mengusap Pundak Raya, yang Hampir Terisak.
"Iya Raya, Kamu tenang Saja." ucap Wira Kembali Meyakinkan Raya.
Dan Nampaknya bu Nara Sudah Sangat Setuju, Kalau Wira Nanti Nya Akan Menjadi Calon Menantu Nya.
Wira Berpamitan, Seusai Wira Pergi Tangisan Raya Langsung pecah.
"Puas Bu?... Ibu udah Puas?! ibu Kenapa Tega Sih Bu, Ngak pernah Bicarakan Ini Dulu Ke Raya?" Raya Menekan Ucapan Nya. Nampak Nya Suara Raya terdengar Sangat Emosional.
Hati Bu Nara Juga Sakit, Namun Apalah Daya Semua Ini Menurut Bu Nara, Adalah Yang terbaik Untuk Raya. "Sudah Waktunya Kamu Menikah Rai, usia Ibu Udah Ngak Muda Lagi, Ibu Pengin Segera Nimang Cucu" Hanya Itu Alasan Yang bu Nara Ucapkan.
"Itu bukan Alasan Bu!" Raya Membentak Bu Nara, Dengan Suara Sumbang. Dan Mata Yang Sudah Basah Karena Air Mata.
Sementara Di Dalam kamar Ruang Tamu Ada Bibi puspita, Desta Dan Juga Anjani Yang Hanya Bisa Menguping mendengar Perdebatan Ibu Dan Anak.
"Aku Baru Saja Mau Menginjak Dua Puluh Tahun Bu, Harusnya ibu Tahu. Di usia Sekarang masih Bebas Bermain-Main. Bahkan Mereka Berhak Memilih Jalan Hidup Nya. masa Depan Nya, Kenapa Raya Ngak? Kenapa Raya Harus Di Jodohkan Dengan Laki-Laki Yang Lebih Tua Dari Raya, Dan yang Ngak Raya Kenal Kenapa Bu? ibu Menggap Raya Beban. Makanya Ibu Suruh Raya Nikah Bahkan Raya Mau Di Jodohkan Ia Bu?"
Jawaban Raya Di Luar Nalar, Bahkan Bu Nara Sampai tercekat. Tidak Bisa Menjawab omongan Raya.
"Jawab Bu Kenapa Ibu Diam Aja? Oke,,, Raya Tahu Raya Beban!, Raya Ngak Bisa Bantu ibu Cari Duit, Raya Hanya Bisa Menyusahkan Ibu, tapi Tolong Jangan Lakukan ini Bu, Setelah Lulus Nanti Raya Bakal Banggakan ibu," ucap Raya Penuh Harap.
"Ibu Tidak Berharap Apa Pun Raya! ibu Hanya Ngak Mau Kehilangan Kamu Lagi!" Gumam Bu Nara Hanya Dalam Hati, Apalah Daya Mulut bu Nara Seolah Berat untuk bicara.
"Jawab Bu!..."
"Cukup Raya Cukup!!..." Pekik Bu Nara, Hinga Desta Yang Menguping Membuka Sedikit Celah Pintu Langsung Kaget, Dan Kembali Menutup Nya.
Raya Langsung Masuk Kedalam Kamar Nya, Membanting Pintu Kamar Nya Dan Mengunci Nya, Tangisan Nya Langsung Meledak Di Atas Kasur Raya Menjatuhkan Diri.
Di Ruang Tamu Bu Nara Juga Menangis Memeluk Kedua Lutut Nya, Yang Bergetar Hebat, Keputusan Nya Membuat Raya Terluka.
"Maafkan Ibu Rai, Jika Takdir Kita Tidak Terikat Dengan Dunia Gaib, Mungkin Kau Bisa Bebas Sesuka Hati Mu, Namun Andai Saja Kamu Tahu, Ibu Ngak Sanggup Jika Kehilangan Kamu Dan Kamu Harus terikat Dengan Sailendra, Seperti Ibu terikat Dengan Raja Arya Narendra." Bu Nara Memejamkan Mata Nya. Ia Merasa Hidupnya Dan Raya Begitu Sulit, Tidak Seperti Manusia Normal pada Umum Nya.
Bahkan sekarang Sejak tabir Pembatas Antara Raja Arya Narendra Dan Bu Nara Terbuka, Raja Arya Narendra Mendatangi Bu Nara Setiap Malam, Layaknya Seorang Kekasih Sungguhan Yang Sedang Berada Di Dunia Nyata.
Raya Menangis Sesenggukan Bantal Nya Saja Sampai Basah oleh Air Mata Nya, Raya Menangis Selama Dua Jam. Hinga Sampai Tiba-Tiba Kantuk Nya Datang. Raya Langsung Memejamkan Mata Nya.
🤗