NovelToon NovelToon
Istri Pilihan Mommy

Istri Pilihan Mommy

Status: tamat
Genre:Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua / Menikah Karena Anak / Gadis nakal / Duda / Tamat
Popularitas:12M
Nilai: 4.9
Nama Author: Desy Puspita

#TURUN RANJANG

Tiga tahun pasca sang istri meregang nyawa saat melahirkan putranya, Zeshan tetap betah menduda dan membulatkan tekad untuk merawat Nadeo sendirian tanpa berpikir sedikitpun untuk menikah lagi.

Namun, hal itu seketika berubah setelah Mommy-nya datang dan berusaha meluluhkan hati Zeshan yang telah berubah sebegitu dinginnya. Berdalih demi Nadeo, Amara menjanjikan akan mencarikan wanita yang pantas untuk menjadi istri sekaligus ibu sambung Nadeo.

Zeshan yang memang terlalu sibuk dan tidak punya kandidat calon istri pasrah dan iya-iya saja dengan siapapun pilihan Mommy-nya. Tanpa terduga, Mommy Amara ternyata merekrut Devanka, adik ipar Zeshan yang mengaku sudah bosan sekolah itu sebagai calon menantunya.

*****

"Ingat, kita menikah hanya demi Nadeo ... jangan berharap lebih karena aku alergi bocah bau ingus." -Zeshan Abraham

"Sama, aku juga alergi om-om bau tanah sebenarnya." - Devanka Ailenatsia

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

PLAGIAT/MALING = MASUK NERAKA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 34 - Bukan Sekadar Ibu Sambung

"Udah sana pergi, minta ampunan ... Kakak nyakitin aku lahir batin loh."

Sejak pertama kali melangkahkan kakinya, ucapan Devanka terus terngiang dalam benak Zeshan. Satu hal yang dia tahu tentang Devanka, sejak dulu semua yang terlontar dari bibirnya selaras dengan isi hati.

Walau mungkin terkesan bercanda, tapi besar kemungkinan Devanka tengah mengutarakan perasaannya, sakit lahir batin. Nyatanya marah dengan cara seperti tadi tidak membuat Zeshan puas, menyesal yang ada.

"Daddy?"

"Apa, Sayang?"

"Kenapa kecini?"

"Kenapa gimana maksudnya, Deo?" tanya Zeshan menatap wajah lucu sang putra yang kini tengah berada dalam pelukannya.

"Lumah tita di cana, Daddy!!" jawab Nadeo yang membuat Zeshan menghentikan langkah.

Dia menoleh ke kiri dan ke kanan, berusaha memastikan keadaan dan benar adanya jika dia sudah berada di tempat yang salah. Beruntung saja Nadeo mengingatkan, jika tidak mungkin mereka akan terus berjalan hingga tiba di area pemakaman.

"Ya, Tuhan, apa yang kupikirkan," gumam Zeshan berbalik arah dan mempercepat langkahnya.

Nadeo yang berada dalam gendongan Zeshan sampai terkejut dan bingung kenapa langkah daddy-nya kian cepat saja. Begitu tiba di rumah, Zeshan sudah disambut dengan senyum manis Devanka yang berdiri di ambang pintu.

"Acamitum, Mommy!!" sapa Nadeo tanpa diajari dan hal itu berhasil membuat Devanka bersemu merah.

Mungkin mendengar panggilan Mommy yang Deo gunakan, agaknya dia juga berpikir bahwa Zeshan mengajari hingga sampai sebegitunya.

"Wa'alaikumussalam, anak pinter ... sini," tutur Devanka sedikit grogi tatkala meminta Nadeo berpindah ke gendongannya.

Bukannya segera menghambur ke pelukan Devanka, Nadeo justru menyambut uluran tangan wanita itu dan mengecupnya hingga membuat Devanka tertampar seketika.

Adab putra sambungnya bahkan lebih baik, Devanka terhenyak usai Nadeo mengecup punggung tangannya. "Cekalan Mommy calim Daddy don."

Mendapat perintah itu, Devanka semakin gugup, tapi berusaha untuk terlihat biasa saja dan melakukan permintaan Nadeo. Atas dasar perintah putra sambungnya, Devanka mencium punggung tangan Zeshan beberapa saat.

"Yeay beditu!!"

Peran Nadeo benar-benar menguntungkan bagi Zeshan, tapi dengan hadirnya Nadeo juga hati pria itu seolah tercabi-cabik. Terlebih saat ini mereka tengah menikmati makan malam bersama.

Sebelum fokus pada Nadeo, Devanka bahkan masih mengambilkan nasi dan lauk pauk ke piring sang suami. Sebuah tamparan keras yang membuat Zeshan mungkin akan berenang dalam lautan air mata karena telah berani menyakitinya.

"Mommy Deo mau mam cendili," protes Nadeo tatkala Devanka hendak menyuapinya.

"Sendiri? Kenapa sendiri biar On_ ma-maksudnya Mommy saja," ucap Devanka hampir saja salah, dia belum terbiasa dan jujur perasaannya sungguh berbeda sejak Nadeo tiba-tiba mengubah panggilannya.

"Engga, Deo cendili ... Mommy mam duga don," jelas Nadeo seketika membuat Devanka terenyuh. Anak sambungnya bahkan lebih perhatian dibanding pria yang kini tengah menikmati makan malamnya.

"Ah maksudnya makan sama-sama?"

"Iyah, cama-cama mamnya," sahut Nadeo memperlihatkan gigi-gigi rapihnya, terlihat jelas jika anak itu memang dibiasakan mandiri oleh daddy-nya hingga tidak selalunya merengek pada Devanka.

Selama makan malam berlangsung, Zeshan tidak ikut bersuara. Hanya istri dan putranya saja yang berceloteh bahkan berbagi cerita, seolah tidak bertemu setahun segala yang dialami selama jauh dari Devanka Nadeo ceritakan semua.

Bukan tidak peduli, bukan pula tidak tertarik akan cerita yang dibawakan putranya. Akan tetapi, saat ini otak Zeshan penuh dengan tangisan Devanka yang sempat tidak dia pedulikan, bahkan kata ampunnya juga diabaikan.

Benar kata Devanka, pendek sekali akalnya dan dia mengakui itu. Karena itulah dia tidak banyak bicara dan ketika Devanka izin ke kamar Nadeo lebih dulu usai makan malam, Zeshan berusaha untuk tidak egois seperti waktu itu.

Mana bisa bersenang-senang sebagaimana yang dia ucapkan sebelum pergi ke masjid untuk shalat berjamaah, kehidupan mereka berbeda dan tidak sesederhana pasangan pengantin lainnya.

Sementara sang istri menghabiskan waktu bersama putranya, pria itu menghabiskan waktu di balkon kamar. Bertemankan sebatang rokok yang tersemat di sela jemarinya, Zeshan mengembuskan segala sesal yang telah dia lakukan hari ini.

.

.

"Bodohnya, otakmu dimana, Zeshan!!" Bukan pertama kali, ini adalah kali kesekian Zeshan mengutuk dirinya sendiri.

Lagi, Zeshan meng-hisap dalam nikotin yang terkadang memang menjadi penenang dikala gundanya.

"Dalem banget hissapnya, sakit banget ya?"

Datang tak dijemput, pulang tak diantar, begitulah Devanka saat ini. Zeshan benar-benar terkejut tatkala mendapati Devanka kini sudah berdiri tepat di sampingnya.

Sontak Zeshan memindahkan rokoknya ke tangan sebelah demi menjaga agar Devanka tidak turut meng-hisap asapnya.

"Santai saja, aku juga perokok," ucap Devanka yang kemudian Zeshan angguki.

"Tahu, karena itu aku jauhkan ... nanti kamu rebut bahaya," jawab Zeshan tersenyum tipis.

"Dulu, sekarang tidak lagi ... pas ketahuan sama Mami ijazahku mau dibakar soalnya," ungkap Devanka disertai gelak tawa yang membuat Zeshan teralih dan kembali fokus menatapnya.

"Devanka ... kakak boleh tanya sesuatu?" Melihatnya kini bisa tertawa dengan begitu santainya, jujur Zeshan penasaran apa yang istri rasakan sebenarnya.

"Boleh saja, tanya apa memangnya?" tanya Devanka mengerutkan dahi.

"Ehm soal yang tadi, apa kamu masih marah?"

Tak segera menjawab, Devanka masih melayangkan tatapan tak terbaca ke arah suaminya. Sabar Zeshan menunggu, hingga setelah beberapa saat sang istri menggeleng hingga Zeshan mengerjap pelan.

"Tidak? Serius tidak, Devanka?"

"Hem, Kakak tidak sepenuhnya salah ... harusnya aku memang tidak pergi kesana sejak awal."

Malu sekali Zeshan berhadapan dengan istrinya kali ini, sungguh. Beberapa kali Zeshan pandangi, mana tahu yang di hadapannya ini bukan Devanka, melainkan makhluk tak kasat mata.

"Dev maaf_"

"Ehm, Kak Zeshan kata dokter rokok itu menyebabkan mandul loh," celetuk Devanka demi mengalihkan pembicaraan, dia tidak suka part minta maaf terlalu panjang.

"Aku dokternya, Deva."

"Justru itu jangan aneh-aneh, padahal sudah tahu tapi masih dilakukan ... katanya mau punya momongan? Minta sama Tuhan, tapi ikhtiarnya tidak ada percuma, Kak," seloroh Devanka panjang lebar dan berhasil menciptakan senyum tipis di wajahnya.

"Iya, Devanka yang manis, terima kasih peringatannya ... ehm tapi kamu tiba-tiba ngomong begini, apa maksudnya bersedia jadi ibu?"

"Sekarang aku sudah jadi ibu untuk Nadeo," sahut Devanka yang ditanggapi gelengan kepala oleh Zeshan.

"Maksudku ibu kandung, bukan sekadar ibu sambung, Devanka," ucap Zeshan menatap lekat Devanka yang juga tengah menatapnya.

.

.

- To Be Continued -

1
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙬𝙖𝙖𝙝𝙝 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙢𝙖𝙩 𝙨𝙖𝙟𝙖.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙬𝙠𝙬𝙠𝙬𝙠 𝙟𝙙 𝙘𝙚𝙢𝙗𝙪𝙧𝙪 𝙮𝙖 𝙯𝙖𝙞𝙣.😄
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙜𝙖 𝙖𝙙𝙖 𝙮𝙜 𝙜𝙧𝙩𝙖𝙩𝙞𝙨 𝙠𝙖𝙡𝙞 𝙯𝙝𝙚𝙨𝙖𝙣 𝙖𝙥𝙖𝙡𝙖𝙜𝙞 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙣𝙜𝙖𝙨𝙪𝙝 𝙣𝙤𝙘𝙞𝙡 𝙮𝙜 𝙢𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙗𝙪𝙩𝙪𝙝 𝙥𝙚𝙣𝙜𝙖𝙬𝙖𝙨𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙩𝙖𝙩 𝙟𝙙 𝙜𝙥𝙥 𝙠𝙖𝙡𝙞 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙮𝙜 𝙗𝙖𝙮𝙖𝙧𝙞𝙣 𝙯𝙖𝙞𝙣 𝙟𝙜 𝙟𝙙 𝙨𝙖𝙢𝙖2 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙣𝙝.👍🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙥𝙚𝙧𝙩𝙖𝙣𝙮𝙖𝙖𝙣 𝙙𝙚𝙤 𝙟𝙙 𝙟𝙚𝙗𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙩𝙢𝙚𝙣 𝙗𝙪𝙖𝙩𝙢𝙪 𝙯𝙝𝙚𝙨𝙖𝙣.🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙢𝙖𝙧𝙖𝙩𝙝𝙤𝙣 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙚 𝙜𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙖𝙨𝙖 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙢𝙖𝙩 𝙖𝙟𝙖.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙡𝙖𝙜𝙞𝙖𝙣 𝙢𝙮𝙚𝙧𝙤𝙘𝙤𝙨 𝙗𝙖𝙚 𝙠𝙖𝙮𝙖𝙠 𝙥𝙚𝙩𝙖𝙨𝙖𝙣 𝙢𝙪𝙡𝙪𝙧𝙢𝙪 𝙯𝙖𝙞𝙣.😄😄
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙨𝙮𝙪𝙠𝙞𝙧𝙡𝙖𝙝 𝙙𝙚𝙫𝙖𝙣𝙠𝙖 𝙣𝙪𝙧𝙪𝙩 𝙢𝙖𝙪 𝙤𝙥𝙧𝙖𝙨𝙞, 𝙠𝙧𝙣 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙘𝙢 𝙙𝙤𝙖 𝙨𝙖𝙟𝙖 𝙩𝙥 𝙩𝙖𝙣𝙥𝙖 𝙪𝙨𝙖𝙝𝙖 𝙩𝙩𝙥 𝙠𝙪𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙖𝙛𝙙𝙤𝙡 𝙟𝙙 𝙙𝙪𝙖2𝙣𝙮𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙗𝙚𝙧𝙞𝙧𝙞𝙣𝙜𝙖𝙣, 𝙨𝙚𝙢𝙤𝙜𝙖 𝙙𝙚𝙫𝙖 𝙣 𝙖𝙣𝙖𝙠𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙢𝙖𝙩 𝙨𝙚𝙝𝙖𝙩 𝙡𝙜
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙢𝙚𝙣𝙨𝙞𝙣𝙜 𝙘𝙤𝙗𝙖 𝙨𝙖𝙡𝙞𝙣𝙜 𝙟𝙪𝙟𝙪𝙧 𝙣 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙪𝙠𝙖 𝙨𝙖𝙟𝙖 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙪 𝙠𝙖𝙮𝙖𝙠 𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙠𝙧𝙣 𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙠𝙚𝙙𝙚𝙥𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙨𝙤𝙡𝙪𝙨𝙞 𝙮𝙜 𝙩𝙚𝙥𝙖𝙩 𝙩𝙖𝙣𝙥𝙖 𝙝𝙖𝙩𝙪𝙨 𝙨𝙖𝙡𝙞𝙣𝙜 𝙩𝙖𝙠𝙪𝙩 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙖𝙠𝙞𝙩𝙞 𝙙𝙞𝙖𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖 𝙠𝙖𝙡𝙞𝙖𝙣 𝙩𝙥 𝙨𝙪𝙨𝙖𝙝 𝙙𝙥𝙩 𝙟𝙖𝙡𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙪𝙩𝙠 𝙩𝙞𝙣𝙙𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙣𝙮𝙖𝙠𝙞𝙩𝙣𝙮𝙖
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙝𝙢𝙢𝙢𝙢 𝙠𝙖𝙮𝙖𝙠𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙞𝙛𝙖𝙩 𝙙𝙚𝙫𝙖𝙣𝙠𝙖 𝙩𝙪𝙧𝙪𝙣𝙖𝙣 𝙙𝙧 𝙢𝙖𝙢𝙞𝙝𝙣𝙮𝙖.🤭🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙬𝙠𝙦𝙠𝙠𝙠𝙠.... 𝙨𝙚𝙣𝙖𝙠𝙖𝙡 𝙣𝙖𝙠𝙖𝙡 𝙣 𝙨𝙚𝙗𝙖𝙣𝙙𝙚𝙡 𝙗𝙖𝙣𝙙𝙚𝙡𝙣𝙮𝙖 𝙖𝙯𝙠𝙖𝙧𝙖 𝙢𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙢𝙬𝙣𝙙𝙞𝙣𝙜 𝙩𝙖𝙠𝙪𝙩 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙢𝙖𝙢𝙖𝙝𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙖𝙧𝙩𝙞 𝙙𝙞𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙝𝙤𝙧𝙢𝙖𝙩𝙞 𝙤𝙧𝙩𝙪𝙣𝙮𝙖.👍🙂
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙠𝙚𝙣𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙠𝙖𝙣 𝙖𝙯𝙠𝙖, 𝙡𝙖𝙜𝙞𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙢𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙣𝙜𝙖𝙥𝙖𝙞𝙣 𝙡𝙚𝙢𝙚𝙨 𝙙𝙚𝙥𝙖𝙣 𝙯𝙝𝙚𝙨𝙖𝙣 𝙥𝙖𝙙𝙖𝙝𝙖𝙡 𝙞𝙩𝙪 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙥𝙖𝙨𝙩𝙞 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 𝙮𝙜 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨𝙣𝙮𝙖 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙚 𝙖𝙙𝙖 𝙮𝙜 𝙮𝙖𝙪 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙞𝙣 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙩𝙞𝙜𝙖 𝙥𝙚𝙡𝙖𝙠𝙪𝙣𝙮𝙖 𝙚𝙚𝙝𝙝 𝙢𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙖𝙥𝙚𝙨 𝙮𝙜 𝙙𝙩𝙜 𝙩𝙖𝙣𝙥𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙙𝙞𝙪𝙣𝙙𝙖𝙣𝙜.🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙩𝙚𝙧𝙣𝙮𝙖𝙩𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙨𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙖𝙯𝙠𝙖𝙧𝙖.😄😄
𝙩𝙖𝙥𝙞 𝙠𝙚𝙣𝙖𝙥𝙖 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙖𝙞 𝙙𝙧. 𝙖𝙧𝙟𝙪𝙣𝙖 𝙠𝙚𝙣𝙖 𝙨𝙖𝙨𝙖𝙧𝙖𝙣 𝙖𝙯𝙠𝙖 𝙮𝙖? 𝙖𝙥𝙖 𝙖𝙠𝙪 𝙮𝙜 𝙜𝙖 𝙣𝙜𝙚𝙪𝙝 𝙗𝙖𝙘𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙥𝙖𝙙𝙖𝙝𝙖𝙡 𝙜𝙖 𝙡𝙤𝙘𝙖𝙩2 𝙗𝙖𝙘𝙖𝙣𝙮𝙖.🤔🤔
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙖𝙯𝙠𝙖𝙧𝙖 𝙖𝙢𝙥𝙪𝙪𝙪𝙣𝙣 𝙙𝙚𝙝 𝙢𝙖𝙖𝙞𝙝 𝙨𝙚𝙢𝙥𝙚𝙩2𝙣𝙮𝙖 𝙜𝙖𝙮𝙖 𝙨𝙤𝙠 𝙖𝙡𝙖𝙮 𝙥𝙖𝙙𝙖𝙝𝙖𝙡 𝙢𝙖𝙝 𝙗𝙖𝙣𝙙𝙞𝙩.🤭🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙬𝙖𝙙𝙪𝙪𝙪𝙝𝙝𝙝 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣2 𝙢𝙖𝙢𝙖𝙝𝙣𝙮𝙖 𝙩𝙖𝙪 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙖𝙯𝙠𝙖 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣 𝙝𝙚𝙧𝙤, 𝙨𝙖𝙠𝙖 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙖𝙣𝙖𝙠 𝙗𝙪𝙖𝙝𝙣𝙮𝙖 𝙙𝙞𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙧𝙖𝙩... 𝙢𝙖𝙠𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙙𝙞𝙨𝙪𝙧𝙪𝙝 𝙣𝙜𝙪𝙣𝙜𝙨𝙞 𝙩𝙧𝙨 𝙯𝙝𝙚𝙨𝙖𝙣 𝙥𝙖𝙨𝙩𝙞 𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙠𝙖𝙗𝙖𝙧 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙙𝙧 𝙧𝙪𝙢𝙖𝙝 𝙨𝙖𝙠𝙞𝙩 𝙠𝙧𝙣 𝙞𝙩𝙪.🤔
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙖𝙤𝙢𝙥𝙡𝙖𝙠 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖.😆😆😆
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙙𝙞𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙗𝙤𝙡𝙚𝙝 𝙜𝙖𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙮𝙖 , 𝙆𝙖 𝙩𝙥 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙙𝙞𝙧𝙪𝙢𝙖𝙝 𝙗𝙚𝙙𝙖 𝙡𝙜 𝙟𝙙 𝙡𝙚𝙢𝙗𝙪𝙩 𝙠𝙖𝙮𝙖𝙠 𝙮𝙪𝙥𝙞 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙥𝙤𝙣𝙖𝙠𝙖𝙣.🤭👍
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙖𝙣𝙚𝙚𝙩 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙚𝙨𝙠𝙧𝙞𝙢 𝙖𝙟𝙖 𝙡𝙪𝙡𝙪𝙝 𝙜𝙖 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙡𝙞𝙖𝙣 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙠𝙞𝙙𝙚𝙧 𝙟𝙤𝙮 𝙖𝙟𝙖 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙡𝙚𝙣𝙜𝙠𝙖𝙥.🤭🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙣𝙜𝙚𝙧𝙞𝙞𝙞 𝙣𝙮𝙚𝙚.... 𝙣𝙜𝙚𝙗𝙖𝙮𝙖𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙞𝙩𝙪 𝙥𝙞𝙨𝙖𝙪 𝙩𝙖𝙟𝙖𝙢 𝙣𝙖𝙣𝙘𝙖𝙥.. 𝙝𝙞𝙞𝙞𝙝𝙝𝙝 𝙞𝙠𝙪𝙩𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙙𝙞𝙧𝙞 𝙗𝙪𝙡𝙪 𝙩𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙯𝙝𝙚𝙨𝙖𝙣 𝙮𝙜 𝙨𝙖𝙣𝙖𝙧 𝙣 𝙠𝙖𝙡𝙚𝙢 𝙗𝙚𝙧𝙙𝙖𝙢𝙥𝙞𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙙𝙚𝙫𝙖𝙣𝙠𝙖 𝙮𝙜 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙪𝙣𝙮𝙖 𝙣 𝙜𝙞𝙡𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙟𝙙 𝙞𝙢𝙗𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙥𝙖𝙨𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙮𝙜 𝙨𝙖𝙡𝙞𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙡𝙚𝙣𝙜𝙠𝙖𝙥𝙞.🤭🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙞𝙮𝙖 𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙚 𝙘𝙖𝙘𝙖𝙩 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙡𝙞𝙖𝙣 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙩𝙖𝙪 𝙧𝙖𝙨𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙗𝙚𝙧𝙩𝙞𝙣𝙙𝙖𝙠 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙚 𝙯𝙝𝙚𝙨𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙧𝙖𝙩.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!