Clarissa Atmaja yang baru kembali dari studinya disambut dengan tanggal pernikahan untuk menikahi laki-laki yang sudah menjadi tunangannya, laki-laki pilihan papanya. Namun, saat kembalinya ia dipertemukan dengan laki-laki yang menggetarkan hatinya, dan membuatnya jatuh cinta.
Angga yang dulunya pria yang hangat, berubah jadi dingin dan tak ingin lagi mengenal dengan yang namanya perempuan karena sakit hati dengan perempuan masa lalunya. Sehingga, membuat orang-orang berpikir dan menganggapnya laki-laki yang tidak normal atau tidak menyukai perempuan. Tetapi, Rissa bertekad untuk mengejar cintanya, dan menaklukkan laki-laki yang ia sukai. Tidak peduli dengan statusnya yang sudah bertunangan, dan tentang isu mengenai laki-laki yang ia sukai.
Mampukah Rissa menaklukkan hati Angga Wijaya atau ia akan menikahi laki-laki pilihan papanya yang sudah menjadi tunangannya?
oh ya kak jika berkenan follow Instagram aku mamika759
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Please!
"E-erik," ucap Rissa terbata, dengan mata yang membulat. Begitupun Angga, ia menghentikan langkahnya, dan menoleh mendengar suara Rissa.
"Kenapa kamu kaget gitu?" tanya Erik dengan tersenyum menyeringai.
"Kamu mau ngapain di sini?" tanya Rissa sembari berusaha melepaskan tangan Erik yang mencengkram tangannya.
Erik tertawa, "Kamu tanya aku mau ngapain di sini? Hal apalagi yang buat aku nunggu kamu di sini? Aku jemput calon istri aku," ucap Erik yang mempertegas kalimat "calon istri aku'.
Rissa menghela nafas panjang, ia melirik ke kanan dan ke kiri. Banyak pasang mata yang melihat ke arahnya. Kedua mata Rissa mencari keberadaan Angga. Ia tak menemukan Angga di sekitarnya. Rissa bernafas lega, saat ia melihat mobil Angga masih terparkir, dengan mesin mobil yang tidak menyala.
"Rik, sebaiknya kamu pulang. Aku masih ada kerjaan," ucap Rissa.
Erik melihat jam di tangannya, "Kerja? Kamu pikir aku bod*h! Ini sudah waktunya kamu pulang," jelas Erik.
"Rik, aku sedang lembur. Aku ada meeting sama atasan aku. Udah, kamu pulang sana. Aku nggak mau ribut sama kamu di sini," usir Rissa.
Erik merangkul pinggang Rissa. "Siapa yang mau ngajakin kamu ribut? Aku ke sini mau jemput kamu! Aku akan bilang sama atasan kamu, kalo hari ini kamu tidak bisa ikut meeting," bisik Erik di telinga Rissa. Rissa yang terkejut segera mendorong tubuh Erik.
"Rik, kamu jangan macam-macam! Sebaiknya kamu pulang!" ucap Rissa menatap tajam Erik. Rissa yang sudah malu, karena banyak karyawan yang melihatnya, hendak berlari meninggalkan Erik. Erik dengan cepat menahan tangannya.
"Kamu mau kemana? Kita pulang bersama!" tegas Erik.
"Rik, apa kamu budek? Aku tadi sudah bilang tadi sama kamu. Aku ada meeting di luar sama atasan aku. Sebaiknya kamu pulang! Kamu jangan bikin malu aku! Apa kamu nggak lihat, kalau semua orang liatin kita?" ucap Rissa dengan suara pelan.
"Aku nggak peduli! Kamu pulang sama aku!" Erik meraih tangan Rissa, dan menarik Rissa ke arah mobilnya yang tak jauh terparkir.
"Rik, lepasin! Kamu apa-apaan! Jangan bikin aku malu!" Rissa menyentak tangan Erik.
"Kalau kamu nggak mau malu, kamu ikut aku!" jawab Erik.
"Oke! Aku pulang sama kamu. Aku mau temui atasan aku dulu," ucap Rissa yang menyerah.
"Baik, aku tunggu kamu di sini," jawab Erik.
Rissa menghela nafasnya, ia meninggalkan Erik. Rissa berjalan ke arah mobil Angga yang terparkir. Yah, Angga masih menunggunya di mobil. Angga sengaja menunggu Rissa, karena tadinya ia sudah berjanji mengantar Rissa.
Rissa mengetuk kaca mobil Angga. Angga pun membuka kaca mobilnya.
"Kamu pulang sama tunangan kamu?" tanya Angga.
"Pak, bisa Bapak tolong Saya?" Angga menaikkan alisnya.
"Pak, tolong Bapak bilang sama dia, kalo kita ada meeting penting. Jadi, saya harus menemani Bapak!" sambung Rissa dengan penuh harap. Rissa berharap Angga membantunya.
"Saya nggak bisa!" jawab Angga cepat. Angga tidak mau berurusan dengan Erik.
"Pak, please kali ini aja!"
"Sya, Saya tidak ingin mencampuri urusan pribadi kalian," tegas Angga.
"Pak, tapi ini masalah hidup dan mati Saya, Pak!" ucap Rissa dengan mata yang berkaca. Rissa benar-benar takut kali, walaupun ia tadi terlihat berani melawan Erik. Tapi, hatinya benar-benar takut. Ia takut Erik melakukan hal yang macam-macam padanya kali ini. Apalagi melihat apa yang hendak dilakukan Erik padanya di apartemen sahabatnya kemarin.
Angga menghela nafasnya, ia melihat raut wajah Rissa yang terlihat lesu, dan penuh harap padanya.
"Sya, bukannya Saya tidak mau. Tapi...."
"Pak, please tolong Saya. Jujur, Saya takut!" ucap Rissa.
Angga menggelengkan kepalanya. Ia juga merasa iba melihat Rissa yang ketakutan. Ia juga tahu, Erik laki-laki yang seperti apa.
Rissa meneteskan air matanya saat Angga menutup kaca jendelanya, yang artinya Angga menolak untuk membantunya. Rissa pun segera menghapus air matanya. Sudah tidak ada harapan lagi. Kali, ini ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Rissa pun berjalan dengan langkah tak bersemangat menghampiri Erik yang berdiri tak jauh darinya.
Angga yang masih berada di dalam mobilnya. Matanya terus memandangi Rissa yang berjalan ke arah Erik. Ia merasa iba, apalagi melihat Rissa yang meneteskan air matanya.
Bersambung dulu ya kak...Maaf upnya bisa segini.
