Quinn, seorang gadis berusia 26 tahun itu memiliki kehidupan yang sempurna. Namun, siapa yang menduga, dibalik kehidupan yang sempurna Quinn sangat terkurung. Sebab sebagai putri seorang mafia membuat Quinn tidak bisa hidup dengan bebas.
Quinn memang memiliki kehidupan yang sempurna. Akan tetapi, Quinn nyatanya sangat apes pada percintaannya. Sekalipun Quinn memiliki harta melimpah dan juga paras rupawan, nyatanya tak bisa membuat Quinn menemukan cinta sejatinya.
Sampai tanpa sengaja, Quinn bertemu dengan Dimitri. Seorang laki-laki berusia 30 tahun itu terus mengganggu Quinn.
Akankah Dimitri bisa meluluhkan hati wanita tangguh dan cerdas seperti Quinn? Lantas bagaimana respon Dimitri ketika dia tahu kalau Quinn adalah putri seorang mafia yang sangat disegani pada masanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sisca Nasty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 34 Duel
"Dasar bodoh! Apa yang sedang dipikirkan oleh Dimitri? Aku tidak habis pikir jika dia sangat berani. Bahkan dia menantang Daddy yang jelas memiliki pengalaman lebih darinya. Ya Tuhan! Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana kalau Dimitri mati di tangan Daddy?" Quinn meratapi nasibnya.
Ia membatin dalam hati sambil matanya terus bergerak mengawasi dua orang yang sedang beradu otot itu. Terlihat Dimitri terus menghindari pukulan dari Luca. Sedangkan Luca terus saja memberikan tendangan maupun pukulannya kepada Dimitri.
Sebenarnya Dimitri sedang menahan kekesalannya. Namun Dimitri tidak ingin membuat situasi bertambah keruh. Kalau Dimitri membalas serangan dari Luca bagaimana ia akan mendapatkan restu dari laki-laki itu?
Dimitri hanya ingin mendapatkan Quinn dengan caranya sendiri. Walaupun Dimitri juga menyesali tentang aksi penculikannya yang sudah ia lakukan kepada Quinn. Sehingga membuat Quinn harus terjun ke laut.
Tanpa sengaja Dimitri terkena pukulan tepat di wajahnya. Mungkin karena Dimitri waktu itu sedang lengah. Karena Dimitri sedang merenungi tentang kesalahannya yang menculik Quinn.
"Aku akui kalau laki-laki yang dibawa oleh Quinn ini memiliki pertahanan tubuh yang bagus. Bahkan ia memiliki stamina yang hebat. Aku tidak tahu Quinn bisa menemukannya di mana. Yang jelas dia bukanlah orang sembarangan. Pantas saja dia berhasil menculik Quinn dan membawanya ke kapal pesiar." Luca membatin kesal saat ia mengingat aksi penculikan yang dilakukan oleh di Dimitri kepada putrinya.
"Tak kusangka kalau anda memiliki kemampuan yang hebat, Tuan." Dimitri menyeringai. Ia menghapus cairan darah yang menetes di sudut bibirnya.
Tentu saja akibat pukulan yang dilayangkan oleh Luca. Tapi, hal itu tidak berarti apa-apa untuk Dimitri. Karena saat ini yang terpenting bagi Dimitri adalah mendapatkan hati Luca. Supaya Dimitri dapat mendekati Quinn lagi.
"Sepertinya aku terlalu meremehkan. Aku tidak akan melepaskanmu. Kau sudah membuat putriku menderita selama 2 minggu. Coba bayangkan kalau kau tidak berulah. Mungkin putriku tidak akan terjebak di pulau kecil itu bersamamu!" Luca melayangkan tendangan.
Beruntung Dimitri langsung sigap membawa kedua tangannya melindungi wajahnya. Sehingga tendangan Luca hanya mengenai punggung tangan Dimitri.
Sesekali Dimitri meringis kesakitan. Karena tendangan yang dilayangkan oleh Luca terjadi berulang kali. Dimitri terpukul mundur. Hebatnya Dimitri tidak langsung terjatuh. Laki-laki itu hanya terhuyung-huyung ke kanan maupun ke kiri. Setidaknya Dimitri saat ini masih bisa berdiri tegak.
"Tentu saja Dimitri kelelahan. Karena pertarungan dengan para perompak itu juga sudah membuat Dimitri terluka. Mengapa harus begini?" desis Quinn lirih.
"Ini merupakan pertarungan sengit kita, Tuan. Saya harap saya mendapatkan keuntungan yang setimpal apabila saya memenangkan pergulatan ini." Dimitri lagi-lagi menantang Luca dengan berani. Membuat Quinn tersentak sejenak melihat keberanian Dimitri.
"Aku tidak tahu apapun mengenai Dimitri. Aku juga tidak tahu tentang perasaannya padaku. Akan tetapi sejak awal bertemu dengan Dimitri, laki-laki itu terus saja mengatakan bahwa ia menyukaiku. Benarkah demikian? Dimitri bahkan tidak takut dengan amukan Daddy. Aku cukup terharu karena sampai detik ini Dimitri masih konsisten dengan perasaannya. Jika itu orang lain kemungkinan dia akan menyerah." Quinn membatin bingung karena Dimitri terus saja berani melawan Luca.
"Sepertinya kau memiliki tekad yang kuat.Tapi aku tidak akan memberimu kemudahan untuk bisa bersama putriku. Kau sudah membuatnya merasakan hidup putus asa berada di Pulau terpencil tanpa keluargamu. Quinn adalah putriku yang sangat berharga. Intinya aku tidak akan memaafkanmu!" Luca menyeringai. Ia akan meluapkan semua kemarahannya di duel kali ini.
"Saya tidak takut dengan apapun, Tuan. Saya hanya ingin anda percaya bahwa saya mencintai putri anda dengan tulus. Saya tidak bermaksud untuk berbuat jahat kepadanya. Akan tetapi karena kita tidak saling berkomunikasi sehingga menyebabkan kesalahpahaman besar itu terjadi. Saya berani mengakuinya karena saya tidak ingin berbohong kepada anda. Karena sejujurnya perasaan saya ini murni dari dalam hati." Kata-kata yang dilontarkan oleh Dimitri nyatanya cukup membuat Quinn tersentak kaget.
Quinn tidak pernah melihat siapapun berani menantang Luca seperti ini. Akan tetapi Dimitri berhasil melakukannya. Sudah 3 jam berlalu. Tapi Dimitri masih bertekad memperjuangkan perasaannya.
"Kalau begini terus, ini tidak akan pernah selesai!" ucap Quinn dalam hati.
Luca berlari hendak memberikan tendangan pada Dimitri. Namun, begitu dekat ternyata Quinn mendorong tubuh Dimitri sampai laki-laki itu tersungkur. Quinn pun juga membalas tendangan dari Luca. Kaki kanan Luca dan kaki kiri Quinn beradu. Setelahnya mereka berdua terjatuh dan mundur ke belakang.
"Kenapa kau membantunya, Quinn?" geram Luca.
"Karena dia mengatakan hal yang benar, Dad. Mommy sudah mengajarkan aku supaya berkata jujur. Kalau dipikir memang aku dan Tuan Dimitri salah paham. Sehingga kami berdua saling bermusuhan. Tapi, sejauh aku berada di pulau terpencil itu, aku tahu jika dia tidak berniat menculikku. Hanya saja, bukankah aku dan Daddy memiliki sifat yang sama? Kita sama-sama keras kepala, Dad. Kalau Daddy masih keras kepala, maka aku tidak akan tinggal diam!" Quinn memasang kuda-kuda.
"Putri kecilku ini membela laki-laki yang baru dikenalnya?" lirih Luca.
Tentu saja Quinn tidak ingin mengulur waktu. Ia berlari dan memukul Luca. Sedangkan Luca yang mendapatkan serangan mendadak itu membalas serangan Quinn. Ayah dan anak itu saling bertarung. Kecepatan, ketangkasan dan kemampuan yang mereka berdua miliki jauh di atas rata-rata.
"Hebat," puji Dimitri.
"Ya! Putriku memang hebat!" sahut Tiffany. Wanita itu membanggakan putrinya.
Brak!
Tubuh Luca terbanting di lantai. Sedangkan Quinn masih berdiri tegak di tempat yang tidak jauh dari Luca telentang.
"Au. Kau membanting Daddy?" kesal Luca.
"Hmm. Dad, menyerahlah. Kita akhiri ini," kata Quinn.
Tiffany membantu Luca berdiri. Ia bertanya kepada Luca bagian mana yang sakit. Namun, Luca tidak menjawab. Melainkan menatap tajam pada Dimitri.
"Aku bukan kalah. Tapi aku mengalah. Tidak ada seorang ayah yang ingin membuat putrinya terluka. Oh, putriku sayang. Beraninya dia membanting ayahnya tanpa bertanya keadaannya. Si*l! Dia malah mendekati si pecundang itu!" Luca membatin kesal. Saat ia melihat betapa Quinn khawatir pada Dimitri.
Tanpa sengaja mata Dimitri bertemu dengan mata Luca. Tentu saja ini kesempatan bagi Luca. Laki-laki itu memelototkan mata dan juga memberikan isyarat menggor*k lehernya. Seolah itu sebuah ancaman untuk Dimitri.
"Kau lihat? Daddy sudah kalah. Kau bisa pulang dengan tenang, Tuan Dimitri. Daddy memang keras kepala. Tapi Daddy sangat baik. Dia mengalah untuk kita," ucap Quinn senang karena duel berakhir.
"Tentu saja mengalah setelah melawan putrinya sendiri. Bagaimana aku bisa tenang? Padahal ayahnya saja baru saja mengancam akan memotong leherku," jawab Dimitri dalam hati. Dimitri bergidik ngeri seketika. Bagaimana jika ancaman itu benar-benar terjadi?