Bagaimana rasanya jika selama tiga puluh hari kita harus tinggal dengan orang yang tidak kita suka?
Ini karena ide gila kakaknya dan permintaan kakeknya membuat Olivia harus tinggal dengan seorang pria yang tidak dia kenal dan tidak dia suka.
Karena saran cucunya Jacob Smit membuat Michael Smith menjodohkan cucu perempuannya Olivia Smith untuk dijodohkan pada cucu sahabatnya.
Ini bukan perjodohan paksaan,kakeknya hanya meminta cucu tersayangnya itu untuk dekat dengan cucu sahabatnya dan meminta mereka untuk tinggal selama tiga puluh hari dibawah satu atap,tentu itu saran dari cucunya Jacob Smith.
Tentu Olivia menolak dengan segala upaya tapi dia tidak bisa menolak permintaan kakeknya,akankah Olivia membuat pria yang dijodohkan dengannya membencinya dalam waktu 30 hari itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadap tembok!
Setelah melihat Lewis dan Olivia keluar dari lift, Cherly segera masuk kedalam ruangannya. Sesuai kesepakatan dengan Gwen, dia harus mengabari Gwen jika Olivia dan Lewis datang kekantor hari ini.
Dia harus cepat sebelum Lewis memanggilnya untuk menanyakan jadwal kerjanya dan sesungguhnya dia sudah tidak sabar ingin melihat Olivia angkat kaki dari tempat itu.
Dia tidak perduli dengan apa yang dilakukan oleh Gwen nanti karena bisa dia tebak palingan Gwen akan menyingkirkan Olivia menggunakan uang yang dia punya.
Cherly segera mengambil kartu nama yang diberikan Gwen kemarin, dengan cepat Cherly menekan nomor ponsel Gwen yang ada disana,tentu untuk menghubungi Gwen si ratu drama.
Tidak lama kemudian Gwen menjawab panggilannya dengan ketus.
"Siapa?"
"Ini aku Cherly!" kawab Cherly tak kalah ketusnya.
"Ada urusan apa kau mencariku?"
"Dengar ya, bukankah kau yang memintaku untuk menghubungimu jika tuan Simone sudah datang!" Cherly semakin kesal, dia juga tidak sudi menghubungi Gwen jika tidak punya tujuan.
Tapi dia ingin, Gwenlah yang menyingkirkan Olivia dan dia yang akan mendapatkan keuntunggan dari semua ini nanti.
"Oh jadi Lewis sudah datang?"
"Benar, tentu dengan Olivia."
"Baiklah, hari ini aku akan membereskan gadis miskin itu. Aku akan menendangnya pergi dari sisi Lewis dan tidak akan aku biarkan seorangpun berada disamping Lewis!" ucap Gwen dengan percaya diri.
"Cih, setelah kau menendang Olivia selanjutnya kau yang aku tendang!" batin Cherly.
"Aku tunggu aksimu!" Cherly segera mematikan ponselnya dan menyimpannya diatas meja sedangkan senyum licik menghiasi wajahnya, dia benar-benar sudah tidak sabar untuk memelihat aksi si ratu drama.
Setelah menghubungi Gwen, dia segera meraih beberapa dokument dan jadwal kerja bosnya. Dengan perasaan yang diselimuti kegembiraan Cherly segera keluar dari ruangannya untuk menuju ruangan bosnya.
Sedangkan saat itu didalam ruangan Lewis, dia sedang mengajarkan sesuatu pada Olivia,
Dia sedang mengajarkan bagaimana mengecek keuangan yang ada diperusahaan dari layar komputernya.
Olivia sedang duduk dikursi Lewis sedangkan Lewis berdiri dibelakangnya tapi mata mereka berdua menatap layar komputer dengan serius.
Tangan Olivia berada diatas mouse begitu juga dengan tangan Lewis, tangannya berada diatas tangan Olivia dan terkadang dia menggerakkan mouse kekiri dan kekanan sambil menerangkan beberapa perihal yang tidak dimengerti oleh Olivia.
Olivia tampak begitu bersemangat, dia mendengar setiap penjelasan dari Lewis. Yah, tidak sia-sia juga dia bekerja diperusahaan Lewis, setidaknya dia bisa belajar banyak hal dan sepertinya setelah ini dia harus memimpin salah satu perusahaan kakaknya.
Mereka berdua tampak begitu serius sampai Cherly mengetuk pintu ruangan itu didepan sana.
"Masuk saja." perintah Lewis sedangkan matanya masih menatap layar komputer.
Cherly mendorong pintu ruangan itu dengan cepat, matanya terbelakak kaget saat melihat dua orang yang berada didalam sana.
Cherly mengcengkram dokument yang dipegangnya dengan api menyala dimatanya, hatinya dibakar api cemburu melihat kedua orang itu yang tampak begitu mesra. Sebenarnya ada hubungan apasih diantara kedua orang ini? Dia sungguh ingin tahu.
Dia segera masuk kedalam sambil berdehem pelan:
"Hmm! Tuan Simone, jadwal kerjamu hari ini."
"Oh ya baiklah."
Saat itu juga Olivia bangkit berdiri dan menarik otot-otot tangannya, dia sudah mengerti sekarang jadi dia akan mengerjakan tugas yang diberikan oleh Lewis tanpa kesalahan.
Sebenarnya bukan tanpa sebab dia bertanya pada Lewis, dia minta diajarkan karena Lewis memintanya mengecek keuangan diperusahaannya. Lewis meminta Olivia melakukan hal itu karena dia ingin lihat, apakah Olivia mampu?
"Oke Lewis, aku sudah mengerti sekarang." ujarnya.
"Jadi kau sudah mengerti?"
"Yes, jadi lihat saja hasilnya."
Olivia mengambil beberapa dokument yang ada diatas meja.
"Baguslah, jadi mana upahku?"
"Duh bisa nanti saja, malu dilihat Cherly." tolak Olivia.
Lewis langsung melihat kearah Cherly dan melototinya, sesuai kesepakatan setelah mengajari Olivia dia akan mendapat sebuah ciuman.
Tadinya dia tidak mau mengajari Olivia tapi Olivia memohon padanya dan berjanji akan mencium pipinya. Jadi dia tidak menolak dan lagi pula, Olivia pikir ini akan menjadi ilmu yang sangat berguna yang dia dapatkan selama bekerja ditempat Lewis. Lagi pula hanya cium pipi saja bukan?
"Hei kau, hadap tembok!" perintah Lewis pada Cherly.
Hati Cherly dipenuhi tanda tanya, apa sih maksud dari kedua orang ini? Tapi dia tidak punya pilihan karena ini perintah.
Cherly memutar tubuhnya untuk menghadap kearah tembok sesuai dengan perintah bosnya dan pada saat itu Lewis mendekati Olivia.
Lewis merangkul pinggang Olivia dan memeluknya dengan erat, dia juga berkata:
"Jadi mana upahku? Kau jangan lupa dengan janjimu."
"Ck, iya! Kenapa begitu tidak sabar padahal bisa nanti!"
"Hei aku maunya sekarang, tidak mau nanti!"
"Iya..Iya tuan penuh perhitungan!"
Chelry semakin penasaran mendengar pembicaraan kedua orang itu, dengan sedikit keberanian Cherly memalingkan wajahnya untuk melihat apa yang dilakukan oleh kedua orang yang ada dibelakangnya.
Mata Cherly melotot saat melihat Olivia menciumi pipi Lewis sedangkan Lewis tampak begitu senang, Cherly sangat geram. Beraninya Olivia menciumi Lewis?!
Api kebencian semakin berkobar dihatinya saat melihat itu, dengan penuh kemarahan, Cherly mencengkram bajunya dengan erat dan berkata dalam hati, "Sabar Cherly."
Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa mengintip kedua orang yang tampak begitu mesra dibelakangnya, ingin rasanya dia melepar Olivia saat ini.
Lihat saja nanti saat ratu drama datang, dia yakin Olivia tidak akan berada disana lagi jadi dia akan bersabar untuk sesaat lagi.
"Sudah bukan? Jadi lepaskan aku!" protes Olivia karena Lewis tidak juga melepaskannya.
Lewis melepaskan pelukannya sambil tertawa, dia segera melangkah menuju kursinya dan duduk disana.
"Baiklah, pergi sana kerjakan pekerjaanmu dan ingat, makan siang denganku."
"Huh, padahal aku ingin makan dibawah!" gerutu Olivia.
"Jika tidak mau 1000 dolar menanti!"
Olivia hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan berat, penalty, penalty, lagi-lagi penalty!
"Baiklah aku akan makan denganmu tapi ingat, aku mau makan burger dan kentang goreng." ujarnya sambil melangkah keluar dari ruangan Lewis.
Lewis melihat kepergian Olivia sambil tersenyum, sekarang makan siang dengan Olivia menjadi kebiasaannya tapi jujur dia suka ada yang menemaninya makan.
Cherly melihat Olivia dengan kebencian dimatanya, dia masih menghadap tembok dan belum juga bergeming dari sana karena belum mendapat perintah.
"Gadis ja**ng, tunggu saja!" katanya dalam hati.
Olivia keluar dari ruangan Lewis dan masuk kedalam ruangannya, dia harus mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Lewis. Dia harus menunjukkan pada Lewis jika dia bukan gadis cengeng yang tidak bisa apa-apa.
Dia mulai mengerjakan pekerjaannya dengan serius tanpa tahu Gwen sedang menuju tempat itu dengan membawa senjata yang dia kira ampuh untuk membuat Olivia menjauhi Lewis dan angkat kaki dari sana.
jangan harap bisaaa langsung ditendang sama Olivia
sokor
habis kau nanti
Keluarga Smith lebih kayaa Olivia ga butuh pria kaya