Suamiku, Kamu Satu Selamanya

"Sayang bersiaplah, kita akan makan malam di rumah mama," ucap Reyhan di telepon saat menelepon Tia siang tadi.

Sejak saat itu Tia selalu berpikir apakah dia akan bertemu dengan Arka? Ini akan menjadi canggung bagi mereka. Karena mereka sekarang keluarga, otomatis akan sering bertemu di momen - momen keluarga. Mau tidak mau Tia harus ikut di acara keluarga Reyhan. Dia pun mempersiapkan diri sambil menunggu Reyhan pulang.

***

Setelah menerima telepon dari mamanya, Jasmine bermaksud memberi tahu Arka kalau mamanya mengundang mereka makan malam, tapi Jasmine terlalu takut untuk menghadapi Arka yang dingin dan sedikit tempramen. Jasmine mondar - mandir di depan pintu kamar Arka. Mau mengetuk tapi ragu - ragu.

"Ketuk, enggak, ketuk, enggak, ketuk," gumam Jasmine sambil menghitung kancing kemejanya. Jasmine pun menghirup napas dalam - dalam dan menghembuskannya lewat mulut dengan kasar.

"Kak ... " panggil Jasmine sambil mengetuk pintu kamar Arka, tapi tidak ada jawaban. Jasmine pun mengulanginya sampai tiga kali tapi hasilnya nihil. Dia pun bertekad membuka pintu kamar Arka dengan gugup yang kebetulan tidak dikunci. Jasmine masuk ke dalam kamar Arka dan melihat kamarnya kosong.

"Apa Kak Arka pergi ya?" gumam Jasmine. Dia pun berbalik. Ketika hendak keluar tiba - tiba dia mendengar suara Arka.

"Apa yang kamu lakukan di kamarku?" tanya Arka ketika keluar dari dalam kamar mandi. Jasmine pun berbalik dan menemukan sosok Arka bertelanjang dada yang hanya melilitkan handuk di pinggangnya. Jasmine pun terpesona  dengan bentuk tubuh Arka. Dadanya bidang dan perutnya berbentuk roti sobek ditambah wajahnya yang tampan, tapi sayang sikapnya cuek. Arka pun mendekati Jasmine yang melongo.

"Hey, kenapa kamu di kamarku?" tanya Arka sambil menepuk pipi Jasmine supaya sadar.

"Aaaah ... eeee ... aku ... aku mau kasih tahu Kak Arka kalau nanti malam mama mengundang kita makan di rumah," jawab Jasmine terbata – bata karena gugup, mukanya bersemu merah.

"Kenapa mukamu merah? Kamu demam?" tanya Arka sambil menyentuh kening Jasmine.

"Ti- tidak. Aku akan kembali ke kamarku. Kak Arka bisa datang kan?" tanya Jasmine sebelum keluar dari kamar Arka.

"Hmmm," jawab Arka singkat.

Setelah keluar dari kamar Arka dan menutup pintunya Jasmine bernapas lega. Jantungnya dag dig dug. Perasaanya campur aduk antara takut, malu, dan senang. Dia pun senyum - senyum sendiri seraya berjalan menuju kamarnya.

***

Tia dan Reyhan sudah sampai di rumah Pak Adam. Tidak berapa lama Dona pun datang. Reyhan yang melihat kedatangan Dona menjadi kesal.

"Kenapa Mama mengundang dia juga?" tanya Reyhan pada Bu Tari.

"Rey, dia kan teman masa kecil kamu. Dan sebenarnya dia juga menantu masa depan mama," jawab Bu Tari pada Reyhan.

"Tapi Rey sudah punya Tia, Ma. Dan Rey tidak mau menikah lagi," balas Reyhan.

Saat mereka beradu mulut, Jasmine dan Arka datang. Mereka pun menghentikan percakapan mereka.

"Jasmine ... akhirnya kamu datang juga. Ayo kita langsung makan saja," ajak Bu Tari.

Arka mencari sosok Tia, seseorang yang selama ini dia rindukan. Meskipun mereka sudah putus sejak lama, tapi Arka masih belum bisa melupakan Tia. Dia pun menemukan Tia sedang bersantai di sofa ruang tengah. Pandangan Arka yang awalnya dingin berubah menjadi hangat.

Mereka bertujuh pun sudah duduk di meja makan. Karena meja makannya bundar, jadi urutannya Pak Adam, Reyhan, Tia, Arka, Jasmine, Dona, Bu Tari. Sedangkan Adimas, kakaknya Reyhan sudah kembali ke Jerman karena urusan pekerjaan yang harus segera diselesaikan.

Reyhan mengambilkan makanan untuk Tia. Begitu juga dengan Bu Tari mengambilkan makanan untuk suaminya. Jasmine yang melihat semua ini, dia berinisiatif mau mengambilkan makanan untuk Arka. Saat dia hendak mengambil piring Arka, Arka menolaknya.

"Tidak usah, aku bisa sendiri," tolak Arka. Yang lain pun memandang mereka yang seperti bukan pasangan suami - istri.

"Enggak apa - apa Nak Arka, biar Jasmine yang melayanimu," ucap Pak Adam. Arka pun mengangguk.

Mereka semua pun makan tanpa ada yang bersuara. Hanya suara dentingan sendok dan piring yang terdengar. Saat proses makan malam berlangsung tiba - tiba tangan Arka menggenggam tangan Tia. Tia yang terkejut tiba - tiba tersedak. Reyhan dan Arka yang melihat Tia tersedak, segera mereka pun memberikan minum pada Tia secara bersamaan. Tia menerima minum dari Reyhan. Suasana menjadi canggung. Semua mata tertuju pada Arka.

"Ah ... maaf hanya reflek saja saat melihat kakak ipar tersedak," ucap Arka sambil tersenyum.

"Terima kasih," ucap Tia dengan tersenyum paksa.

Akhirnya makan malam pun berakhir. Sebenarnya Bu Tari menyuruh mereka menginap, tapi Reyhan menolak karena Tia tidak mau. Arka pun menolak juga. Sehingga mereka pulang ke apartemen masing - masing.