Dua Orang yang tidak mempercayai cinta, dipertemuan dalam sebuah pernikahan yang dilakukan hanya untuk pencitraan semata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maafkan aku La
Pagi itu Dario sengaja menjenguk Inggit di rumah sakit. Lelaki itu juga membawa seorang gadis cantik bersamanya.
Inggit terlihat acuh dan dingin saat melihat mantan suaminya menjenguknya.
"Apa kabarmu Inggit?" sapa Dario menghampirinya
"Seperti yang kau lihat, aku sedang sekarat sekarang," jawab wanita itu dingin
"Sayang sekali, harusnya di usia senjamu kau bisa menikmati sisa usiamu dan beribadah, kay justru harus berjuang melawan sakit demi tetap hidup," jawab Dario
"Apapun yang terjadi padaku itu bukan urusanmu dan kau tidak perlu menghakimi diriku," jawab Inggit
"Andai saja menantu mu lebih peduli pasti di akan mendonorkan ginjalnya untuk mu, tapi sepertinya menantu mu hanya menginginkan harta darimu saja sehingga ia tidak peduli denganmu, kasian sekali. Padahal aku sudah mempersiapkan Seorang wanita yang cantik dan baik hati bahkan ia rela mendonorkan ginjalnya untuk mu jika Dhiv mau menikahinya. Tapi sayangnya Dhiv malah memilih menikah kontrak dengan wanita itu," terang Dario
"Perkenalkan saya Rani tante, wanita yang akan dijodohkan dengan Dhi. Jika tante tidak keberatan bisakah tante membujuk Dhiv agar mau menerimaku. Aku berjanji jika Dhiv mau menikah denganku aku akan mendonorkan ginjal ku untuk tante, aku yakin kita bisa hidup bahagia sebagai keluarga nantinya," ucap Rani mencoba membujuk Inggit
"Kau masih muda dan cantik, aku yakin kau juga pasti putri seorang konglomerat, lalu Kenapa kau memilih menjadi istri Dhiv yang jelas-jelas sudah beristri, bukankah kau bisa mendapatkan lelaki yang lebih baik darinya jadi untuk apa kau memaksakan seseorang yang memang tidak menyukaimu," sahut Inggit
"Aku kira kau akan senang jika ada seseorang yang peduli denganmu dan bersedia mendonorkan ginjalnya untukmu, tapi kau malah mengecewakannya," jawab Dario
"Aku memang ingin sembuh dan sangat berharap ada seseorang yang mau mendonorkan ginjalnya untukku. Tapi aku juga tidak mau egois dengan mengorbankan putraku hanya demi kesembuhan ku sendiri. Lebih baik aku yang menderita daripada melihat Dhiv hidup tersiksa bersama wanita yang ia tidak cintai. Maafkan aku nak Rani, bukan maksud tante melukai hatimu tapi Tante tidak bisa memaksakan putraku menikahi mu. Biarlah dia sendiri yang akan memutuskan untuk menikahi wanita yang ia suka karena ia yang akan menjalani pernikahan tersebut bukan Tante," terang Inggit mencoba memberikan pengertian kepada Rani
Dario benar-benar kesal dengan sikap Inggit yang menolak ketulusan Rani. Ia tidak menduga jika mantan istrinya akan menolak tawarannya.
Karena rencananya gagal untuk mendekati Inggit Dario kemudian merubah rencananya. Ia kembali menemui Dhiv dan memperkenalkan Rani kepadanya.
"Maaf Ayah, aku belum tertarik untuk menikah lagi. Lagipula aku juga belum bercerai dari Lala, jadi tidak mungkin aku menikahi Rani saat statusku masih suami Lala bukan?" tolak Dhiv
"Apa kau belum membaca surat permintaan cerai dari Lala?" tanya Dario
Lelaki itu kemudian memberikan surat permohonan cerai Lala kepada Dhiv.
"Lala memberikannya kepada ku sebelum acara konferensi pers, dia bahkan meminta diberikan keringanan untuk menyicil denda karena melanggar kontrak pernikahan kalian," terang Dario
Dhiv kemudian membaca surat permohonan cerai itu dan tersenyum sinis setelah membacanya.
"Aku harap kau akan mempertimbangkan tawaran ku setelah membaca surat permohonan cerai itu," ucap Dario
"Tetap saja meskipun aku sudah bercerai dengan Lala, aku tidak akan menikah lagi, kau sudah tahu jawabannya kenapa aku seperti itu bukan, jadi sekali lagi maaf aku belum bisa memenuhi permintaan mu," jawab Dhiv kemudian pamit pergi
************
Rumah sakit Harapan Sehat.
Raffa tersenyum simpul saat mengunjungi Lala yang masih terbaring di rumah sakit.
"Bagaimana keadaan mu hari ini?" tanya Raffa
"Alhamdulillah udah baikan, meski sekarang aku mulai merasakan badanku badanku pegal-pegal dan rasanya seperti remuk redam," jawab Lala mencoba menggerakkan badannya
"Syukurlah, setidaknya kau tidak terbujur kaku karena keracunan makanan seperti napi yang sudah merisak mu di dalam sel," sahut Raffa
"Benar, hari ini aku mendengar jika ia meninggal karena dehidrasi. Aku harusnya berterima kasih kepadanya karena ia sudah menyelamatkan nyawaku secara tidak langsung,"
"Apa kau sudah makan?" tanya Raffa
Lala menggelengkan kepalanya dan menunjuk jatah makan siangnya yang belum disentuhnya.
"Kenapa belum makan, apa makanannya tidak enak?" tanya Raffa
"Bukan begitu, kau tahu kan tanganku masih belum bisa digerakkan jadi aku tidak bisa makan sendiri," jawab Lala meringis
"Sorry aku lupa," Raffa segera mengambil makanan Lala dan menyuapinya.
"Aku sudah memberitahu kakek semuanya, hari ini jugâ dia akan mengurus semua dokumen untuk mengangkat mu menjadi putri angkatnya secara legal. Jadi jangan takut lagi, sekarang kau benar-benar putri angkat kakekku, jadi Dario tidak bisa menyentuh mu lagi," jawab Raffa mengusap lembut rambutnya
"Thanks Raff atas semua bantuan mu selama ini, aku benar-benar berhutang budi padamu," jawab Lala
"Tidak perlu sungkan, lagipula aku senang kok membantu mu,"
Dhiv yang mengetahui jika Lala dirawat di rumah sakit segara menjenguknya. Bagaimanapun juga ia masih resmi menjadi suaminya hingga tidak bisa mengacuhkan wanita itu.
Sammy mengantar Dhiv menuju ke bangsal perawatan Lala.
"Thanks Sam," ucap Dhiv saat sudah tiba di depan ruang VIP
Ia kemudian masuk ke ruangan itu setelah mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Akhirnya kau datang juga Dhiv," ucap Raffa sambil menyuapi Lala
"Maaf aku baru tahu jika kamu dirawat di sini," jawab Dhiv terbata-bata
"Kemana saja kau selama ini, bukankah kau punya Sam yang bisa melacak keberadaan orang, kenapa kau baru menemukan Lala sekarang. Andai saja aku tak mengeluarkannya dari penjara mungkin istrimu akan mati membusuk disana!" ucap Raffa mengeluarkan kekesalannya kepada Dhiv
"Maafkan aku karena tidak belum bisa menjadi suami yang baik dan tidak bisa melindungi istriku. Terimakasih sudah merawat istriku dan melindunginya,"
"Sebaiknya kau minta maaf pada Lala bukan padaku," sahut Raffael kemudian memberikan makanan yang dipegangnya kepada Dhiv
Ia kemudian meninggalkan keduanya agar dapat berbincang dengan leluasa.
Dhiv kemudian duduk di samping Lala dan menyuapinya.
"Maafkan aku La, karena aku kamu jadi seperti ini," ucapnya gusar
"Kenapa harus minta maaf lagipula bukan kamu yang membuat ku seperti ini, jadi jangan merasa bersalah." jawab Lala
"Tapi tetap saja, ayahku melakukan semua ini padamu karena kesalahanku yang memintamu menjadi istri kontrak ku, sekali lagi aku minta maaf,"
"Iya, aku maafkan." jawab Lala menyunggingkan senyumnya
"Apa kau benar-benar ingin bercerai dariku?" tanya Dhiv tiba-tiba
Ia mencoba menjawab rasa penasarannya setelah melihat surat permohonan cerai Lala dari ayahnya. Bagaimanapun juga Dhiv sebenarnya tidak mau bercerai dari Lala, karena sudah terlanjur menyukai gadis itu. Baginya hanya Lala yang bisa menghiburnya saat ia sedang menghadapi banyak tekanan.
Gadis itu bahkan selalu bersedia menjadi sandaran untuknya saat ia sedang terpuruk.
Baginya Ia sudah merasa nyaman dengan Lala meskipun ia hanya sebagai istri kontraknya saja.
"Tentu saja, lagipula tidak ada pilihan lain bukan, meskipun aku tidak memintanya sekarang, toh nanti kita juga harus bercerai juga saat waktunya tiba," jawab Lala getir
"Aku yakin kau tidak bersungguh-sungguh mengatakannya. Aku melihat ada cinta di matamu malam itu, kita bisa memulainya dari awal lagi jika kau mau," ucap DHIV n menatapnya lekat
"Jangan bergurau, tidak ada apa-apa malan itu jadi jangan berharap sesuatu yang tidak mungkin," elak Lala
Meskipun Lala berusaha menutupi perasaannya kepada Dhiv, namun lelaki itu tahu jika Lala juga mulai menyukainya sama seperti dirinya.
Meskipun Dhiv berusaha menyakinkannya, namun Lala tetap bersikeras menolak untuk kembali kepadanya. Lala lebih memilih berpisah dengan Dhiv dan kembali menjalani kehidupannya yang dulu.
"Maaf jika aku sudah mengecewakan mu, tapi aku lebih suka menjadi Lala si pelayan restoran daripada menjadi Lala istri seorang CEO tampan," jawab Lala menahan air matanya agar tak jatuh membasahi pipinya
"Apa aku sudah membuatmu kecewa hingga kau begitu membenci ku dan ingin meninggalkan aku?" tanya Dhiv berkaca-kaca
"Kau tidak pernah mengecewakan aku justru sebaliknya aku yang membuat mu kecewa hingga aku merasa tak enak hati. Selama ini kau begitu baik padaku tapi apa balasan ku, aku justru mengacaukan rencana mu. Aku juga tidak bisa membenci mu karena bagiku kau adalah Malaikat penolong ku. Itulah kenapa aku harus meninggalkan mu, aku tidak bisa membiarkan malaikat ku terluka jika terus bersamaku," jawab Lala
"Kalau kau tidak mau aku terluka maka jangan pergi, karena malaikat akan rapuh dan mati tanpa sang bidadari,"
Raffa langsung memalingkan wajahnya saat melihat Dhiv mencoba mencium bibir Lala.
"Kenapa tiba-tiba dadaku terasa sesak, apa aku cemburu melihat Dhiv dan Lala??. Tidak mungkin, tidak mungkin seorang Raffael jatuh cinta pada gadis udik seperti Lala. Sepertinya aku masuk angin, aku harus menelpon Shopia untuk memanggil dokter pribadi ku,"
Entah kenapa langkah Raffa yang berusaha meninggalkan bangsal perawatan Lala tiba-tiba berbalik dan masuk ke ruangan itu.
Lala segera menghindar saat Dhiv hendak menciumnya.
"Maaf Dhiv, sepertinya aku tidak bisa melakukannya lagi, sebaiknya kita jangan terlalu dekat mulai sekarang, agar tidak ada yang terluka saat kita berpisah nanti," ucap Lala
Dhiv hanya menghela nafas panjang dan menahan kekecewaannya saat mendengar penolakan Lala. Bagaimanapun ia harus memahami perasaan wanita itu setelah apa yang dilakukan oleh Dario kepadanya.
"Sebaiknya untuk sementara waktu biarkan Lala sendiri, ia juga memerlukan ketenangan untuk menenangkan pikirannya. Jangan khawatir aku akan menjaga dan melindunginya. Aku akan mengabari mu jika semuanya sudah membaik," ucap Raffa mencoba menengahi keduanya
"Ok, thanks Raff sudah membantu menjaga dan merawat Lala," jawab Dhiv kemudian meninggalkan ruangan itu
Tangis Lala seketika pecah saat Dhiv sudah keluar dari ruangan itu.
Tentu saja melihat Lala tersedu-sedu membuat Raffa langsung mencoba menenangkan gadis itu.
Dhiv yang masih berdiri didepan pintu juga menangis saat mendengar isak tangis Lala yang membuatnya semakin diselimuti rasa bersalah padanya.
"Maafkan aku La...."
ada