Perjalanan Cinta

Seminggu setelah Pasquela meninggalkan kota Malang, pria itu menghubungi dirinya dan menanyakan kembali mengenai tawarannya.

" Bagaimana, apakah kamu bersedia ?, kalau ya aku akan menjemputmu ?," tanya Pasquela penuh harap.

" Maafkan aku, aku belum bisa menerima tawaran Anda," jawab Astri.

" Mengapa, aku janji tidak akan mengecewakan dirimu. Percayalah aku akan menjadi teman dan bos yang baik untukmu," janji Pasquela.

" Aku belum bisa memberikan Anda jawaban yang pasti. Sebaiknya Anda mencari karyawan yang memang pantas untuk pekerjaan tersebut." ucap Astri atas desakan Pasquela.

" Apakah kamu takut padaku ?," tanya Pasquela setelah diam cukup lama.

" Benar. Aku takut tertarik dan jatuh cinta pada Anda," jawab Astri tertawa.

" Mengapa ?."

" Aku takut kecewa ," ucap Astri pelan sehingga Pasquela terdiam.

" Baiklah, aku akan menunggu saat dirimu tidak takut padaku lagi," ucap Pasquela.

Setelah itu Pasquela menutup pembicaraan diantara mereka .

Hari mulai beranjak malam, setelah Asta menyelesaikan tugasnya ia menghubungi Khayrani untuk meminta saran. Menurutnya Khayrani pasti lebih mengerti dan mengenal adik iparnya tersebut.

Astri termenung memikirkan apa yang disarankan oleh Khayrani.

" Benar apa yang dikatakan oleh ibu, tidak mudah mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan tawaran pekerjaan dari keluarga Sioulus. Baiklah aku akan mendiamkan dulu tawaran ini sampai nanti aku selesai kuliah, sedangkan untuk liburan bersamanya, aku akan menerima disaat yang tepat," ucap Astri setelah mendapat saran dan masukan dari Khayrani.

Hari berganti Minggu dan berlanjut berganti bulan dan Astri semakin sibuk dengan tugas kuliahnya hingga Nenek Sukma mengabarkan bahwa dirinya akan ke Jakarta untuk menemani Khayrani yang sudah mendekati waktu untuk melahirkan.

" Kamu tidak keberatan bukan untuk menemani Nenek ?."

" Tentu saja Astri tidak keberatan Nek, Astri juga ingin bertemu dengan ibu, sekaligus ada urusan pekerjaan dikantornya Tuan Alex," jawab Astri .

" Baiklah, kita berangkat besok ya !."

" Iya Nek, Astri akan menghubungi travel untuk membeli tiket pesawatnya."

" Baiklah. Apakah kamu masih menyimpan fotocopy nenek ?,"

" Masih Nek," jawab nya.

" Baiklah Nenek pulang dulu ya."

" Ya Nek."

Setelah nenek pulang Astri segera menghubungi travel untuk memesan tiket pesawat dengan tujuan Jakarta.

Setelah Astri memesan tiket ia membaca pesan yang dikirimkan oleh Khayrani bahwa ia sudah mengirim kan uang untuk membeli tiket pesawat.

Dengan tersenyum Astri memberi kabar bahwa ia sudah membelinya dan akan berangkat besok pagi.

Astri sudah rapi dan ia sedang menunggu Nenek yang sedang memberi pesan pada anak-anak yang kost dirumahnya, sementara Gita sedang memanaskan mobilnya.

" Mba Gita serius nih ga mau ikut ke Jakarta ?," tanya Astri.

" Tidak sayang, Mba sore ini mau keluar dengan Dewa," jawabnya.

" Jadi serius nih Mba sama Mas Dewa ?."

" Yang sebelumnya juga serius, cuma belum berjodoh," jawab Gita tertawa.

" Baiklah, semoga lancar ya Mba acaranya ?," ucap Astri pada Gita.

" Aamiin, terima kasih ya Dek untuk doanya ," kata Gita tersenyum.

Tidak berapa lama Nenek keluar dan menghampiri mereka.

" Ayo, sudah siap ?," tanya Nenek pada Astri dan Gita.

" Sudah Nek," jawab mereka bersamaan.

Mereka menuju bandara dengan diantar oleh Gita yang bersedia menjadi sopir.

" Gita, Nenek titip untuk mengawasi anak-anak selama Nenek di Jakarta ya !," kata Nenek sebelum masuk.

" Iya Nek, Gita akan mengawasi anak-anak. Nenek tidak perlu khawatir." jawab Gita

" Baiklah, kami pergi dulu ya."

kata Nenek berpamitan begitu juga dengan Astri.

Astri dan Nenek menunggu di boarding room sebelum mendapat panggilan untuk memasuki pesawat.

" Apakah pekerjaan mu berjalan lancar ?," tanya Nenek pada Astri yang terlihat sibuk memperhatikan sekeliling nya.

" Semuanya lancar Nek, kami mendapatkan kebebasan untuk bekerja dan mencoba segala hal baru. Ibu tidak memberi batasan pada kami. Pokonya kami semua benar-benar beruntung," jawab Astri tersenyum.

" Lalu apa yang kamu kerjakan dikantornya Alex ?."

" Astri mengikuti saran Ibu untuk mencoba keberuntungan di bidang design, dan Astri beruntung mendapatkan kepercayaan dari bagian design perusahaan Tuan Alex untuk memberikan hasil rancangan Astri," jawabnya menjelaskan.

" Baguslah kalau semuanya berjalan dengan lancar. Tapi Nenek dengar kamu juga harus mengelola perusahaan keluargamu ?."

" Tidak harus selalu hadir Nek, dan untuk bidang tersebut sudah ditangani oleh mereka yang lebih berpengalaman, bagaimanapun Astri merasa belum cocok untuk bekerja pada bidang tersebut."

" Belajarlah. Nenek yakin kamu bisa mengatasi hal sesulit apapun. Kadang Nenek merasa dirimu dan Khayrani mempunyai kedekatan layaknya adik dan kakak," ujar Nenek.

" Terima kasih Nek, Astri sudah sangat bersyukur ketika Ibu menerima Astri bergabung di bisnis on-line yang ibu kelola,"jawabnya.

Tidak berapa lama terdengar pengumuman yang memberitahukan bahwa para penumpang sudah bisa menaiki pesawat dan menuju gatenya masing-masing.