NovelToon NovelToon
Pewaris Terhebat 3

Pewaris Terhebat 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Menantu Pria/matrilokal / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:17.3k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Pertempuran sengit di akhir musim kedua mengubah segalanya. Xander berhasil menundukkan Edward dan sekutunya, namun harga yang harus dibayar sangat mahal: darah, pengkhianatan, dan tumbangnya Evan Krest—sekutu terkuat yang selama ini menjadi sandaran kekuatannya.

Kini, di season ketiga, badai yang lebih besar mulai berhembus. Cincin takluk yang melilit jari para musuh lama hanyalah janji rapuh—di balik tunduk mereka, dendam masih menyala. Sementara itu, kekuatan asing dari luar negeri mulai bergerak, menjadikan Xander bukan hanya pewaris, tapi juga pion dalam permainan kekuasaan global yang berbahaya.

Mampukah Xander mempertahankan warisannya, melindungi orang-orang yang ia cintai, dan menjaga sisa-sisa kepercayaan sekutu yang tersisa? Ataukah ia justru akan tenggelam dalam lautan intrik yang tak berujung?

Pewaris Terhebat 3 menghadirkan drama yang lebih kelam, pertarungan yang lebih sengit, dan rahasia yang semakin mengejutkan.

SAKSIKAN TERUS HANYA DI PEWARIS TERHEBAT 3

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

"Dasar brengsek!"

Larson segera menekan sebuah tombol di jam tangannya sebagai tanda bahaya pada Xylo. Ia melirik seorang pria di depannya dan dua pria di sampingnya.

"Apa yang kalian inginkan dariku?"

"Kami diminta membawamu ke suatu tempat," ujar salah seorang pengawal.

"Siapa yang memerintahkan kalian?”

"Kau akan tahu setelah kau tiba di lokasi."

Larson tersenyum. "Apa kalian tidak tahu kalau aku bisa menghabisi kalian di sini?"

"Pasukan kami tersebar di gedung ini hingga di dekat ruangan ayahmu. Jika kau ingin ayahmu selamat, kau harus mengikuti perintah kami."

"Aku akan menghabisi kalian jika kalian berani menyentuh ayahku." Larson berbicara penuh penekanan.

"Jika kau tidak ingin ayahmu terluka, kau harus mengikuti perintah kami. Semakin cepat kau menurut, semakin cepat juga hal ini berakhir dan semakin cepat juga ayahmu jauh dari bahaya."

"Kalian tampaknya terlalu meremehkanku dan pasukanku." Larson tersenyum bengis.

"Pasukanku adalah pasukan berani mati. Kalian tidak akan–"

"Kami tidak pernah meremehkanmu dan pasukanmu. Kami bergerak dengan perhitungan yang sangat matang dan penuh persiapan."

Larson terdiam, mencari momentum untuk mengalahkan keempat orang di dekatnya. Ia menarik napas panjang. Ketika mengembuskan napas, ia segera melesatkan tendangan ke arah pria di belakang, sikutan ke dua pria di sampingnya, dan benturan kepala ke pria di depannya.

Larson menghajar keempat orang itu dalam waktu singkat. Ketika pintu elevator terbuka dan ia bersiap untuk keluar, ia melihat banyak orang berpakaian pekerja, petugas kebersihan, dan pengunjung menatap ke arahnya.

"Dasar brengsek! Mereka serius." Larson menggertakkan gigi. Ia melihat orang-orang itu menyentuh sesuatu di balik saku celana dan baju mereka.

"Ke mana pasukanku? Kenapa mereka tidak bergerak setelah mendapat tanda bahaya?"

"Kau tidak bisa lari dari kami, Larson. Kami sudah mengamankan seluruh pasukanmu, termasuk asistenmu bernama Xylo. Pilihanmu hanya mengikuti kami atau kehilangan ayahmu."

Larson mengepalkan tangan erat-erat. "Siapa pun yang melakukan ini sudah memperhitungkan semuanya dengan baik."

Larson terdiam ketika menyadari sesuatu. "Apa kalian pasukan Alexander?"

"Kami akan menghitung sampai lima. Jika kau tidak menyerang, kami akan melumpuhkanmu dengan paksa."

Larson mengawasi sekeliling. Ia bisa keluar dari tempat ini dengan mengalahkan orang-orang di sekelilingnya. Kekacauan bisa saja terjadi dan hal itu akan menarik perhatian dari Leonel, Leandro, dan perwakilan Edward, Caesar, Franklin, Theron, Troy, Tyler, dan Hugh yang masih berada di lantai atas.

Akan tetapi, Larson tidak ingin jika ayahnya berada dalam bahaya.

"Jika mereka adalah pasukan Alexander, aku harus sangat berhati-hati."

"Waktumu habis." Pria yang berbicara dengan Larson menekan pistol di belakang punggung Larson dengan kuat. "Apa jawabanmu?"

"Aku ingin jaminan jika ayahku baik-baik saja."

Pengawal Xander menunjukkan di depan ruangan Larvin yang dipenuhi oleh pasukan Xander yang sedang menyamar. Larson juga melihat keadaan Xylo yang sudah tidak sadarkan diri.

Larson melotot tajam. "Baiklah, aku akan mengikuti kalian."

Larson keluar dari gedung bersama keempat pengawal Xander. Pria itu memasuki mobil, kembali mengirim tanda bahaya.

"Sistem keamananmu sudah diretas sehingga kau tidak meminta bantuan." Pengawal Xander memborgol Larson.

Larson berdecak. Ia sudah kalah sejak awal.

Seorang pengawal Xander menutupi mata dan telinga Larson dengan sebuah alat. "Ikuti semua perintah kami dan jangan melakukan perlawanan sekecil apa pun."

Larson menggertakkan gigi. "Aku tidak melihat dan mendengar sekelilingku. Aku benar-benar sudah terjebak. Inikah kekuatan Alexander?"

Sementara itu, Xander, Lizzy, dan Alexis baru saja keluar dari elevator. Mereka pergi menuju ruangan Larvin.

"Larson sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Dia sama sekali tidak berkutik. Mikael berada satu mobil dengannya," ujar Govin.

"Bagaimana dengan pasukan Larson di rumah sakit ini?"

"Mereka sudah berhasil ditumbangkan. Pria bernama Xylo berada dalam pengawasan kita."

"Pastikan semuanya berjalan dengan lancar, terutama saat Lizzy dan Alexis berada di ruangan."

"Aku mengerti." Govin segera menghubungi pengawal lain.

Xander, Lizzy, dan Alexis menunggu selama beberapa sampai akhirnya Govin memberi kabar jika ruangan sudah sepenuhnya aman.

Xander, Lizzy, Alexis, Govin, dan para pengawal memasuki ruangan Larvin. Xander, Govin, dan para pengawal segera bersembunyi, sedang Lizzy dan Alexis mendekat ke arah Larvin.

"Ayah." Lizzy tak kuasa menahan tangis ketika melihat Larvin. Wajah pria tua itu sangat mirip dengan mendiang ayahnya dari segi apa pun. Sekujur tubuhnya bergetar sangat hebat hingga nyaris terjatuh jika tidak berpegangan pada sisi ranjang.

"Ibu." Alexis mendongak, menggenggam tangan Lizzy lebih erat.

Alexis menaiki kursi, mengamati Larvin dari kepala hingga kaki. "Kakek sedang tidur. Dia pasti kelelahan."

Lizzy tersenyum, menguasai diri. Ia mengulurkan tangan ke arah tangan Larvin, menariknya kembali karena gugup.

Lizzy mengembus napas panjang, menyentuh tangan Larvin, menggenggamnya erat. Ia terkejut ketika tangannya digenggam.

Larvin perlahan membuka mata. "Larvino, kau kembali."

"Kakek terbangun," ujar Alexis semringah.

Larvin seketika terdiam, terkejut ketika meihat seorang wanita dan anak kecil di sampingnya.

"Kakek." Alexis memeluk Larvin.

"Kakek?" Larvin menatap Alexis menoleh pada Lizzy yang tengah menangis.

"Apa kalian ...." Larvin terdiam.

"Paman," ujar Lizzy dengan suara gemetar.

Xander memperhatikan dari tempat persembunyian.

Charles muncul dan langsung memeriksa keadaan Larvin.

Larvin tidak menoleh sedikitpun dari Lizzy dan Alexis. Bibirnya menggumamkan sesuatu, tapi tidak menjelma menjadi suara dan kata-kata.

Charles takjub karena kondisi Larvin mendadak membaik. Ia membantu pria tua itu duduk di kasur.

Larvin teringat dengan pertemuannya dengan Xander kemarin. Ia tak bisa menahan tangis hingga tubuhnya berguncang hebat.

"Paman, aku Lizzy, putri dari adikmu Larvino." Lizzy menoleh pada Alexis. "Dan ini putraku Alexis, cucu adikmu Larvino, sekaligus cucumu."

Alexis memegang tangan Larvin, menatap Lizzy dan Larvin bergantian. "Aku melihat kakek saat aku berada di rumah sakit ini, tapi ayah dan ibu tidak mempercayaiku. Mereka mengatakan kalau kakek sudah meninggal."

Alexis memeluk Larvin. "Aku senang karena aku bisa bertemu dengan kakek."

"Jadi, Larvino sudah ...." Larvin terbata-bata.

"Ayahku sudah meninggal sekitar dua puluh tahunan lalu. Dia meninggal saat menjalankan tugas."

"Larvino .... maafkan aku. Karena aku, kau menderita. Aku kakak yang buruk. Andai saja saat itu aku tidak memarahimu, kau pasti ... kau pasti ...." Larvin tak kuasa menahan tangis.

Lizzy memeluk Larvin, mencurahkan tangis. Alexis ikut memeluk.

"Aku tidak pernah tahu jika ayahku memiliki seorang kakak. Ayahku tampaknya mengalami lupa ingatan. Dia hanya tahu bahwa dia berasal dari keluarga Serravia. Aku sudah mencari keluarga ayahku sejak lama, tapi karena keterbatasan informasi, pencarian tidak mendapatkan hasil. Pertemuan ini bisa terjadi karena Alexis melihatmu saat berada di rumah sakit."

Larvin menyeka tangis, melepas pelukan, memaksakan senyuman. "Aku sudah mendapatkan jawaban sekarang. Aku bisa tenang saat aku mati."

Lizzy menunjukkan video Larvino.

Larvin tersenyum, menoleh pada Xander yang muncul dari kegelapan. Ia seketika ingat dengan dokter yang ditemuinya kemarin.

"Kakek, aku ingin bermain denganmu." Alexis duduk di kasur, mengambil robot dari saku celana.

Tak lama setelahnya, Larson tiba di depan ruangan Larvin.

1
Suris
Good.. Lanjut thor... /Good/
Suris
Lanjutkan thor
Ablay Chablak
keren thor....sayangnya cm 2 bab sehari
MELBOURNE: insyaallah kalau ada waktu luang kita kasih bonuss
total 1 replies
Ablay Chablak
cm 1 bab doang thor....
Wulan Sari
ceritanya bener2 cip 👍 trimakasih salam sehat selalu ya Thor semangat 💪❤️🙂🙏
MELBOURNE: kakaknya jugaa sehat sehat jugaa
semangat juga bacanya😘😘
total 1 replies
Suyudana Arta
kau bukan orang jahat. karena berani mengaku kalah.
bahkan ada keluarga yg sudah kalah tapi gak mau mengakui kekalahan.
Suyudana Arta
belum juga perang, sudah kalah😂😂😂
Ashwarya
keren thor... 2 bab ini yg aq tunggu. pengen tau endingnya ketika akhirnya keluarga serravia bertemu😍
MELBOURNE: semangat terus bacanya KK😘😘
total 1 replies
Ablay Chablak
sempurna ini cerita... klw dibuat film kayanya bagus jg...
MELBOURNE: disupport terus ya kk
total 1 replies
cokky
up thor
cokky
seeuu
cokky
seruu
cokky
🔥🔥🔥🔥🔥
Rocky
Luar biasa alur cerita yang terangkai Thorr..
Sungguh di luar prediksi pembaca..
Tetap semangat & sehat selalu Thorr...
MELBOURNE: terimakasih support nya kk
total 1 replies
Akta Fernanda S
👍👍👍
Suyudana Arta
nah kan, sodaraan larvin x larvino.
livy sepupu larson
Ashwarya
keluarga serravia muncul. bagaimana nanti Larsson pas ketemu govin sama Lizzy? nantikan kelanjutannya pemirsa... hahahaaa
MELBOURNE: terimakasih kak
tetap saksikan teruss
total 1 replies
Rocky
awal dari permasalahan muncul dengan pertanyaan Ezra Blair 🤣🤣🤣
Rahmat BK
nah looooo...ruby jelasin
y@y@
🌟👍🏻👍🏾👍🏻🌟
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!