Zakia Arabelle Lawrance harus menelan kenyataan pahit saat mendapati suami yang selama ini ia anggap setia ternyata tak lebih dari seorang bajingan.
Setelah perceraian dengan suaminya, dirinya harus memulai kembali hidupnya. Menata kembali masa depannya. Tekadnya bulat untuk membuat siapa saja yang menghina dirinya malu dan tunduk dibawah kakinya.
Namun, ditengah jalan cinta kembali hadir mengusik ketenangan batinnya. Bukan hanya satu namun beberapa pria sekaligus terlibat dengannya. Namun, pada siapakah Zakia menentukan pilihannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
"Rosa lo ada masalah apa sih sama adek gue? " Tania sudah mulai gemas melihat tingkah Rosa yang seakan mengibarkan bendera perang pada Zakia.
"Lagi tuh anak kemana, ini mall lebar" Gerutu Tania.
"Toilet" Jawab Zidan yang sudah kembali fokus pada ponselnya.
"Sok tau lo" Semprot Rina.
"Tas sama ponsel masih ditinggal, itu anak gak bakal kemana-mana. Percaya sama gue" Jelas Zidan.
Fokus mereka semua menatap ke arah tempat duduk Zakia. Benar, tas dan ponsel Zakia masih tergeletak begitu saja.
"Jawab pertanyaan Tania deh, Ros. Gue juga penasaran soalnya? " Desak Reta.
"Pertanyaan yang mana? " Rosa seakan enggan berinteraksi dengan Tania.
"Lo ada masalah apa sama Kia? " Rina mengingatkan.
"Kalo lo cari masalah sama Zakia karena lo cemburu, ingat lo udah punya tunangan. Zidan bukan siapa-siapa lo lagi, ingat lagi kalau lo yang ninggalin Zidan dan milih Charles" Tutur Alesha.
"Wajar dong kalau wanita sekelas Rosa lebih milih gue daripada anak miskin ini" Sindir Charles saat melihat Zidan yang masih sibuk dengan ponsel dan laptopnya.
"Sekelas Rosa doang kan? Untung kita nggak sekelas ya" Rina menanggapinya dengan bercanda, bahkan sedikit tertawa.
"Lagian kalian para gadis cantik, kalau gak cari orang kaya emang mau hidup susah? " Tanya Charles.
"Sorry bro gue gak mata duitan, harta bisa dicari bro. Bukti nyata nih pasangan halal yang baru beberapa hari nikah" Semuanya menatap ke arah yang Reta tunjuk, Tania dan Albert sedang memasang senyum manisnya.
"Mereka sama-sama berjuang dari bawah. Albert dengan usah lele nya, Nia dengan meniti karirnya di perusahaan ayahnya sendiri sebagai karyawan biasa. Mereka bisa sukses bersama, bahkan Tania yang sudah dipastikan anak konglomerat, dia gak malu buat main di empang" Jelas Rina dengan wajah menggebu-gebu.
"Jangan diinget malu gue pas kecebur empang" Ucap Tania membuat yang lain tertawa.
"Salah lo sendiri, Nia. Gue udah bilang kan sebelum ke empang Albert, lo ganti sepatu atau sandal, jangan pakai sepatu hak tinggi. Nyemplung kan akhirnya" Ucap Dewa, karena memang saat itu Dewa yang mengingatkan Tania untuk mengganti alas kakinya.
"Nia emang gitu, bandel kalo dibilangin" Albert bukannya membela malah ikut meledek sang istri.
"Jatah aman, bro? " Rian menggoda Albert setelah melihat Tania menatap dirinya dengan tajam.
"Saya rasa tidak aman" Jawab Albert kalem, dan itu sukses membuat yang lain tertawa terbahak-bahak karena ulah Albert.
"Kia kok lama banget sih? " Alesha kembali melihat ke arah Zakia berlalu tadi.
"Lagi cari incaran baru dong" Jawab Rosa dengan entengnya.
Masih tanda tanya kenapa Rosa begitu membenci Zakia. Padahal awalnya Rosa begitu menyukai Zakia saat janda kembang itu berada di negeri orang.
"Rosa, kalau lo lupa gue siapanya Zakia gue ingetin lagi deh. Gue kakaknya Zakia" Tekan Tania sambil mengetuk meja di depan Rosa. Tatapannya berubah menajam kali ini.
Rosa tak menyadari jika dibalik sikap ceria dan nyinyir seorang Tania, dia bisa menjadi buas ketika orang terdekatnya di senggol.
"Mbak Nia kenapa? " Tanya Zakia yang tiba-tiba sudah duduk di kursinya. Semuanya kaget saat melihat Zakia yang datang tanpa suara.
Tania tak menjawab, dia lebih memilih menundukkan wajahnya daripada memberitahu adiknya apa yang terjadi. Albert dengan sigap mengelus punggung istrinya, agar amarahnya segera turun.
Namun, Zakia bukan wanita bodoh. Dia bisa membaca situasi yang terjadi hanya dengan melihat dari raut wajah lainnya. Ditambah raut wajah Alesha yang tampak memerah karena amarah.
"Mbak Nia, tak perlu mengotori tangan Mbak Nia untuk membalas orang yang sudah merendahkan Kia dihadapan ataupun dibelakang Mbak Nia" Dengan lembut Zakia menggenggam tangan sang kakak itu.
Tania tampak mengangkat pandangannya, menatap manik teduh milik adiknya, ditambah lagi dengan senyum manisnya.
"Karena Kia percaya akan kekuatan doa, apalagi doa yang terlahir dari rasa sakit. Satu hal Kia tau. Karma tidak pernah salah alamat" Ucapnya dengan senyum menggemaskan di akhir kalimatnya. Itu sukses membuat Tania menarik segaris senyum untuk Zakia.
Albert langsung menghela napas pelan, dia bersyukur karena Zakia mampu meredam bom dalam tubuh sang istri. Jika tidak bisa dipastikan besok akan berita viral, dua anak pengusaha baku hantam di mall xyz.
"Setuju gue sama Zakia" Ucap Romi.
"Mas Zidan lagi apa sih? " Tanya Zakia penasaran, karena sejak tadi Zidan seakan tak lepas dari kedua benda canggih itu.
Tampak Zidan berdiri dan mengangkat laptopnya mendekat ke arah Zakia. Meletakkannya didepan Zakia.
"Rin pindah tempat gue" Rina dengan sigap langsung berpindah ke tempat Zidan.
Bisa dibilang para sahabat Zidan langsung menjadi shipper antara Zidan dan Zakia. Entahlah menurut mereka dua manusia ini unik dan lucu. Zidan yang berubah penurut ketika bersama Zakia, dan Zakia dengan tingkah menggemaskannya.
"Ini apa? " Tanya Zakia saat melihat Zidan meletakkan laptopnya di hadapannya.
"Lo gak salah pilih cewek kan, bro. Gue tau lo lagi ngerjain berkas kantor, tapi ya kali lo kasih sama bocah ingusan. Ya nggak tau lah dia, untung lo lepas Rosa buat gue. Secara Rosa kan berpengalaman" Ejek Charles pada Zidan.
Sedangkan Zidan masih bertahan dengan wajah datarnya, lain dengan Zakia yang menatap sinis.
"Ini bukan punya Mas Zidan" Ucap Zakia.
"Punya Abang, Mas"
"Kok Mas yang kerjain? " Tanya Zakia dengan wajah cemberut.
"Bantuin dikit, sebelum balik ke luar negeri"
Zakia tampak menempelkan wajahnya pada keyboard laptop Zidan. Dan Zidan menyadari jika ada yang tidak beres dengan Zakia. Dengan Zakia yang awalnya ceria tiba-tiba menjadi sendu.
"Kenapa? " Tanya Zidan yang dijawab gelengan oleh Zakia.
"Tadi ke toilet? " Tanya Zidan lagi, dan Zakia hanya mengangguk pelan.
Tanpa mereka berdua sadari jika teman-teman mereka sedang merekam kegiatan mereka berdua. Karena Rina termasuk salah satu youtuber terkenal, jadi tak heran jika kerjaannya tak jauh dari yang namanya kamera dan video. Sejauh ini semua temannya pernah muncul di kanal YouTube miliknya.
"Tanggal berapa sih sekarang? " Tanya Zidan mengangkat pandangannya.
"16" Jawab Rina dengan cepat.
Zidan tampak menoleh, seperti mencari seseorang. Setelah menemukan dan mengangkat tangannya. Tampak karyawan restoran itu mendekat ke arahnya.
"Mbak tolong buatkan teh hangat, kalau bisa diberi jahe sedikit ya" Pinta Zidan.
Karyawan itu hanya mengangguk dan mengatakan untuk menunggu. Yang lain hanya menatap Zidan dengan bingung, Zidan memesan teh?
Setelah pesanannya datang, barulah mereka tahu jika teh itu untuk Zakia.
"Diminum dulu. Mau pulang sekarang? " Tanya Zidan menepuk pelan pipi Zakia yang terpejam di atas keyboard laptop Zidan.
"Ndak habis minum ini pasti mendingan" Zakia langsung menyeruput teh hangat pesanan Zidan itu.
"Kenapa sih? Lo tadi nanyain tanggal, terus tiba-tiba pesen teh hangat, eh malah Kia yang minum? " Romi benar-benar biangnya kepo.
"Dia lagi datang bulan. Biasa kalau tiba-tiba moodnya anjlok, lagi tiap tanggal 16 dia emang datang bulan"
"Hapal banget lo? " Heboh Rina, membuat kameranya sedikit bergoyang.
"Kalau kita ngumpul di luar negeri, gak cuma gue. Yang lain juga bakalan heboh kalau dia lagi datang bulan, karena mood Zakia benar-benar diuji disini" Mendengar penjelasan Zidan, tiba-tiba Tania tertawa.
"Kenapa lo, Ni. Kesurupan? " Tanya Rian dengan wajah tanpa dosanya.
"Kagak lah. Kenapa, Dan? Kia kalau lagi datang bulan kayak orang ngidam ya? " Tanya Tania menahan tawa.
Zidan hanya menaikan kedua alisnya tanda bahwa tebakan Tania benar. Dan itu memang benar, Zakia memang tidak meminta yang aneh-aneh. Namun cukup merepotkan jika sudah ingin.