Drasha, si gadis desa yang cantik dan polos tiba-tiba diklaim sebagai keturunan keluarga Alveroz yang hilang 15 tahun silam.
Kecuali Nyonya besar Alveroz, tidak ada dari keluarga itu yang menerima Drasha. Bahkan dua orang yang katanya mama papa biologis Drasha lebih mengutamakan sang anak angkat.
Bagi mereka, Drasha adalah putri palsu yang hanya ingin memanfaatkan harta keluarga Alveroz. Sementara itu, sang anak angkat yang pandai mengambil hati keluarga, membuat posisi Drasha semakin terpojok.
Tapi, tanpa mereka semua tahu, Drasha bukan ingin memeras harta keluarga Alveroz melainkan dia membawa dendam dalam hatinya.
Siapa Drasha sebenarnya? Apakah dia memang putri palsu atau justru putri asli keluarga Alveroz? Dendam apa yang membuat Drasha memasuki keluarga Alveroz?
Yuk temukan jawabannya di cerita Drasha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yita Alian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CoC: Drasha Si Gadis Desa VS Jimmy The Anggunly Boy Part I
Drasha terus mengikuti cowok itu dan kehilangan jejak karena rombongan cewek tahun pertama lewat berlarian melewatinya.
Namun, saat di depan pintu tangga darurat, seseorang menarik tangannya masuk, melewati pintu itu.
"Kamu?"
Ya, itu korban bully Adriel tempo hari, orang yang tadi Drasha ikuti.
"Please, berhenti ikutin gue," kata cowok itu, dia merapikan posisi kacamata.
"Tunggu… aku nggak ngapa-ngapain kamu, kenapa kamu menghindar. Aku malah mau bantuin kamu, kamu inget hari di mana Adriel dan teman-temannya bully kamu, aku datang buat nyamperin dan kamu malah pergi. Padahal aku mau bantuin kamu."
"Dengan lo nggak berurusan sama gue, lo udah nyelamatin gue," tekannya.
"Ada apa sebenernya?" tanya Drasha.
"Drasha, gue kena bully Adriel karena gue yang posting potongan video lo yang nyiram makanan ke Queena dan bikin berita kalau lo tukang bully."
Drasha terdiam sejenak, memproses kata-kata cowok itu. Dia lalu menundukkan pandangan pada name tag di dada cowok itu. Davian Artashaka.
Oh iya, ternyata benar dia orang yang mengunggah potongan video Drasha yang jadi hot topic waktu itu. Drasha ingat nama akunnya.
"Sekarang, Adriel udah lepasin gue, jadi, please… jangan deket-deket gue. Gue gak mau Adriel salah menilai kalau gue gangguin lo."
Setelah menjelaskan hal itu, Davian buru-buru meninggalkan tangga darurat, menghilang dari balik pintu.
Drasha masih terdiam di sana. Adriel memberi pelajaran pada Davian karena mengusik Drasha?
Selanjutnya Drasha berjalan menuju gimnasium. Dia melihat Adriel jadi hot topic nomor 3 di HouseLine karena sedang bermain basket di lapangan basket indoor.
Gadis itu duduk di kursi penonton lalu memandang Adriel yang mengiring bola dengan lihai dan melompat serta memasukkan bola dengan cekatan.
Di sekolah ini, Adriel terkenal sebagai badboy jenius, tukang bolos juga tukang bully dan banyak yang takut padanya meski banyak juga yang menggilai ketampanannya.
Dan, Drasha mengenal Adriel sebagai cowok menyebalkan yang selalu menyuruhnya mengerjakan tugas.
Tapi, hari ini … Drasha tahu sisi lain cowok itu. Adriel tidak seburuk yang dia pikirkan.
Bel jam masuk berbunyi dan setelahnya disusul oleh pengumuman Clash of Class.
Drasha terkesiap.
Ya, ini pasti gilirannya.
"Perhatian, seluruh siswa tahun kedua Alveroz Highschool, Clash of Class akan diadakan 30 menit dari sekarang. Silakan berkumpul di aula CoC. Berikut nama peserta untuk challenge kali ini. The Breaker – Drasha Melanie dari Bronze 2 Class 4 dan The Crowned – Jimmy Kenevan dari Silver 2 Class 1. Semoga keberuntungan berpihak pada kalian semua."
Seketika, Alveroz Highschool heboh. Lagi-lagi gadis desa yang dianggap tak tahu apa-apa itu membuat gebrakan baru.
"No way? Dia nantang ranking satu kelas silver 2?"
"Uji nyali banget cewek kampung itu."
"Dia pengen caper doang gak sih, biar dikira bisa lawan si Jimmy."
"Gue yakin dia bakalan dibantai habis-habisan sama Jimmy."
"Yaudah yuk, kita ke aula CoC."
"Ayuk! Ayuk!"
"Pasti seru liat cewek desa itu hang heng hong di panggung."
"Gak sabari liat si cewek kampung itu malu."
Begitulah bunyi sebagian besar komentar yang menyebar di segala penjuru sekolah dan di HouseLine, serta website Alveroz Highschool.
Di belakang panggung, Drasha bersiap. Seorang panitia CoC membantu memasangkan mic wireless clip-on bando di kepala gadis itu.
Tak jauh dari sana, seorang cowok yang tampak feminin dengan kulit putih bersih dan bibir tebal kemerahan tampak bersiap juga. Ya, itu Jimmy Kenevan yang akan menjadi lawan Drasha di Clash of Class pada hari ini.
Setelah itu, para panitia meninggalkan mereka berdua. Jimmy mendekat dengan gaya anggunnya. Tapi jangan salah, tatapan cowok cantik itu sangat sinis seperti bilah pisau tajam yang siap memotong wortel dengan kecepatan tak terhingga.
"Berani banget ya lintah desa kayak lo nantangin guwehh," kata Jimmy, dia mengendus kesal sambil melipat tangan di dada.
Drasha tidak gentar, dia malah tersenyum manis. "Kamu padahal bisa nolak kalau gak sudi nerima tantangan CoC aku."
Jimmy mendesis kesal. "Heh! guweh tahu lo sengaja bikin guweh nggak punya pilihan selain nerima tantangan ello."
Cowok anggun itu mendekat selangkah, menurunkan pandangannya dan menatap lurus ke bola mata honey amber Drasha. "Lo pasti mikir kalau gue nolak tantangan dari anak bronze kayak ello, gue bakalan nanggung malu."
Jimmy mengacungkan jari telunjuk ke wajah Drasha. "BUT! Bukan berarti guweh jatuh ke jebakan lo, lintah desa, guweh nerima tantangan lo karena mau ngasih lo pelajaran dan bikin lo … T. A. H. U. D. I. R. I."
Drasha hanya menatap Jimmy tanpa membalas kata-kata cowok anggunly itu. Detik berikutnya dia menyunggingkan senyum yang membuat Jimmy semakin kesal dan ingin mencakar wajah Drasha dengan kuku cantiknya yang dipoles dengan kuteks biru.
"Awas lo yah," desis Jimmy, menatap tajam dengan sinis.
Tak lama setelah itu, nama mereka berdua dipanggil naik ke panggung CoC secara bergantian. Jimmy duluan.
Di layar besar telah muncul nama penantang dan yang ditantang.
The Breaker: Drasha Bronze 2 Class 4 VS The Crowned: Jimmy Silver 2 Class 1
Tepuk tangan meriah, siulan serta teriakan memenuhi aula tersebut.
"JIMMY!"
"JIMMY!"
"QUEEN J! SEMANGAT!!!"
"YUHUUUUU! QUEEN J! ROCK THE SHOW, BABY!"
Meski duduk di kelas silver, nyatanya Jimmy merupakan salah satu siswa populer di Alveroz Highschool. Dia adalah salah satu influencer di bidang kecantikan dan fesyen yang punya followers sampai 1,8 juta di media sosial.
Cowok anggunly itu sampai melakukan catwalk mengitari panggung sambil melambaikan tangan pada semua siswa-siswi yang mendukungnya.
Sementara itu, ketika Drasha muncul, tepuk tangan dan teriakan mereda diganti dengan bisik-bisik.
Oh, tapi pendukung setia Drasha ada di salah satu kursi penonton. Satu-satunya. Siapa lagi kalau bukan Rachelle.
Gadis imut itu mengerahkan seluruh suaranya untuk mendukung Drasha.
"DRASHA! CHIAYOOOOO! GANBATTE! FIGHTING! GUE YAKIN LO BISA!" Rachelle memamerkan sebuah papan dukungan untuk Drasha, sudah didesain dengan cantik dengan tulisan DRASHA SEMANGAT dengan emot api-api dan emoji kacamata. Entah kapan Rachelle menyiapkan itu semua.
Meski punya satu pendukung, bagi Drasha itu hal yang berarti.
Para anggota geng The Velvets yang terdiri dari Queena, Felly dan Vinny melirik remeh pada Rachelle.
"Pasti cewek desa najis itu bakalan kennak mental nanti. Ngapain didukung sampai segitunya," sindir Queena.
Felly dan Vinny tertawa. Sementara itu, Rachelle menoleh dengan mata memicing.
"Belum juga mulai, udah banyak cocot lo, liat aja entar siapa yang bakalan kena mental," balas Rachelle tidak mau kalah.
Sementara itu, di area para anak platinum, Cherryl memandang Drasha tak suka.
Di sisi lain, anak platinum lain seperti Rafanza sang peringkat satu menawarkan untuk taruhan.
"Siapa yang mau join?"
"Gue join, gue dukung si cewek kampung itu," kata Annalise. Bukan tanpa alasan, gadis keturunan Jerman ini sudah pernah melihat langsung bagaimana Drasha yang diremehkan di panggung auditorium musik tapi bisa menampilkan penampilan biola yang begitu memukau.
"Same goes to me," kata Rafanza.
"Aku juga dukung Drasha," kata Gianna Kim, cewek keturunan Korea Selatan.
Lima anggota platinum lain mendukung Jimmy.
"Cherryl, join?" tanya Annalise.
"Not for today, Annalise," Cherryl menyesap minumannya.
"Adriel, gimana? Nggak ikutan?" tanya Kenneth.
"Nggak!" Adriel menjawab sinis. Jujur dia tidak suka Drasha dijadikan bahan taruhan seperti itu. Lihat saja, dia akan melakukan sesuatu pada anak-anak itu. Seperti biasa. Ketika ada yang mengusik Drasha dia akan turun tangan langsung.
cwo yg di toilet restoran itu jg gk sih
penasaran bangt sm siapa drasha
beneran drasha asli ato plsu