NovelToon NovelToon
Nobis

Nobis

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:11.9M
Nilai: 5
Nama Author: Anna

(Proses Revisi) Kaisar adalah salah satu gelar penguasa monarki, kedudukannya bahkan lebih tinggi dari seorang raja. Namun, Kaisar Wira Atmadja adalah penguasa kegelapan di muka bumi ini. Sebut saja, berkelahi, mabuk-mabukan, dan seks bebas. Itu semua sudah menjadi kebiasaannya.

Status sebagai cucu pemilik yayasan membuat Kai sangat ditakuti di sekolah. Siapapun yang mengganggu kesenangannya, dia yakin orang itu tidak akan selamat.

Kai tumbuh dewasa tanpa cinta. Baginya hidup ini hanya miliknya. Tidak peduli pada ayah, ibu ataupun teman-temannya. Kai hanya mencintai dirinya sendiri.

Namun... semua itu berubah saat seorang gadis kutu buku bernama Krystal menciumnya di tengah lapangan.

"Jadi pacar aku."

Adakah yang lebih mengerikan daripada menjadi kekasih seorang Kaisar Wira Atmadja?

Bagaimana caramu untuk merubah Iblis, menjadi Malaikat?

Non Nobis Solum

Kita diciptakan tidak untuk diri kita sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tanggung Jawab

NOBIS

Chap 33

Restoran Jeje Fried Chicken hari ini mendapat banyak sekali orderan ayam yang harus diantar. Krystal dan para pekerja lainnya sudah sibuk dari beberapa jam yang lalu untuk mengantar pesanan tersebut.

Tepat pukul delapan malam, restoran itu sudah tidak melayani pembelian lagi. Krystal mendesah lega setelah antaran ayam terakhir yang dia bawa telah selesai. Peluh sedikit membasahi wajah pucatnya, namun itu tidak membuat senyumnya pudar begitu saja.

Seluruh pegawai Jeje Fried Chicken semua tahu, bahwa hanya Krystal yang tidak pernah mengeluh lelah walaupun tubuh dan tenaganya sudah terkuras habis setengah harian ini.

"Biar aku aja," Rekha menahan tangan Krystal yang ingin mengangkat box delivery dari sepedah. "Kamu istirahat dulu sana, aku aja yang rapihin."

"Eeyyy, jangan dong, ini kan tugas aku." Krystal melepas tangan Rekha yang sudah bersiap mengangkat box itu.

"Kamu emang nggak capek?" Tanya Rekha.

Krystal tersenyum menunjukan dirinya baik-baik saja walaupun wajah dan keringat di dahinya seolah mengatakan jika dia berbohong.

"Nggak dong, aku kan suka minum susu, jadi kuat" Candanya yang membuat Rekha gemas. "Kamu juga pasti capek, hari ini anteran kamu kan banyak."

"Aku cowok." Rekha mengangkat box delivery itu hingga terlepas dari boncengan sepedah, lalu meletakannya di pojok teras restoran.

"Ihh Rekha nakal, kan aku bilang nggak usah."

Cowok itu terkekeh sambil mengacak-acak rambut Krystal. "Yahh ... udah keangkat sama aku, gimana dong?"

Krystal mencebik, melipat kedua tangannya di depan dada. "Ini terakhir ya, besok-besok jangan."

"Iya, kalo aku nggak lupa." Ledek Rekha sambil berlari masuk ke dalam restoran. Sementara Krystal sendiri masih berdiri di sana sambil menghela napas. Jika terus seperti ini, dia merasa tidak enak hati dengan pegawai yang lain. Rekha selalu membantunya, dan itu membuat beberapa pegawai merasa aneh dengan hubungan mereka.

"Kayaknya bener,"

Krystal menoleh, menatap Winda yang baru saja berdiri di sebelahnya. "Apa?"

"Si Rekha suka sama lo."

Untuk kesekian kalinya Winda mengucapakan kalimat itu, dan untuk kesekian kalinya juga Krystal yang mendengar itu hanya tersenyum sambil merapihkan barang-barang miliknya yang berada di sepedah untuk menghindari percakapan yang sangat tidak dia sukai.

"Yee, ni anak malah diem aja."

"Aku bosen denger kamu ngomong gitu mulu," Krystal berjalan masuk, dan diikuti oleh Winda di sebelahnya.

"Tapi emang benerkan?" Winda menahan lengan Krystal, membuat gadis itu berbalik menghadapnya. "Dari gelagat, sikap sama mukanya dia, gue udah bisa nebak kalo Rekha itu naksir sama lo."

"Mungkin cuma perasaan kamu aja, Rekha memang baik sama semua orang, sama kamu juga kan?"

"Duh ... elo emang kelewat polos, ya? Dari tatapan mata dia ke elo aja itu udah berbeda. Masa lo nggak peka juga sih, Krys. Kasihan anak orang lo PHPin terus."

"Kamu aneh-aneh aja sih, Win. Rekha itu nggak suka sama aku. Lagi juga aku nggak pernah kasih harapan apa-apa sama dia." Krystal menggeleng lucu. "Mending kamu siap-siap, ayo kita pulang."

Lalu Krystal berjalan menuju loker, bersiap-siap untuk pulang, dan masih di buntuti oleh Winda yang penasaran dengan perasaan Krystal pada Rekha.

"Tapi nihh yaaa, ini tapi loh." Winda berdiri di samping Krystal yang sudah membuka pintu lokernya. "Kalo dia nembak lo, bakalan di terima apa nggak?"

"Enggak." Jawab Krystal pasti.

"Loh kenapa?"

"Karena kita temenan."

"Temen kan bisa jadi pacar. Banyak kok orang pacaran yang berawal dari temenan dulu terus saling suka. Kan temen bisa jadi demen."

Krystal terkekeh, sambil tetap sibuk memasukan barang-barangnya ke dalam tas. "Jangan ngaco kamu. Belom tentu Rekha suka sama aku, jangan yang aneh-aneh. Aku cuma nganggep dia temen dan nggak lebih."

"Duhh.." Winda pura-pura memegangi dadanya, seolah merasakan jadi Rekha saat ini. "jleb banget kalo tuh anak denger."

"Bukan gitu, aku nggak mau aja kalo kalian semua berpikiran macem-macem soal aku sama Rekha. Aku udah terlalu nyaman temenan sama dia."

"Ya... tapikan lo harus jaga-jaga kalo sewaktu-waktu dia nembak lo."

Belom sempat Krystal membalas ucapan Winda. Suara Rekha di ambang pintu mengagetkan mereka berdua hingga membuat keduanya berubah canggung.

"Mau pulang kan? Aku anter ya?" Rekha bertanya, tentu pada Krystal.

Winda yang merasa kecanggungan saat berada di antara Krystal dan Rekha memilih untuk berjalan keluar meninggalkan mereka berdua yang justru membuat Krystal mendadak kembali menjadi tidak enak hati.

"Maaf, Kha. Aku dijemput."

Kernyitan di dahi Rekha pertanda jika cowok itu terlihat bingung dengan alasan penolakan Krystal barusan.

"Dijemput? Sama?"

"Kai."

Wajah Rekha mendadak berubah kecut. Kernyitan pada dahinya memudar dan digantikan dengan rahang mengeras. "Cowok kemaren yang jemput kamu? Yang minta traktiran es krim?"

"Hem.. iya." Krystal mengunci pintu lokernya setelah menutup itu. "Aku keluar duluan ya, takut Kai udah nungguin di depan."

"Aku anter sampe depan." Ujar Rekha seolah tidak ingin membiarkan Krystal pulang dengan cowok lain.

Sementara mereka berjalan keluar restoran, di depan sana Kai sudah berdiri di samping motor hitamnya sambil bersidekap. Pintu kaca restoran yang tembus pandang, mempermudah Kai melihat Krystal yang sedang berjalan keluar bersama dengan seorang cowok di sebelahnya.

Kai menatap itu dengan wajah datar dan dingin. Kemarin dia hanya melihat cowok itu dari jauh, namun sekarang, Kai mengamati keduanya dari dekat dan secara langsung dapat melihat bagaimana cowok itu sangat perhatian terhadap Krystal.

"Lama ya?" Tanya Krystal saat melihat Kai berjalan ke arahnya.

"Nggak." Balasnya singkat.

Krystal tau betul jika Kai menatap tidak suka pada cowok di sebelahnya, karena kini pandangan Kai terlihat dingin dan sangat menyeramkan. Tidak jauh berbeda, Rekha juga menaruh perhatian tidak suka terhadap Kai, dan tentu membuat Krystal merasa canggung berada di situasi seperti ini.

"Oh.. iya," Krystal buru-buru memangkas atmosfer yang mencekam itu. "Kenalin, ini Rekha, temen kerja aku." Ujarnya pada Kai.

Kai hanya terdiam tanpa minat sama sekali dengan perkenalan itu. Dia tidak suka kepura-puraan, apapun yang dia rasa, Kai akan menunjukannya. Krystal tentu tahu, bahwa Kai lelaki yang sulit untuk beramah tamah, apalagi dengan keangkuhan yang dimilikinya, mana mau cowok itu berjabat tangan lebih dulu.

Merasa Kai tidak akan bersuara, Krystal mengalihkan itu kepada Rekha. "Hmm.. Rekha, ini Kai."

Cowok itu menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan Kai, namun dengan tampang angkuh dan dingin, Kai hanya menatap sodoran tangan itu tanpa mau menjabatnya.

"Rekha."

Krystal mengerjap bingung, menatap Kai dan Rekha secara bergantian. Layaknya kilat yang saling menyambar, Krystal melihat itu pada sorot mata Kai dan juga Rekha. Tentu bukan hal mudah untuk melawan kekeraskepalaan Kai.

Namun, Krystal yang merasa tidak enak dengan Rekha segera menarik tangan Kai untuk membalas sodoran tangan itu.

"Namanya Kai," jawab Krystal.

Dengan cepat Kai menarik tangannya, menatap Krystal yang tersenyum gugup saat ini. "Cepetan." Lalu berbalik menuju motornya.

Krystal mendesah kecil bersamaan dengan punggung Kai yang perlahan menjauh. Dia beralih menatap Rekha di sebelahnya. "Aku duluan ya."

"Kamu hati-hati, telpon aku kalo ada apa-apa."

Krystal mengangguk, dan melangkah meninggalkan Rekha yang termenung di tempatnya. Sudah dua tahun mereka saling kenal, bahkan Rekha lebih dulu mengenal Krystal dibandingkan Kai. Namun, cowok itu sudah dua kali mengantarkan Krystal pulang sedangkan dirinya selalu berusaha dan terus ditolak oleh Krystal.

• • •

Krystal melahap es krim vanilanya dengan senang, senyumnya tidak pudar sedikitpun semenjak Kai memberikan satu cup es krim padanya tadi.

Tentu hal itu diamati oleh Kai. Jarang dia melihat seorang gadis memakan es krim dengan lahap pada malah hari, sedangkan banyak gadis menahan makan malam untuk menjaga berat badannya.

"Suka banget?" Tanya Kai.

Krystal tersenyum berbinar, "iya.. rasa vanila paling enak." Jawabnya girang.

Kai bersandar pada kursi taman, untuk bisa menatap Krystal dari samping.

Sesekali Krystal menyelipkan rambutnya yang mengganggu di balik telinga lalu memakan es krimnya lagi. katakan saja kalau Kai menyukai keanggunan yang Krystal lakukan tadi, atau apapun itu, yang membuat tangannya terangkat naik menyentuh rambut Krystal.

Cewek itu berhenti. "Kenapa? Kai mau?" Tanyanya bingung.

"Mau, tapi makannya dari mulut lo, boleh?"

Krystal membelalak, menggigit bibirnya. Menatap terkejut pada Kai yang tidak pernah lepas memandanginya itu. Lalu tiba-tiba saja Kai mendekat, dan sekejap Krystal gelagapan, segera dia menahan dada Kai.

"Kai mau apa?" Semburat panas melingkupi wajahnya kini.

Bukan menjawab, Kai justru terkekeh. Membuat Bibir Krystal terlipat kesal. Jelas dia tahu jika Kai sedang menggodanya lagi.

"Bercanda." sahut Kai.

"Nggak lucu ih, kamu tuh bikin aku degdegan terus." Krystal merengut kesal.

"Kalo sama cowok yang tadi juga degdegan kayak gini?"

Pertanyaan Kai barusan membuat kernyitan dalam di dahi Krystal. "Kenapa tanya gitu?"

"Kayaknya dia suka sama lo."

Krystal terhenyak. Bukan karena kedekatan mereka saat ini, tapi kalimat yang dikeluarkan cowok itu yang membuat Krystal membelalak.

"Kenapa?" Kali ini Kai yang bertanya.

"E-nggak.." Krystal membuang pandangannya ke depan. Berbeda jika tadi Winda mengatakannya, dia terlihat biasa saja. Namun, saat kalimat yang sama terlontar dari bibir Kai, Krystal merasa tidak nyaman.

"Kenapa tiba-tiba berubah gitu?"

"Aku kaget, ucapan kamu kok bisa sama gitu ya sama Winda?" Krystal terkekeh. "Tadi Winda juga bilang kalo Rekha suka sama aku."

"Berarti bener!"

"Enggak kok, Rekha cuma anggep aku temen."

"Tau dari mana?"

Kali ini Krystal diam. Banyak yang bilang jika dia adalah gadis dengan tingkat kepekaan sangat rendah. Namun, semenjak Kai mengatakan itu Krystal menjadi ragu jika pemikirannya tentang sikap Rekha padanya ternyata salah.

"Kalo ternyata bener, gue nggak mau lo kerja di sana lagi."

"Loh ... kok gitu? Kalo nggak kerja di situ aku kerja dimana?"

"Kerja sama gue." Ujar Kai cepat.

Krystal terkekeh. "Kamu mau bayar aku pake apa? Uang juga dapet dari ayah kamu."

"Sok tau," Kai menjumput rambut Krystal menjadi satu genggaman. "Bawa ikat rambut nggak?"

"Mau apa?" Tanyanya bingung.

"Ngiket rambut lo, ribet banget liatnya kena angin."

Krystal memberikan ikat rambut berwarna pink yang berada di pergelangan tangannya pada Kai. Cowok itu merubah posisi tubuh Krystal sedikit.

"Gue punya kerjaan, jadi ilustrator, tapi cuma paruh waktu. Seengganya cukup buat lo sama gue."

Krystal tercengang. Tentu, siapapun yang mendengar kalimat itu, pasti akan membelalak terkejut, apalagi jika itu keluar dari mulut seorang Kaisar Wira Atmadja.

Dia bukannya tidak percaya, tapi ucapan Kai memang terdengar cukup meragukan. Ditambah dengan kalimat terakhir yang cowok itu ucapkan.

"Maksud kamu apa?" Sontak Krystal memutar tubuhnya, namun usahanya itu berakhir dengan nyeri di permukaan kulit kepalanya karena genggaman tangan Kai yang tidak mengendur. "Aww..."

"Jangan nengok-nengok." Kai membalikan tubuh Krystal lagi dan mulai mengikat rambut cewek itu.

"Kai, kamu beneran kerja?" Tanya Krystal dengan posisi yang belum berubah karena Kai tidak mengizinkannya untuk berbalik.

"Iya.." balasnya santai.

"Sejak kapan?"

"Beberapa hari yang lalu, cuma kalo lagi dibutuhin aja. Tapi gajinya lumayan."

Krystal menunduk, ikatan pada rambutnya sudah selesai dikerjakan oleh Kai. "Kenapa? Bukannya segala kebutuhan kamu udah dipenuhin sama ayah kamu?"

"Gue mau berguna buat lo."

Kali ini Krystal tidak bisa lagi menahan keterkejutannya. Dengan cepat dia berbalik, hingga membuat kedua bola matanya bertubrukan dengan milik Kai. Mereka saling berpandang pada satu garis lurus.

Dari sana, dia bisa melihat ketulusan dari apa yang Kai ucapkan. Keyakinan Krystal pada Kai semakin bertambah, membuat gadis itu menggantungkan harapannya pada Kai. Harapan yang dulu sudah terbuang oleh ayahnya, kini Krystal dapatkan kembali dari sosok Kai.

"Gue nggak mau ngejanjiin apa-apa, cukup lo lihat seberapa seriusnya gue tentang kata-kata yang gue ucapkan beberapa hari yang lalu. Mungkin konyol, tapi gue bakalan lakuin ini."

Krystal merasa beruntung memilki Kai saat ini, bukan tentang apa yang cowok itu ucapkan, tapi lebih kepada bukti jika dia tidak akan meninggalkan Krystal sendirian lagi, seperti apa yang ayahnya lakukan. Bukti jika Krystal tidak salah menggantungkan harapannya pada Kai.

Dia pernah terbuang, sekali. Dan itu menyakitkan, namun rasa sakit itu berubah saat Kai hadir di kehidupannya, seolah mengatakan bahwa dia diinginkan untuk lahir ke dunia.

"Mulai sekarang, lo tanggung jawab gue."

• • •

Siapa yang mau nanggung gue????

😭😭😭😭😭

Cari cowok tuh yang kayak Kai, bukan bilang cinta doang, tapi mau berguna buat pasangannya, bertanggung jawab dan apa adanya..

Wkwkwkwk

Betewe di sini Kai ngiket rambut Krystal sengaja loh biar dia nggak bisa lihat muka Krystal pas dia ngomong itu, soalnya doi malu

Hahahaaa

thankyu buat dukungannya

1
scoup
kerenn
Enny Na70
lagi rindu ma kai dan kristal, dh beberapa kalinya D baca👍👍👍
𝖕𝖆𝖜𝖆𝖓𝖌 𝖙𝖚𝖆𝖓 𝖐𝖎m🐯
baca ulang
Yanni Santoso
duh author aq nyesek banget ikutan nyesek baca bab ini
Air
Luar biasa
Yulie Anti
halo aku dari 2025😁 kangen sama kaisar
Feny Kurniawati: sama kakak...😀nyari2 judul e..wkwk...dan memang novel baru bikin bosen.wkwkw
total 1 replies
Shee
pokoknya wajib baca novel ini, bagus ceritanya kosa katanya mudah di pahami
Ningning
bikin baper😍
Nitya Pradnyani
Luar biasa
Ahla Nayla
kisah yg plg buat aq nyesek..krn crtanya gntung.. bca brkali² pun gk kan bosan
Aisyah Pratama
belum bisa move on dari nobis,,,
sdh tidak terhitung berapa kali sudah membacanya... keren banget ceritanya
rian silviani
ending nybikin patah hati banget ya ampun 😭
Murni Asih
ka Anna kata2 nya Jd bikin sy pengen SMA lg.....
bunga cinta
salah satu karya yang luar biasa
Azaria Dwi
Luar biasa
Jeissi
kevin terlalu pengecut
Julia Rosdiana Dewi
Luar biasa
Neng Raishanum
Lumayan
Neng Raishanum
Biasa
Niaq HabibieShop
baru mampir dan ceritanya seenak ini😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!