Ketika suami melakukan perjalanan dinas namun ternyata mengalami kecelakaan di kota lain dengan seorang wanita.
Renata kira hidupnya selama ini sudah sangat sempurna.
6 tahun pernikahan dilalui dengan luar biasa bahagia.
Suami yang tampan dan penyayang
Anak yang cantik dan cerdas
Keuangan yang mapan dan dilimpahi cinta oleh semua keluarga.
Sampai terjadinya kecelakaan naas yang menimpa Fabian dan menguak rahasia besar yang disimpannya.
"Fabian sayang sadarlah.. bertahanlah aku dan Celia membutuhkanmu.. kami mencintaimu " lirih Renata di telinga suaminya yang tak sadarkan diri dengan air mata berhamburan
Di hari hari berikutnya Renata masih setia menemani suaminya Fabian.
"Fabian bangunlah..Sadarlah... kamu berhutang penjelasan padaku bajingan" bisik Renata di telinga Fabian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeeGorjes, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghapus Jejak
Happy reading ❤️
Eps sebelumnya
Kini dirinya telah berdiri di depan sebuah pintu bernomor kan 407. Kemudian memijit tombol pintu tersebut untuk beberapa saat.
Tak lama pintu tersebut terbuka.
"Re.. Renata..." Ucap dokter Jamie terkejut menyambut kedatangannya.
Renata berdiri dengan canggung " Bo.. boleh aku masuk?" Tanyanya.
"Sure, masuklah," jawab sang dokter.
Renata pun melangkahkan kakinya memasuki apartemen yang terlihat classy dan bersih itu. Bernuansa coklat dan putih sangat cocok dengan karakter dokter Jamie yang tenang dan tegas.
"Ayo duduklah," ucap dokter Jamie sementara matanya terus memperhatikan Renata yang nampak gugup. Terus mengelus-elus lengannya sendiri seolah kedinginan.
Renata mendudukkan dirinya diatas sofa coklat besar berbahan suede yang lembut. Matanya memindai keadaan sekeliling. Terlihat 2 koper besar berdiri disana pertanda dokter Jamie telah berkemas untuk kepergiannya besok hari.
"Jadi kamu sudah berkemas?"
Dokter Jamie mengikuti arah pandangan Renata dan menganggukan kepalanya.
"Aku akan pergi, tapi jika kamu meminta aku untuk tinggal maka secepatnya aku akan kembali," ucapnya dengan lembut namun tegas.
Renata tak menjawab.
"Maaf aku datang kemari, aku bingung gak tahu harus kemana lagi, aku aedang butuh seorang teman sekarang," ucap Renata dengan tangan saling meremas karena gugup.
"Aku senang kamu kesini, tunggu aku ambilkan minum." Ucap dokter Jamie dengan tersenyum hangat.
Dokter Jamie pun meninggalkan Renata untuk membuat minuman.
Renata berdiri menghadap kaca besar yang menunjukkan pemandangan malam kota Jakarta dari ketinggian. Dengan tatapan kosong dan perasaan kacau.
Dokter jamie datang dengan satu cangkir teh hangat ditangannya.
"Renata, minum dulu." Hening untuk beberapa saat
Renata tak menjawab, sepertinya ia tak sadar dengan kedatangan dokter Jamie.
Jamie berjalan mendekati Renata. Kini ia berdiri tepat di balakang Renata dan meletakkan tangannya di pundak wanita rapuh itu yang membuanya secara spontan membalikan badan.
Tatapan mata mereka saling mengunci untuk beberapa saat. Aroma maskulin begitu memanjakan indra penciuman Renata seolah laki laki itu tengah memancarkan hormon feromon nya. Dokter Jamie pun menundukkan kepalanya dan menautkan bibirnya ke atas bibir Renata. Memagutnya dengan lembut dan penuh perasaan.
Mata Renata terpejam seolah menikmati ciuman dari lelaki lain selain suaminya.
Inilah ciuman pertama Renata dari lelaki lain selain Fabian.
Lelaki lain, lelaki lain.. selain suaminya... Pemikiran itu membawa kesadaran Renata kembali ke tempatnya. Renata memisahkan tautan bibir mereka dengan sedikit tersentak. Mengejutkan dokter Jamie yang tengah menikmati ciuman mereka.
"Ma..maaf, a.. aku tak bisa melakukanya. Maaf," ucap Renata terbata dan memalingkan wajahnya.
Dokter Jamie membawa Renata kedalam dekapannya. "Aku yang minta maaf. Maaf terbawa suasana sehingga melakukan hal yang lancang tadi. Maafkan aku," ucapnya lembut dan tangannya mengusap sayang rambut panjang Renata
Pundak Renata bergetar halus menandakan bahwa dirinya tengah menangis.
"A..aku takut," ucap Renata terisak.
Dokter Jamie mengerti akan ketakutan Renata yang akan menghadapi Fabian, yang terang- terangan menuntut haknya sebagai suami padahal Renata sampai saat ini belum bisa menerima Fabian kembali.
Dokter Jamie merasa bersalah karena telah mengambil kesempatan dari wanita rapuh dalam dekapannya ini.
"Tenanglah," ucap dokter Jamie seraya memberikan usapan lembut di punggung Renata yang masih bergetar.
Sementara dirumahnya Fabian terlihat tidak tenang. Berjalan mondar-mandir di kamarnya dengan berkali-kali melihat ke arah jam. Sudah satu jam lebih semenjak kepergian istrinya.
"Fu*k f*ck ! Kemana kamu Renata," umpatnya kesal, kemudian mengambil benda pipih dari nakas dan memeriksa GPS mencari keberadaan Renata istrinya.
Fabian menggeram hebat dan rahangnya mengeras ketika menemukan lokasi dimana istrinya berada. Dengan refleks melemparkan benda pipih itu ke sembarang arah hingga tercerai berai.
Dengan langkah panjang Fabian pergi meninggalkan kamarnya dengan menyambar kunci mobilnya terlebih dahulu.
Tak lama suara decitan ban yang bergesekan dengan aspal terdengar memekik di telinga pertanda Fabian melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Dengan penuh emosi Fabian membelah jalanan ibu kota. Mendahului beberapa kendaraan yang memberikan umpatan kepadanya tapi Fabian tak peduli. Hingga akhirnya Fabian sampai di parkiran sebuah apartemen mewah dan melihat mobil yang ia kenali terparkir disana. Hatinya terasa begitu ngilu.
Tak butuh waktu lama Fabian melihat kedatangan Renata dan dokter Jamie yang berjalan beriringan mengantar Renata sampai pintu mobilnya. Terlihat meraka tengah bercakap-cakap lalu keduanya berpelukan dan tak lama Renata memasuki mobilnya.
"Bitc* !!! f**king bi**h !!!" maki Fabian sembari memukuli setir mobilnya. Ia begitu marah pada Renata, egonya tak dapat menerima jika istrinya pergi menemui laki laki lain.
Melihat mobil Renata mulai bergerak, Fabian pun menjalankan kembali kendaraannya. Ingin sekali ia turun untuk memberikan bogem mentah pada sepupunya itu tapi pikirannya terlalu penuh dengan Renata.
Apa yang dilakukan seorang wanita dan laki laki dalam waktu selama itu di sebuah apartemen? Pertanyaan itu menari nari dalam benak Fabian seolah mengejeknya. Membuat sumpah serapah yang tak enak didengar telinga kembali Fabian lontarkan.
Fabian melihat mobil Renata belok ke arah yang bukan menuju rumahnya. Ternyata Renata memberhentikan mobilnya di depan toko kue. Fabian memperhatikan sebentar lalu menjalankan kembali kendaraannya dengan kecepatan tinggi menuju kembali ke rumahnya.
***
Renata kembali ketika langit telah berubah gelap. Suasana rumahnya terasa begitu sunyi. Ia memasuki rumah itu dengan membawa kue ditangannya.
Hening... Seolah rumah itu tak ada penghuninya.
"Celia sayang, mommy bawa kue kesukaanmu," teriak Renata mencari keberadaan anaknya Celia namun masih tak ada jawaban. Kemudian melangkahkan kaki ke dapur untuk menyimpan kue yang tadi dia beli.
"Bi, bi Sumi," Renata sedikit meninggikan suaranya.
Tak lama datanglah bibi Sumi dengan tergesa dari arah kamarnya.
"Bi, Celia mana ? Kok sepi banget padahal baru jam 8," ucap Renata sembari menata kue di meja.
"Nona Celia dan mbak Wulan diantar pak Wito ke rumah Besar bu. Kalo saya, disuruh bapak untuk beristirahat di kamar," ucap bi Sumi takut-takut.
"Celia disuruh Omanya kesana ? Kok gak ada ngasih tahu saya dulu ya bi ?"
"Saya kurang tahu bu, bapak tadi yang minta,"
"Oh ya sudah. Bapak di mana ?" Tanya Renata dengan cemas.
"Bapak sepertinya beristirahat di kamar atas. Bu, saya kembali ke kamar boleh ?" Tanya bi Sumi dengan nada sedikit gemetar.
Renata sedikit terheran dengan bi Sumi yang seolah ketakutan. Namun pada akhirnya Renata pun mengizinkan bi Sumi untuk kembali ke kamarnya.
Renata menaiki undakan undakan tangga dengan perlahan, sedikit cemas dan takut akan keadaan rumahnya yang begitu sunyi.
Melangkahkan kakinya ke arah kamar lama mereka untuk pertama kalinya, karena selama Fabian sakit, mereka tinggalkan.
Pintu kamar terbuka sedikit dan terdengar gemericik air dari arah kamar mandi pertanda seseorang tengah berada didalamnya.
Renata menyimpan vitamin Fabian di nakas yang sebenarnya tak ia beli dari apotik.
Terdengar decitan pintu dan Fabian keluar dari arah kamar mandi dengan menggunakan celana boxer dan kaos hitam polos dengan handuk kecil ditangannya.
"I..ini vitaminnya aku udah beli," ucap Renata yang entah mengapa begitu merasa gugup.
Fabian melewatinya begitu saja seolah tak peduli akan kehadiran istrinya dan berjalan bergegas menuju pintu kamarnya. Membanting pintu itu secara kasar hingga tertutup sempurna, memutar kunci dan melemparkannya ke sembarang arah. Hal ini membuat Renata terheran-heran.
Dalam hitungan detik Renata merasa badannya melayang di udara. Kini ia tengah berada dalam gendongan Fabian yang kemudian melemparkannya ke atas ranjang mereka.
"A.. apa yang kamu lakukan ?" Tanya Renata pada Fabian dengan terbata dan genangan bening dimatanya telah bersiap untuk jatuh.
Fabian mulai merangkak mendekati tubuh Renata. Mengendus aroma khas tubuh istrinya dengan rakus, mencium bau parfum laki laki lain dari tubuh istrinya membuat Fabian semakin gelap mata karena cemburu.
"Aku akan menghapus jejak bajingan itu dari tubuhmu," ucap Fabian seraya melucuti pakaiannya sendiri.
TBC....
Thank you for reading ❤️
Maaf yang kecewa Renata gak iya iya sama Jamie 🙈🙈. Gak tau kenapa aku gak suka aja kalo perempuan gak bisa jaga dirinya. Maaf kalo pikiran aku kolot padahal aku masih muda belia 😂😂😂 #disledingmasa.
Seorang ibu yang berselingkuh akan menorehkan luka teramat sakit bagi anaknya dan akan terus menjadi luka hati yang tak kasat mata dalam sepanjang kehidupan anaknya.
So sad but true 😭. Mungkin karena seorang ibu harusnya jadi panutan anak, apalagi bila anaknya itu seorang perempuan juga.
Kalo suka ceritanya tolong bagi ke ayank, temen, gebetan, selingkuhan (eh), kakak, adik, tetangga siapapun boleh wkkwkwkwkkw
Dan makasih banyak yang udah vote juga kasih hadiah. Bener bener mood booster banget semoga Allah membalas dengan hal yang baik pula 🤩🤩🤩🤩
Tinggalin jejak ya 😘😘😘
Bego apa gimana sih???
gila bener si sakti yg gak ada saktinya ini