KARMA
Sebelum membaca karya ini alangkah baiknya jika membaca karya pertamaku yang berjudul Aku Bukan Pelakor, agar bisa mengikuti jalan ceritanya.
Karya KARMA ini menceritakan tentang pembalasan pengkhianatan yang di lakukan julio kepada istri dan anak-anaknya.
Julio bukan hanya mengkhianati istrinya namun ia membohongi ana dengan mengaku lajang untuk mendapatkan hati dan tubuh ana, selain itu ia juga di duga menggelapkan dana perusahaan tempatnya bekerja serta perusahaan milik istrinya.
Lalu apa sajakah KARMA yang akan di terima oleh julio?
Semuanya akan di ceritakan di Novel ini.
Terima kasih, selamat membaca😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
"Muffin? jadi Mas Cakra selama ini yang pesan kueku ?" gumam Retno dalam hati.
Tak ingin Cakra mengetahui keberadaanya, Retno pun membalikan tubuhnya namun sayangnya...
Brrrugg...
Tin..tin...tin...
Suara alarm mobil cakra berbunyi saat retno tak sengaja menabrak mobil cakra, seketika cakra pun menoleh ke arah retno.
"Retno." Cakra mengambil kunci mobilnya dari dalam saku jasnya kemudian mematikan alarm mobilnya.
Retno yang panik pun bergegas pergi menjauh dari cakra namun sayangnya cakra lebih dahulu memegang tangan retno.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Cakra menatap Retno dengan intens.
"A-aku baik-baik saja, permisi" ucap Retno dengan terbata-bata sambil mencoba melepaskan tangan Cakra yang memegang erat lengannya.
"Boleh aku periksa kakimu?"
Perlahan Cakra mulai berjongkok, namun dengan sigap Retno menahannya.
"Tidak perlu mas, aku baik-baik saja" tolak Retno "Tadi aku tidak sengaja mendengar percakapan Mas Cakra, sungguh Mas Cakra tidak perlu repot-repot membantuku seperti ini lagi, terlebih sekarang mas cakra telah memiliki istri..." Retno kembali mencoba melepaskan tangannya dari tangan cakra, namun kini Cakra justru membawa Retno dalam pelukannya.
"Aku tidak bisa untuk tidak peduli dengan wanita yang aku cintai" bisik Cakra.
"Aku masih sangat mencintaimu" Cakra memeluk retno dengan erat, hingga Retno dapat merasakan jika Cakra benar-benar sangat menyayangi dirinya namun wanita itu langsung tersadarkan jika kini Cakra telah memiliki seorang istri, retno pun langsung melepaskan dirinya dari pelukan cakra.
"Mas cakra sudah menerima perjodohan orang tua mas cakra dengan sadar dan tanpa paksaan, jadi mas harus bertanggung jawab dengan keputusan yang sudah mas ambil. Berhenti peduli dengan aku dan belajarlah untuk mencintai istri mas cakra" ucap retno dengan tegas.
"Mas, aku pernah merasakan sakitnya dikhianati oleh suamiku sendiri, aku tidak ingin ada wanita lain merasakan apa yang pernah aku rasakan dan aku juga tidak ingin menjadi orang ke tiga di pernikahan mas cakra, jadi tolong pergi dari kehidupan aku." Retno pergi melangkah meninggalkan cakra.
Retno menyeka air matanya kemudian ia menyalakan mesin motornya dan pergi dari rumah sakit.
"Berbahagialah dengan apa yang kamu miliki saat ini mas." gumamnya.
Dua hari kemudian retno dikejutkan dengan kedatangan wanita muda dan cantik bernama tyas, yang tak lain merupakan istri dari cakra.
"Ada perlu apa kamu mencariku?" tanya retno dengan ramah sambil mempersilahkan tyas duduk di teras rumahnya.
Tyas hanya memandang sinis ke arah retno, wanita muda itu melihat dari atas ke bawah penampilan retno yang nampak kusut dan berantakan karena sedang membuat adonan pesanan kue.
Plaaakk....
Satu tamparan keras mendarat di pipi mulus retno.
"Jangan pernah ganggu suamiku lagi!!!" ucap tyas dengan nada ancaman, tyas melemparkan foto-foto saat cakra dan retno yang sedang berpelukan di parkiran rumah sakit "Bercerminlah dahulu sebelum menggoda suamiku" ucapnya sinis, kemudian tyas pergi dari kediaman retno.
Tyas mendapatkan foto-foto tersebut dari orang suruhannya, ia terpaksa menyuruh orang untuk membuntuti gerak-gerik suaminya karena dirinya merasa ada yang janggal dengan hubungan retno dan cakra saat retno datang di hari pernikahannya, dan benar saja dugaannya, suaminya menaruh hati pada perempuan lain.
"Hiks..." Retno menangis sambil memegang pipinya yang memerah akibat tamparan dari tyas.
"Apa ini adalah karma apa yang telah aku perbuat pada Ana waktu itu? Aku menuduhnya sebagai pelakor padahal Ana sendiri tidak tahu apa-apa tentang status mantan suamiku" gumamnya.
Tak lama setelah tyas pergi, tiba-tiba saja cakra datang ke kediaman retno.
"Retno kamu tidak apa-apa?" tanya cakra panik melihat pipi Retno merah berkas tamparan dari istrinya.
"Lepasin aku, pergi kamu dari sini. Pergi!!!" Retno menghempaskan tangan cakra, ia mendorong sambil menatap tajam wajah cakra.
"Aku minta maaf atas apa yang telah di lakukan oleh tyas." Cakra mencoba menjelaskan namun retno memotong pembicaraan cakra, retno tak mau mendengar apa pun karena ia tak mau ikut campur urusan rumah tangga cakra.
"Jangan pernah datang lagi ke kehidupanku, aku sudah tidak mau melihat dan berhubungan lagi dengan mas cakra.'' ucap retno dengan tegas.
Retno masuk ke dalam dan langsung mengunci pintu depan rumahnya.
sungguh menguras air mata, tapi sangat puas n byk pelajaran yg bisa diambil dlm cerita ini
sungguh sangat terharu dgn novel ini