Huang Miaoling berhasil menyingkirkan sebagian besar dari mereka yang ingin menjatuhkan keluarganya. Namun, hal tersebut berbalik menonjolkan kemampuannya dalam bergelut di dunia pemerintahan dan strategi, memunculkan ketidakrelaan dalam hati para pemimpin istana untuk melepaskan dirinya. Alhasil, dia terikat dengan status Mingwei Junzhu, putri kerajaan tingkat tiga, bagian dari keluarga kerajaan.
Dengan status barunya, Huang Miaoling menarik perhatian para musuh di dalam dan juga luar istana yang menganggap dirinya sebagai penghalang atas rencana besar mereka.
Mampukah dirinya membersihkan kerajaan Shi dari para ular berbisa yang juga mampu membahayakan keluarganya?
Lalu, siapa sebenarnya pria yang benang merahnya terkait dengan jari kelingking gadis itu?
__________
"Ling'er, mereka yang berani menyentuhmu ... harus mati."
"Miaoling, kau yakin ini jalan yang kau pilih?"
"Kau dan aku ... kita ada di dua sisi yang berbeda."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LuciferAter, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Sang Feniks dan Sang Naga
Wangi kertas termakan usia semerbak di dalam sebuah ruangan kecil yang dihiasi cahaya terang. Bola-bola bulat yang menghasilkan cahaya bak matahari mungil tergantung dari beberapa sisi langit-langit ruangan tersebut. Suara gesekan suatu benda tumpul yang sedikit basah pada kertas bisa terdengar, hal itu diiringi dengan suara halaman kertas yang dibalik, menandakan seseorang sedang menuliskan sesuatu pada sebuah buku.
Sosok seorang gadis berpendar di tengah ruangan, membuat dirinya serupa dengan bola-bola cahaya yang berada pada langit-langit ruangannya. Gadis itu terlihat sedang menulis sesuatu dengan serius, tak memedulikan beberapa helai rambut cokelat bergelombangnya yang terjatuh ke depan wajah, membingkai wajahnya yang terlihat lelah.
Tak berapa lama, suara pintu berdecit bisa terdengar. Sosok seorang pria bermata merah masuk ke dalam ruangan tersebut. Namun, sang Gadis tak terlihat menyadari kedatangan pria itu. Dia hanya terus menulis tanpa menghiraukannya.
“Lan’er,” panggil pria tersebut. Tak mendapatkan balasan, pria itu mengernyitkan wajahnya dan menyadari kalau dahi gadis di hadapannya dihiasi bulir-bulir keringat. “Lan’er!” Pria itu mencengkeram tangan sang Gadis, memaksanya berhenti untuk menulis.
Lan’er terkesiap atas tindakan pria tersebut, tapi pandangannya terlihat memancarkan emosi penuh syukur. “L-Lu Si ….” Dia menatap pria di hadapannya itu. “A-aku dikuasai lagi?” tanyanya dengan nada tak percaya.
Lu Si melonggarkan cengkeramannya pada pergelangan tangan Lan’er, lalu menarik lepas benda berbentuk tabung dengan ujung tumpul yang dilumasi cairan hitam dari tangan gadis itu. “Perkembangan ini sudah di luar arah. Sudah kukatakan padamu, mengembalikan satu sudah cukup, tapi kau malah bersikeras mengembalikan dua! Tak hanya itu, kau membiarkan satu pria itu mengendalikan informasi. Tak heran kalau kau lepas kendali dan mulai dikuasai!”
Helaan napas terdengar dari Lan’er. Hal tersebut membuat Lu Si menghentikan omelannya dan mengitari meja untuk duduk di sisi gadis itu. Tanpa perlu mengatakan apa pun, Lan’er menyandarkan kepalanya di pundak Lu Si seakan tahu niat pria itu untuk menopang dirinya.
“Takdir sang Feniks dengan sang Naga kembali terjalin. Seperti sebelumnya, hidup mereka terikat.” Mata Lan’er tertutup, menunjukkan kondisi dirinya yang begitu lemah. “Tragedi tak bisa dihindari. Namun, paling tidak aku harus menyediakan akhir yang pantas untuk semuanya.” Kelopak mata gadis itu terbuka setengah, menunjukkan pandangan sendu. “Aku akan pastikan … kesalahan yang sama tak akan terjadi kembali.”
Alis Lu Si berkerut. “Bahkan jika … nyawamu taruhannya?” Tangan pria itu mengepal, aura yang mengelilinginya berubah suram.
Lan’er menyadari perubahan Lu Si. Gadis itu menengadahkan kepalanya untuk menatap pria bermata merah itu, lalu dia tersenyum. “Apa aku orang yang rela mengorbankan nyawaku sendiri? Aku bukan malaikat, Lu Si.” Tangannya menggenggam tangan Lu Si, membuat pria itu meregangkan kepalannya.
Pelipis Lu Si berkedut mendengar ucapan Lan’er. “Melihat dari sikap sang Feniks, aku tak akan terkejut bila kau melakukan hal itu,” balas pria itu dengan nada sedikit menyindir diselingi sebuah seringai pada wajahnya. Lalu, ekspresinya berubah serius. “Berapa lama lagi waktu yang kau miliki?”
Pandangan Lan’er beralih pada buku yang ada di atas mejanya, ekspresinya terlihat kesulitan. “Satu tahun.” Jari-jarinya terkait erat dengan jari-jari pria di sisinya. “Kalau tidak berhasil, maka semuanya akan hancur.” Sebuah senyuman lemah terukir di bibirnya. “Aku percaya sang Naga akan melindungi sang Feniks kali ini.”
Lu Si mengeratkan genggamannya pada tangan Lan’er. ‘Lalu, siapa yang akan melindungimu?’ Matanya tertutup, ekspresinya terlihat pahit. Lalu, pancaran dari dua manik merah itu dilapisi sebuah tekad. ‘Aku harus bertemu dengannya.’
***
Di depan jendela ruangannya, terlihat sosok Wang Chengliu berdiri menatap ke arah bulan yang sebagian dirinya bersembunyi di balik awan, menciptakan suasana sendu. Setangkai bunga Anggrek yang terapit di antara ibu jari dan jari telunjuk pria itu berputar-putar seakan menari. Pandangan pria itu terlihat cerah, penuh dengan keyakinan akan semua perhitungan yang mengalir dalam otaknya.
Entakkan lembut pada lantai terasnya membuat Wang Chengliu melirikkan pandangannya sesaat pada pintu ruangannya. “Yang Mulia,” panggil sebuah suara yang tak lain adalah suara Chenxiao.
Mata Wang Chengliu kembali beralih menatap bulan. Dia bersenandung sedikit, memberikan isyarat agar bawahannya itu menjelaskan tujuan datang di waktu larut malam seperti ini.
“Dikatakan setelah kita pergi, sebuah kereta datang ke kediaman Tuan Putri Wu,” lanjut Chenxiao. Pengawal itu mengerutkan dahi. “Pangeran, kau jelas tahu Mingwei Junzhu dan Tuan Muda Liang berada di kediaman Tuan Putri Wu pada saat itu, kenapa kau tak langsung menangani mereka?” tanyanya. “Bukankah itu yang kau inginkan? Melibatkan sang Mingwei Junzhu dengan masalah?”
“Masuklah,” perintah Wang Chengliu dengan nada sedingin es, membuat bawahannya itu menggigil ngeri.
Walau khawatir dirinya sudah mengatakan hal yang salah, tapi Chenxiao hanya bisa menuruti perintah tuannya. Dia pun mendorong pintu dan masuk ke dalam ruangan untuk kemudian berlutut di ruang tamu sang Pangeran Keenam.
Wang Chengliu mengalihkan pandangannya dari bulan, lalu menatap sosok pengawal pendampingnya yang terlihat begitu kuat dan rapuh di saat yang bersamaan itu. “Apa kau kira ketika mereka bersama … aku bisa menjatuhkan mereka?” tanyanya dengan nada mengejek. “Aku memang menginginkan kejatuhan keluarga Huang, dan memang itu bisa diawali dengan melibatkan pernikahan sang Junzhu dan sang Tuan Muda Liang dengan sebuah masalah.” Wang Chengliu mendekatkan bunga Anggrek ke wajahnya, menghirup wanginya yang begitu memabukkan. “Namun, hal itu akan membuat sang Tuan Putri Wu semakin membenciku.”
Lagi-lagi, Chenxiao tak mengerti. “Bukankah kau bilang Tuan Putri Wu seharusnya tertarik padamu setelah usahamu untuk menunjukkan ‘perbedaan’?” Dia ingat jelas ucapan majikannya yang terlihat begitu bersemangat sore tadi.
Wang Chengliu mengalihkan pandangannya dari bunga Anggrek di tangannya kepada Chenxiao. Ekspresi yang terlukis di wajahnya seakan menandakan bahwa dia menganggap bawahannya itu telah kehilangan kecerdasannya.
“Setelah konfirmasimu mengenai keberadaan Huang Miaoling dan Liang Fenghong di kediaman Tuan Putri Wu, kau kira Tuan Putri Wu masih akan termakan permainanku?” tanya Wang Chengliu dengan alis kanan yang meninggi.
Chenxiao terdiam. Dia ingin mengatakan sesuatu, tapi dia mengurungkannya.
Wang Chengliu mendengus. “Sang Nona Pertama Huang membenciku, aku tahu jelas mengenai hal itu. Dia tak akan dengan mudah membiarkan rencanaku berjalan dengan mulus.” Pria itu melemparkan tangkai bunga Anggrek di tangannya ke hadapan Chenxiao. “Dia jelas akan mencuci otak Tuan Putri Wu,” ujarnya. “Karena tak bisa melakukannya dengan cara lembut, maka hanya bisa menggunakan cara yang kasar.”
Chenxiao menengadahkan kepalanya, menatap majikannya dengan pancaran mata kebingungan. ‘Lagi-lagi Nona Pertama Huang.’
Sejak sang Nona Pertama Huang menginjakkan kaki di istana, Chenxiao merasa seisi istana mulai berubah. Ada sebuah arus yang diciptakan oleh gadis itu, sebuah arus yang mampu mengendalikan aliran kekuatan di dalam kerajaan.
Bagaimana gadis itu bisa melakukannya?
Kesampingkanlah semua orang, Chenxiao hanya ingin tahu bagaimana dua orang yang paling tidak berambisi maupun mencolok di dalam istana berubah menjadi dua orang yang paling menarik perhatian? Siapa lagi yang Chenxiao bicarakan kalau bukan Wang Chengliu dan Wang Junsi?
Sungguh, Chenxiao tak mengerti. Sejak Wang Chengliu dan Wang Junsi bertemu dengan Huang Miaoling, kedua pria itu berubah. Perlahan tapi pasti, tak hanya kekuatan mulai didapatkan kedua pangeran itu, tapi juga ada percikan ambisi tersendiri.
Sedari dulu, Wang Junsi terus berusaha mengalihkan perhatian orang dari dirinya dengan berpura-pura menjadi seorang yang tak berguna. Setelah bertahun-tahun menyembunyikan segala kemampuan dan kehebatannya, pria itu berakhir bekerja sama dengan Huang Miaoling dan Liang Fenghong untuk menyelamatkan Wang Zhengyi dari siasat Li Hongxia. Tak berhenti sampai di sana, sang Pangeran Keempat itu rela bekerja sama dengan saudara keenam yang paling tidak ia percaya dan menjauh dari saudara kelimanya—sahabat baiknya—demi menyelamatkan sang Nona Pertama Huang.
Di sisi lain, ada Wang Chengliu yang awalnya begitu mengabdi pada saudara pertamanya, Wang Zhengyi. Tanpa alasan yang jelas, pria itu berubah memiliki ambisi tersendiri dan malah berbalik menggunakan saudara tertuanya itu. Dia yang biasanya hanya berdiam di pojokan ruangan ketika pesta malah memunculkan siasat yang menarik perhatian pada dirinya sendiri demi menyelamatkan Huang Miaoling. Sekarang, Wang Chengliu berkata ingin menarik perhatian Wu Meilan dan menghancurkan pernikahan Huang Miaoling.
Kalau bukan karena Chenxiao tumbuh besar bersama majikannya itu, dia tak mungkin bisa melihat tembus maksud tersembunyi Wang Chengliu. Menurutnya, tujuan utama sang Pangeran Keenam menghancurkan pernikahan Huang Miaoling bukanlah untuk menjatuhkan gadis itu dan mengacaukan kerja sama keluarga Huang dengan keluarga Liang. Akan tetapi, tujuan utamanya adalah untuk memastikan gadis itu tidak menikah dengan Liang Fenghong.
Ya, itu adalah alasannya, Chenxiao yakin akan hal itu. Kalau tidak, apa alasannya Wang Chengliu membantu Wang Junsi membawa Huang Miaoling kembali ke kerajaan Shi? Kenapa tak membiarkan gadis itu mati di kerajaan Wu?
Wang Chengliu melirik Chenxiao, sadar bahwa bawahannya itu sedang menerka-nerka pikirannya. Dia tahu cara berpikir Chenxiao begitu sederhana, dan oleh karena itu juga, dia tahu bahwa Chenxiao tak akan pernah mengerti jalan pikirannya sekarang.
Wang Chengliu menautkan alisnya. “Apa ada hal lain?”
Chenxiao tersentak dari lamunannya. Dia dengan cepat memutar otaknya dan menjawab, “Ya.” Dia melanjutkan, “Penyelidik Rong ingin bertemu.”
Mendengar nama itu, alis Wang Chengliu terangkat sedikit. “Dia di luar?” Chenxiao menganggukkan kepalanya. “Panggil dia.”
Izin yang diberikan oleh majikannya membuat Chenxiao segera berdiri dari tempatnya dan mengarah ke pintu. Dia membuka pintu tersebut dan menatap pria yang sedang berlutut dengan satu kaki di tengah halaman Wang Chengliu. Seragam dari departemen penyelidikan menyelimuti tubuhnya yang terlihat lebih seperti kepada seorang pelajar dibandingkan seorang pejuang.
“Penyelidik Rong, Pangeran Keenam mempersilakanmu masuk.”
Pria tersebut menengadahkan kepalanya, tidak terkejut dengan ucapan Chenxiao. Lalu, dia memberi hormat. “Rong Gui berterima kasih pada Pangeran Keenam.”
___
Note:
Bahasa mandarin dari Anggrek adalah 兰花 (baca: lan hua). Jadi, tahu kenapa Wang Chengliu sedang bermain dengan Anggrek?
Selain itu, sebelum ada yang komplain kenapa Lan'er bisa sebut 'malaikat' ketika tak ada 'malaikat' di mitologi China, ingatlah kalau dia pernah berkata bahwa dia bukan dari Dataran Timur.
Anywho, maksud Lan'er dengan satu tahun apa, ya?
tinggal a Feng sama putri itu yg besisa ya..
tapi yg bisa nerusin tahta yg cuman dia
othor spill lagi.
fix ini mah bukan cuman miaoling yg balik ke masa lalu
bukan sekedar bales dendam seorang istri yg teraniaya di masa lalu
dan waktu terulang ketika semesta mendukung untuk membantu nya
ga sesederhana itu bukan Thor?
kaya novel novel di tetangga?
mang chengliu dr awal menargetkan kehancuran negara nya dan ling' er hanya bkdak caturnya
hal yg rumit dibelakang nya,mang dr awal keluarga Huang dihancurkan buat menyengsarakan negaranya
kaya Naruto tidak mengurangi rasa hormat pada main karakter 🤭
tega amet ya,semua dibikin awur awuran
bukan kaya liang dapetinnya pake berdarah darah🤣🤣
jadi asisten kaisarnya donk ah🤣🤣
kan udah masuk jadi anggota keluarga Huang
wkwkkwk..aku yg bela
fix dia Dateng dr masa depan juga ya
apa jgn jgn Ling juga Dateng dr masa depan juga..
Thor butuh senderan
sekalian senderan hidup boleh ga?
🤣🤣🤣
kok bisa divonis ga bakalan punya anak
lagian Huang yade masih romantis bgt sama istrinya
padahal kalau yg lain pasti udah ngambil selir
dan dia minta ikut juga