Clara seorang gadis cantik yang terpupuler dikampusnya, hidupnya bagaikan seorang pemeran sinetron yang mempunyai lika-liku dan masalah kehidupan yang tidak ada habisnya, pacarnya menghiantinya dan akhirnya dia harus rela menikahi orang yang tidak dia cintai demi bertahan hidup. Bagaimana kisah selanjutnya..? Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elvani Rosita Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33 Suamiku Bossku
Enam bulan yang lalu...
Hentakan kecil mengguncang tempat duduk Ardian dalam pesawat business class yang telah ditumpanginya penanda pesawat baru saja landing. Cakra yang juga ikut dalam penerbangan itu duduk tidak terlalu jauh dengan Ardian. Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama akhirnya pesawat itu tiba di bandara Internasional Charles de Gaulle di Paris sekitar jam 10 pagi waktu setempat.
Para penumpang bergegas turun dari pesawat. Tujuan mereka ke Paris pun berbeda-beda dari urusan bisnis, sekedar liburan / jalan-jalan hingga studi.
Ardian melempar senyum pada Cakra saat mereka berpapasan saat turun dari pesawat. Ardian juga berwajah oriental dan berumur nyaris sama dengan Cakra walaupun postur tubuhnya lebih tinggi.
Sesampainya di lobi bandara, mereka kembali berpapasan.
"Bonjour.." sapa Ardian pada Cakra secara spontan. "Ada urusan apa di Paris?" tanyanya lagi pada Cakra seperti orang yang sudah saling mengenal. Mereka berdua memang terlihat kontras di antara kerumunan manusia yang berlalu lalang di lobi bandara yang didominasi orang barat.
"Hmm..saya ingin bertemu seseorang disini dan juga menonton pertandingan klub kesayanganku Paris Saint Germain." jawab Cakra santai.
"Wow..kita sama rupanya ya! saya juga fans Paris Saint Germain.. peluangnya menjuarai Ligue 1 sangat besar sekali.. seminggu yang lalu mereka ******* Marseille FC di kandangnya!" kata Ardian antusias.
"Oh ya kenalkan, namaku Ardian..saya pengusaha properti Sapphire Group di kota ini..yah, sebenarnya boleh dibilang saya hanya penerus sih karena yang merintisnya hingga jadi seperti sekarang adalah ayah saya." kata Ardian lagi sambil menjulurkan tangannya pada Cakra.
Mobil penjemput Cakra pun tiba-tiba datang menghampirinya.
"Namaku Cakra..oh ya, kuharap kita bertemu lagi kawan..!" Cakra menjawab cepat lalu menjabat tangan Ardian lalu bersegera naik ke mobil.
Mobil itu lalu meluncur mulus melintasi jalanan yang di kiri kanannya ditumbuhi pohok Ek yang berjajar rapi.
Pertemuan singkatnya dengan Ardian telah berlalu. Cakra tidak memberi tahu kepada Felysha bahwa sekarang di sedang berada di Paris. Cakra berharap kejutan kecil ini bisa membuat rasa rindu Fely bisa terobati. Cakra akhirnya memutuskan menginap disebuah hotel dengan view menghadap ke arah menara Eiffel. Paris memiliki banyak monumen ikonik dan salah satunya adalah menara Eiffel.
Cakra sudah mempersiapkan segalanya. Malam ini Cakra rencana akan melamar Felysha disebuah restoran ternama dengan view berhadapan langsung dengan menara Eiffel. Dari tempat ini mereka bisa mengagumi keanggunan menara ini sambil menikmati hidangan internasional. Entah kapan kota paris terkenal dengan image cinta-cintaan, romantisme, dan segala ***** bengek yang bernuansa cinta.
Malam hari Cakra berencana akan pergi apartemen Felysha untuk menjemputnya. Tiba di lobi dia kembali melihat laki-laki yang bertemu dengannya di bandara. "Ardian, yah.. namanya Ardian." Cakra berusaha mengingat nama laki-laki itu. Cakra masuk kedalam lift dengan langkah cepat Ardian juga mengikutinya masuk kedalam lift dan ternyata Ardian juga memperhatikan sejak tadi.
"Hey.. pertemuan kedua." Sapa Ardian kepada Cakra yang berdiri disampingnya.
"Iya, yang kedua kalinya." Jawab Cakra dengan datar tetapi tetap melayangkan senyumannya kepada Ardian.
Cakra menekal tombol 7, itu tandanya dia akan ke lantai tujuh.
"Wow kita akan pergi dilantai yang sama..?" Ardian terlihat sangat sok akrab kepada Cakra.
"Benarkah..? Mengapa bisa bersamaan yah." mereka kembali tersenyum secara bersamaan.
Setelah sampai dilantai tujuh Ardian dan Cakra berhenti sejenak untuk bercakap.
"Aku akan menemui pacarku, beberapa hari ini aku meninggalkanya. Kamu..? Siapa yang ingin kamu temui..?" Ardian kembali membuka pembicaraan dan terlihat dia orang yang sangat suka berbicara.
"Aku juga akan menemui pacarku." Kata Cakra sambil melihat jam ditangannya.
"Wooow, ternyata kita memiliki tujuan yang sama, tapi aku berharap itu bukan orang yang sama." Ardian tertawa kecil dan melangkah meninggalkan Cakra.
Entah mengapa Cakra merasa heran dengan pertemuan tanpa sengaja dengan Ardian. Dia masih berdiri ditempatnya sambil melihat langkah kaki Ardian akan menuju kemana. Ardian berhenti didepan pintu milik Fely.
Jantungnya berdetak kencang "Semoga yang aku khawatirkan itu salah." Cakra memandang dari kejauhan dan benar saja Fely keluar dari pintu langsung memeluk dan mencium Ardian didepan matanya. Lalu mereka masuk dengan masih posisi yang sama yaitu masih saling bercumbu.
Cakra membalikkan badannya dan pergi meninggalkan Fely dengan perasaan tegar tetapi hatinya menangis. Mulai saat itu hubungan mereka bagaikan sedang berada diujung tombak dan Cakra tidak memberi tahu kepada Fely bahwa dia telah mengetahui segalanya. Cakra menjalani hubungan dengan biasa dan benar saja kejutan besar telah Cakra persiapakan dengan mulus untuk menghancurkan Felysha.