NovelToon NovelToon
Jodoh Pilihan Untuk Sang CEO

Jodoh Pilihan Untuk Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sylvia Rosyta

Di hari pernikahannya, Farhan Bashir Akhtar dipermalukan oleh calon istrinya yang kabur tanpa penjelasan. Sejak saat itu, Farhan menutup rapat pintu hatinya dan menganggap cinta sebagai luka yang menyakitkan. Ia tumbuh menjadi CEO arogan yang dingin pada setiap perempuan.

Hingga sang ayah menjodohkannya dengan Kinara Hasya Dzafina—gadis sederhana yang tumbuh dalam lingkungan pesantren. Pertemuan mereka bagai dua dunia yang bertolak belakang. Farhan menolak terikat pada cinta, sementara Kinara hanya ingin menjadi istri yang baik untuknya.

Dalam pernikahan tanpa rasa cinta itu, mampukah Kinara mencairkan hati sang CEO yang membeku? Atau justru keduanya akan tenggelam dalam luka masa lalu yang belum terobati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Kinara mengangguk kecil. Air mata kembali menggenang di matanya, tapi kali ini ia tersenyum.

“Iya mas, melihat mas mau berusaha untuk berubah menjadi seperti ini saja, Kinara sudah seneng banget mas. Semoga mas Farhan tetap istiqamah dan bisa kembali menjadi diri mas Farhan sebelumnya."

Farhan mengangguk pelan. Untuk pertama kalinya, senyum kecil terbit di sudut bibirnya. Bukan senyum dingin, bukan senyum sinis. Tapi senyum penuh kelegaan yang jujur. Beberapa saat kemudian, mereka bersama-sama merapikan sajadah dan mukena. Tidak ada percakapan panjang, hanya sesekali tatapan singkat dan senyuman yang membuat suasana menjadi hangat. Tapi justru di situlah kehangatannya terasa.

Setelah semuanya rapi, Farhan melirik jam di dinding.

“Aku harus bersiap ke kantor,” kata Farhan yang membuat Kinara mengangguk.

“Kalau begitu mas lebih baik cepat bersiap siap, biar Kinara siapkan keperluan mas ke kantor."

Farhan mengangguk dan melangkah ke kamar mandi sekali lagi. Pintu tertutup perlahan. Di balik pintu itu, Farhan menatap pantulan dirinya di cermin. Ia masih terlihat sama, tapi juga tidak sepenuhnya sama. Ada tekad di matanya. Sementara itu, Kinara segera melangkah ke lemari. Ia membuka pintu lemari perlahan, lalu menelusuri gantungan pakaian Farhan. Jarinya berhenti pada satu setelan jas berwarna abu-abu gelap. Jas yang cocok untuk dipakai suaminya ke kantor hari ini.

Dengan hati-hati, Kinara mengeluarkan jas abu abu itu dari dalam lemari. Ia meletakkan jas itu di atas ranjang, lalu menyiapkan kemeja putih yang ia setrika rapi. Ia memilih dasi berwarna gelap yang sederhana. Semua ia siapkan dengan penuh perhatian, seolah setiap persiapan itu adalah bagian dari kehidupannya dan tugasnya sebagai seorang istri.

Setelah pakaian Farhan siap, Kinara bergegas ke dapur. Ia menggulung sedikit lengan bajunya dan mengikat rambutnya agar tidak mengganggunya saat memasak. Dapur yang bernuansa minimalis modern, yang membuat siapapun betah berlama-lama untuk memasak.

Kinara membuka kulkas dan mulai menyiapkan bahan-bahan. Pagi ini, ia memutuskan memasak masakan rumahan. Tidak mewah, tapi penuh rasa. Ia menanak nasi lalu memasak tumis buncis wortel yang lengkap dengan irisan bawang putih dan bawang merah yang harum. Ia juga menggoreng telur dadar tebal, dengan irisan daun bawang dan sedikit lada. Terakhir, ia membuat sambal yang tidak terlalu pedas, karena ia ingat, makanan akan lebih nikmat jika disantap bersama sambal.

Aroma masakan perlahan memenuhi dapur. Kinara tersenyum kecil sambil mengaduk masakannya. Ada rasa bahagia yang menyelinap ke dalam hatinya. Bahagia karena bisa melakukan hal-hal kecil ini. Bahagia karena pagi ini terasa berbeda untuk kehidupan yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.

Tak lama kemudian, Farhan keluar dari kamar mandi dengan rambut yang sudah kering dan wajah yang lebih segar. Ia berhenti sejenak saat mencium aroma masakan dari dapur. Aroma masakan yang dimasak oleh istrinya itu benar-benar sangat harum dan itu membuat Farhan kembali tersenyum melihat kehidupannya saat ini yang sudah memiliki istri dan membuat kehidupannya sebelumnya yang semula suram dan hanya disibukkan dengan urusan kantor, menjadi lebih bermakna dan menarik.

Farhan menyadari kalau hanya dengan bersama Kinara lah, ia bisa merasakan kehidupan yang tenang dan bahagia seperti ini, kehidupan yang ingin miliki sejak dulu namun tak bisa dilakukan oleh Adilla. Tak ingin terus membuat dirinya terjebak ke dalam masa lalu, Farhan kemudian melangkah ke arah ranjang, tempat dimana Kinara sudah menyiapkan setelan jas yang akan ia gunakan ke kantor dan memakainya dengan cepat.

Tak lama kemudian, Farhan yang selesai bersiap siap akhirnya memutuskan keluar dari kamar dengan membawa tas kerja ditangannya untuk menghampiri Kinara yang saat ini berada di ruang makan. Sesampainya disana, Farhan melihat istrinya itu tengah menyajikan sarapan di atas meja. Farhan menatap hidangan itu cukup lama. Lalu, tanpa banyak kata, ia mendekati Kinara.

"Kinara" panggil Farhan yang membuat Kinara menoleh padanya.

"Mas, kamu sudah siap buat berangkat ke kantor ya?"

"Iya"

"Kalau begitu mas bisa duduk dan mulai sarapan sebelum berangkat ke kantor. Semoga mas suka sama makanannya ya mas."

Farhan mengangguk, ia lalu mengambil sendok dan mulai memakan sarapan yang sudah disajikan Kinara ke atas piringnya. Suapan pertama membuatnya terdiam. Masakan yang dibuat Kinara benar benar enak dan khas rumahan.

“Enak,” kata Farhan akhirnya yang membuat Kinara tersenyum lega.

"Alhamdulillah, kalau begitu cepat dihabiskan mas. Dan satu lagi, aku sudah menyiapkan bekal makan siang yang bisa mas bawa dan makan ke kantor." Ucap Kinara yang membuat Farhan mengangguk dan kembali memakan sarapannya.

Setelah sarapan itu habis, suasana rumah kembali hening. Kinara segera merapikan piring-piring bekas makannya dan juga Farhan, sementara Farhan berdiri sebentar di ruang makan, seolah enggan memotong momen pagi yang terasa terlalu cepat berlalu.

Farhan meraih tas kerjanya dan melirik jam di tangannya sekali lagi.

"Sudah waktunya bagiku untuk pergi ke kantor sekarang, Kinara.” katanya pelan yang membuat Kinara menoleh dan mengangguk.

“Iya, Mas. Kalau begitu mas hati-hati di jalan.”

Ia melepas celemek nya, lalu berjalan menyusul Farhan ke arah teras rumah. Pintu terbuka, udara pagi menyambut mereka dengan angin yang sejuk dan cahaya matahari yang belum terlalu terik. Pagi itu terasa cerah—entah karena cuaca, atau karena perasaan mereka yang sedang hangat.

Begitu sampai di teras, Kinara berhenti tepat di depan Farhan. Ia menunduk, meraih tangan suaminya dengan kedua tangannya, lalu menciumnya dengan penuh hormat dan kelembutan. Kali ini, ciumannya tidak tergesa-gesa. Ada doa yang ia sisipkan diam-diam, ada harapan yang ia titipkan tanpa suara.

Farhan terdiam.

Ia menatap Kinara beberapa detik lebih lama dari biasanya. Lalu, dengan gerakan yang masih terasa canggung tapi tulus, ia kembali mengusap kepala Kinara.

“Doain aku ya,” ucapnya lirih.

Kinara mengangguk kecil sambil tersenyum.

“Selalu, Mas. Dari dulu juga Kinara selalu doain yang terbaik buat Mas.”

Kalimat sederhana itu membuat dada Farhan kembali terasa hangat. Ia mengangguk pelan, lalu melangkah menuju mobilnya yang terparkir di halaman. Kinara berdiri di teras, kedua tangannya terlipat di depan tubuhnya. Matanya mengikuti setiap langkah Farhan sampai suaminya itu membuka pintu mobil dan masuk ke dalam.

Mesin mobil menyala.

Farhan memasang sabuk pengaman, lalu tanpa sadar menoleh ke kaca spion tengah. Pandangannya langsung tertangkap pada sosok Kinara yang masih berdiri di teras. Perempuan itu melambaikan tangannya sementara senyumnya tidak luntur sedikit pun.

Farhan menelan ludah. Mobil mulai bergerak perlahan meninggalkan halaman rumah. Tapi pandangan Farhan tak lepas dari kaca spion. Ia terus menoleh, terus mencari sosok Kinara, seolah takut kehilangan pemandangan itu terlalu cepat.

Kinara masih di sana. Masih melambaikan tangan padanya dan tersenyum. Bahkan ketika mobil sudah cukup jauh, Kinara tetap berdiri di tempat yang sama. Senyumnya tidak berubah. Tatapannya penuh harap dan doa.

Farhan menarik napas dalam-dalam. Baru kali ini ia merasa pulang adalah sesuatu yang ingin ia lakukan secepat mungkin. Mobil akhirnya berbelok di ujung jalan. Sosok Kinara perlahan menghilang dari pandangannya. Tapi senyumnya tertinggal di benak Farhan.

Farhan mengalihkan pandangannya kembali ke depan. Bibirnya melengkung tipis, senyum kecil yang tidak ia sadari sejak kapan muncul.

“Kinara.”

1
✦͙͙͙*͙❥⃝🅚𝖎𝖐𝖎💋ᶫᵒᵛᵉᵧₒᵤ♫·♪·♬
Membina rumah tangga yang berselimut ketenangan dan keberkahan ialah dambaan setiap keluarga.
Untuk mencapainya, Allah subhanahu wata'ala telah memberi pedoman dalam Al-Qur'an, dan Rasulullah SAW telah menjadi tauladan untuk meraih keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.
Bahwasannya keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah berarti menciptakan rumah tangga yang tenang (sakinah), penuh cinta (mawaddah), dan kasih sayang (warahmah) dengan landasan kuat pada keimanan dan ketaqwaan,
dapat tercapai jika suami istri saling memenuhi peran dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya...😊
✦͙͙͙*͙❥⃝🅚𝖎𝖐𝖎💋ᶫᵒᵛᵉᵧₒᵤ♫·♪·♬
Masyaallah Tabarakallah.
Aku ikut terharu membaca Bab22 ini, hati jadi ikut bergetar...👍/Whimper//Cry/
☘️🍀Author Sylvia🍀☘️: pelan pelan berproses jadi lebih baik🤭
total 3 replies
Agunk Setyawan
kabunya calon istri Farhan alasanya apa ya thor
Agunk Setyawan: ow,, ok lanjutkan thor
total 3 replies
Putri_a_s
jangan dulu ya, karena suami kamu masih belum siap secara mental dan fisik.
Putri_a_s
gimana Farhan, istri kamu memang terbaik kan buat kamu?😄
Putri_a_s
nah gitu dong minta maaf🤭
Putri_a_s
apa yang kamu rasakan itu wajar Farhan, Pepet aja Kinara sampai hati kamu siap menerimanya.
Putri_a_s
tenang kok bang, Kinara nggak bakal kemana mana.
Putri_a_s
nggak usah takut ataupun menutup pintu hati kamu untuk menerima perasaan itu, Farhan.
Putri_a_s
buka telinga kamu baik baik Farhan, sekarang kamu bisa menilai sendiri, Kinara itu wanita yang seperti apa.
Putri_a_s
akhirnya kamu bisa merasakan hal itu Farhan, istri kamu memang baik banget dan nggak ada tandingannya di dunia ini.
Yuni Avita
mimpi buruk Farhan
Yuni Avita
dengerin tuh Farhan, Kinara aja doain kamu supaya bisa berubah. masa kamu nggak bisa jadi imam sholat buat dia?!
Yuni Avita
gemes banget lihat Farhan 😄
Yuni Avita
malah kesel sendiri kan lu Farhan 🤣
Yuni Avita
jangan ingkari ucapan kamu lho Farhan, kamu kan udah nolak buat sentuh Kinara malam ini🤣🤣🤣
Yuni Avita
suami dingin sedang terpesona dengan kecantikan istrinya sendiri 🤣🤣🤣
Yuni Avita
seharusnya dengan cobaan itu, kamu bisa bangkit dan menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya, Farhan.
Yuni Avita
jangan salahkan tuhan kl hidup kamu berantakan. Farhan. mungkin kamu sudah terlalu jauh darinya sehingga tuhan pun mengujimu dengan cobaan seperti itu.
Yuni Avita
sama tuhan aja kamu nggak percaya, ya pantas aja kamu diuji dengan cobaan seperti itu Farhan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!