Naima dan Arga akan segera menikah tak lebih dari dua Minggu lagi. tapi nyatanya Arga berse-ling-kuh dengan wanita yang tak lain adalah anak dari pemilik perusahaan tempat dia bekerja. Naima memergoki Arga dan dia datang kepada ayah dari Wanita itu untuk meminta pertanggung jawaban darinya. tapi tanpa di sangka malah duda dua anak itu bertanggung jawab dengan cara menikahinya.
apakah pernikahan mereka akan bahagia? saksikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naima 33
"Kenapa wajah kamu di tekuk seperti itu?"tanya Bu Sari saat mereka sedang sarapan.
"Mikirin uang untuk pernikahan kamu dan Gisel? Kamu rayu saja Gisel untuk bisa membuat keluarganya membayar! Jangan pernah mau mengeluarkan. Uang sepeserpun untuk pesta seperti itu! Yang ada kita akan tercekik. Sekarang saja mereka sudah sangat pelit seperti itu, apalagi nanti. Jika menang mereka tak mau juga lebih baik batalkan saja dan kamu cari wanita lain atau kamu bisa kembali kepada si Naima yang bucin padamu itu. Tak apa-apa recehan juga uang dari dia. Yang penting dia bisa membantu keuangan kita. Setelah menikah kamu bisa minta dia tetap bekerja. Toh dia juga sarjana kan?"kali ini Pak Riyadi yang berbicara.
"Justru karena di rumah Naima tetap melangsungkan acara pesta. Entah dengan siapa dia akan menikah. Apa mungkin dengan pria yang kita lihat itu?" Arga masih penasaran dengan siapa Naima akan menikah.
"Jadi acara pesta itu tidak jadi di batalkan? Dan mereka lebih memilih mencari pengantin pengganti? Astaga, kenapa mereka malah seperti itu? Apa salahnya membatalkan saja pernikahan itu? Emang gatel saja tuh si Naima! Mau membuat kamu cemburu paling juga karena kamu akan menikah dengan Gisel. Sudah nggak perlu mikirin kembali kepada wanita dari keluarga miskin itu. Lebih baik kamu fokus saja bagaimana caranya agar bisa membuat Gisel dan keluarganya yang menanggung semua biaya pesta!"kesal Bu Sari.
"Aku penasaran siapa pria itu? Siapa yang bisa membuat Naima mengambil keputusan untuk lebih memilih menikah dengan dia? Karena aku yakin jika dia itu bucin sekali padaku Bu, apa kita pergi saja ke sana untuk melihatnya sendiri?"Arga masih penasaran.
"Mau apa? Nggak usah! Harga diri kita jauh lebih berharga!" Bu Sari semakin emosi.
"Tapi Bu, aku penasaran dengan siapa dan kenapa Naima malah memilih mencari suami pengganti di banding membatalkan pernikahan itu!"Arga setengah merengek kepada ibunya.
"Apa yang ibu mu katakan benar. Untuk apa lagi kamu mempedulikan wanita itu. Biar saja dia mau menikah dengan siapa pun. Kita susah memutuskan bersama, jika kamu akan menikah dengan Gisel. Lebih baik kamu bersiap dan jemput Gisel. Bukannya kalian akan pergi ke Mall untuk mencari barang seserahan nanti?"Pak Riyadi menenangkan anaknya.
"Nanti Gisel yang akan menjemput Arga. Sayang bensin kalau pakai mobil Arga." Jawab Arga sambil berlalu dan masuk ke dalam kamarnya dengan kesal.
"aaarrrrrrgggh, kenapa kamu malah memilih menikah dengan orang lain Naima? Apa tidak bisa kamu menunggu dan bersabar sebentar saja? Setelah aku menikah dengan Gisel, tak lama aku akan menikahimu. Aku tau kamu marah dan kecewa karena aku berseli-ngkuh dengan Gisel. Tapi aku tau kamu itu bucin padaku, makanya aku berencana kalau semua sudah tenang kita menikah. Karena aku juga mencintai kamu! Tapi kenapa kamu memilih keputusan bodoh, menikah dengan orang lain!"kesal Arga di dalam kamarnya.
Rasanya dia ingin sekali pergi ke rumah Naima dan membatalkan pernikahan itu. Dia benar-benar tidak ingin Naima menikah dengan orang lain. Kalau saja saat ini dia tidak ada janji dengan Gisel, sudah pasti dia akan pergi ke rumah Naima dan membuat pernikahan itu gagal.
Sedangkan di salah satu kamar hotel, Angkasa dan kedua orang tuanya sedang bersiap-siap untuk acara pernikahan Naima dan Angkasa pagi ini.
"Tidak ada yang kurang kan ma? Aku minta Dipta menyiapkan semua ini. Dan aku juga tidak tahu Naima akan suka atau tidak dengan semua ini. Karena Mama tau sendiri kalau dia wanita yang aneh. Saat ku suruh milih cincin pernikahan saja dia ogah. Karena mengira aku pria beristri. Apa Naima akan bahagia hidup denganku?"ujar Angkasa merasa sedikit gugup.
"Kebahagiaan itu di ciptakan, bukan datang sendiri. Jangan terlalu banyak memikirkan hal yang tak pasti. Nanti kalian jalani pernikahan itu apa adanya. Dan biarkan mengalir seperti air, riak dalam rumah tangga akan selalu ada. Kamu yang sudah lebih dewasa dan sebagai pemimpin yang harus bisa membawa pernikahan kalian dengan baik. Mama bahagia akhirnya kamu menemukan wanita yang kamu inginkan untuk menemani setiap harimu nanti. Mama dan papa tidak khawatir lagi dengan kamu,"jawab Mama Novita mengusap wajah anaknya.
Rasa bahagia, haru, semuanya bercampur menjadi satu. Keduanya tak menyangka jika Angkasa akan menemukan jodoh di usia yang tak muda lagi. Doa yang selalu mereka panjatkan setiap hari untuk kebahagiaan anaknya. Apa yang terjadi di masa lalu membuat dia menjadi pria yang menutup diri dari wanita manapun. Sehingga membuat kedua orang tuanya khawatir.
"Apa sudah siap? kita bisa berangkat sekarang." Dipta muncul di balik pintu sambil tersenyum menggandeng tangan anak lelakinya yang berumur empat tahun.
"Om Angkasa ganteng sekali,"teriak anak Dipta sambil berlari menghampiri Angkasa yang sudah siap dengan jas putihnya.
"Valen juga tampan sekali pakai jas kupu-kupu gini. Mau belajar terbang juga ya." Kekeh Angkasa mencium kedua pipi Valen.
"Mau terbang harus punya sayap Om, bukan pakai dasi kupu-kupu. Om, aku penasaran siapa istri om? Apa dia cantik? Baik tidak nanti sama Valen?"celoteh Valen sambil menuntun tangan Angkasa keluar dari dalam kamar hotel.
"Dia sangat cantik dan juga imut. Kamu pasti senang main dengan Tante Nay,"jawab Angkasa sambil tersenyum.
"Oh namanya Tante Nay ya? Valen jadi penasaran mau kenal sama Tante Nay,"
"Gisel tidak tahu kan?"tanya Angkasa kepada Dipta.
"Tidak. Dia sedang sibuk bersama dengan Arga untuk mempersiapkan pernikahan mereka. Rencananya hari ini mereka akan mendatangi Wedding organizer,"jawab Dipta.
"Apa mereka punya uangnya?"tanya Angkasa tertawa pelan.
"Kamu benar-benar tak akan memberikan mereka semua yang di inginkan anak itu?"tanya Papa Teddy.
"Tidak. Biarkan saja, mereka yang mengurus semuanya. Jika punya uang silahkan,"jawab Angkasa santai.
"Siska kemarin malam menghubungiku, tapi tidak aku angkat. Aku malas. Kalau dia menghubungi tak jauh dari uang. Padahal anaknya ada di sini sekarang,"kesal Dipta di belakang kemudi, mereka menuju rumah Naima untuk akad pernikahan.
"Biarkan saja! pasti mendengar aduan dari anaknya. Karena aku mengatakan tak akan pernah memberikan uang untuk acara pernikahan mereka. Lagi pula siapa yang bangga punya anak seperti itu. Dan kalian lihat sendiri, tak ada garis wajahku pada Gisel,"jawab Angkasa.
"Apa kamu sudah mengambil tindakan? Jangan terlalu lama di tunda!"ujar Papa Teddy.
"Sudah di urus semuanya oleh Dipta pa, aku Sekarang ingin fokus dengan kehidupanku. Semoga saja Naima benar-benar jodoh yang di kirimkan Tuhan untukku,"jawab Angkasa yang di amini semua orang.