Menikahi Istri Ke Tigamu

“Omah juga tahu kalian buat kontrak nikah kan. Tentang waktu pernikahan kalian yang hanya akan bertahan, sampai kamu melahirkan anak Kevin.” Tambah kembali omah Ririn yang sekarang semakin erat menggenggam tangan Ani, yang memperlihatkan wajah yang sangat pucat.

“Omah juga tahu kalo sebelum kamu menikah dengan Kevin, kamu sudah pernah menikah kan?” tambah omah Ririn lagi, setelah sebelumnya menghela napas terlebih dahulu.

Degh, degh, degh

Jantung Ani berdetak dengan sangat cepat, setelah mendengar ucapan omah Ririn barusan. Sungguh ia tidak pernah menyangka, bahwa selama ini omah Ririn tidak hanya mengetahui bahwa pernikahan yang terjadi antara dia dan Kevin bukan hanya tidak ada cinta serta mereka yang telah melakukan kontrak nikah. Tapi ternyata wanita tua itu bahkan juga tahu, bahwa ia sebelum menikah dengan Kevin sudah pernah menikah.

“Omah tahu semua itu darimana? apa itu dari mas Kevin!” tanya Ani dengan suara lirih.

Ani sungguh sangat merasa penasaran, karena memang selama ia tinggal bersama omah Ririn. Tidak sekalipun wanita paruh baya itu menyinggung atau menanyakan alasan kenapa ia bisa menikah dengan Kevin ataupun tentang latar belakangnya, bahkan jangankan menanyakan dua hal itu. Omah Ririn menanyakan ia kenal dengan Kevin sejak kapan dan di mana, itu saja tidak pernah.

Awalnya Ani memang merasa heran. Kenapa omah Ririn tidak pernah menyinggung semua itu. Tapi, saat itu entah kenapa ia hanya memikirkan mungkin Kevin sebelumnya sudah memberitahukan suatu kebohongan tentang bagaimana hubungan mereka dapat terjalin pada omah Ririn. Ia sungguh tidak pernah menyangka, ternyata alasan omah Ririn tidak pernah menyinggung persoalan itu padanya, itu karena memang wanita paruh baya itu sudah tahu alasan sebenarnya pernikahan dirinya dan Kevin mengapa dapat terjalin.

Dan saat ini, saat Ani mengetahui, omah Ririn sudah tahu alasan sebenarnya ia menikah dengan Kevin bahkan tentang dirinya yang sudah pernah menikah sebelumnya. Hanya memikirkan apakah Kevin yang memberitahukan omahnya itu? jika iya, entah kenapa Ani hanya memikirkan tentang satu hal. Yaitu tentang Kevin yang mengatakan bahwa pernikahan mereka terjalin bukan atas dasar cinta, entah kenapa memikirkan itu hatinya terasa sangat ngilu memikirkannya.

“Jujur saja, memang omah tahu itu semua dari Kevin…”

Tampak Ani yang mendengarkan itu, mulai menundukkan kepalanya dengan raut wajah yang tampak sangat kecewa. Entah kenapa, memikirkan Kevin yang mengatakan tentang Ani yang sudah pernah menikah atau tentang kontrak nikah mereka, ia merasa biasa-biasa saja. Namun, saat memikirkan bahwa Kevin benar-benar mengatakan bahwa pernikahan mereka terjalin bukan atas dasar cinta. Hatinya merasakan sakit yang sangat dalam.

“Tapi, walaupun seperti itu. Sekarang omah liat, sepertinya Kevin memang sudah benar-benar mencintai kamu.” Tambah omah Ririn kembali, setelah sebelumnya terdiam cukup lama.

Ani yang mendengarkan ucapan itu, mulai mendongakkan kepalanya menatap omah Ririn yang memang masih menatapnya dengan tersenyum manis. Setelahnya, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya ia mulai berucap. “Mana mungkin omah.” Balas Ani dengan senyum miris di wajahnya.

“Kenapa ga mungkin?” tanya omah Ririn yang merasa heran, kenapa cucu menantunya itu mengatakan bahwa Kevin jatuh cinta padanya itu adalah sesuatu yang mustahil.

“Karena Ani cuma wanita yang sangat biasa-biasa saja. Yang bahkan tidak memiliki kelebihan apapun, entah itu dari segi wajah, kekayaan ataupun kepintaran.” Balas Ani dengan suara yan terdengar masih lirih. Ia mengatakan itu. Karena ia sungguh tahu diri, tentang siapa dirinya sampai bisa membuat Kevin Pratama, seorang pria yang menurutnya nyaris sempurna jatuh cinta. Menurutnya, hal tersebut adalah sesuatu yang sangat mustahil terjadi.

Dan karena hal itu, ia tidak pernah sekalipun ingin berharap lebih. Karena ia tahu, jika ia berharap. Itu hanya akan membuatnya jatuh. Apalagi, ia juga bukan wanita bodoh yang tidak menyadari bahwa sekarang hatinya sudah mulai sedikit-sedikit, terisi oleh nama sang suami.