Novel ini berkisah tentang seorang pemimpin pemerintah bereinkarnasi ke dunia fantasi, namun keadaan di kehidupan barunya yang penuh diskriminasi memaksanya untuk membangun peradaban dan aturan baru...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iimnn saharuddin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4.7
Cahaya terang tiba-tiba muncul dari atas kepalaku dan melihat ternyata itu burung sihir milik Alice.
"Apa yang sedang kamu gambar itu" Tanya dia sambil melototi gambarku dengan ekspresi kebingungan.
Dia ternyata bisa berbicara formal padaku, yah lagipula dia masih orang baru disini.
"Ini alat penggilingan" jawabku.
Penggilingan? Marsel memberitahuku kalau dia adalah anak yang jenius dan juga dia menekankan agar tidak terlalu mencampuri urusan yang dia kerjakan. Walaupun begitu apa salahnya sedikit bertanya tentang apa saja yang ada didalam otaknya itu. Gumam alice dalam hati.
"Boleh aku tau untuk apa alat ini" tanya Alice.
"Ini bisa mengubah singkong menjadi bahan makanan yang disebut tepung singkong atau biasa disebut dengan tepung tapioka. Dengan ini aku bisa memasarkannya ketempat jauh tampa merusak kualitasnya"
Merusak kualitasnya?, bagaimana dia bisa mengubah bahan makanan dari tanaman liat ini bagi orang-orang miskin menjadi tepung?. Yang kutau hanya orang tertentu yang bisa mengolahnya pada beras dan gandum dan itupun memakan waktu yang cukup lama. Gumam Alice.
Marsel, Gundrik dan Korgo datang bersama. Marsel melihat Alice sedang menerangi meja Raka dengan burung sihirnya.
"Sepertinya temanku ini sedikit membantu kali ini Tuan Muda." Ucap marsel kepada Alice.
Alice meliriknya dengan wajah jengkel dan menakutkan ke mereka bertiga yang membuatnya tertekan.
"Tuan muda, aku penasaran mengenai tempat yang Anda di dekat bendungan bendungan yang Anda minta. Sebenarnya untuk apa itu?" Tanya Marsel.
"Aku senang kamu bertanya, mungkin kalian akan paham setelah melihat ini." Raka menyerahkan ilustrasi di kertas itu.
Gundrik dan Korgo melihat gambar itu dengan seksama membuat matanya berkaca-kaca.
"Aku tidak tau alat apa ini tapi aku rasa ini adalah sesuatu yang hebat." Kata Korgo sementara Gundrik disebelahnya masih terdiam.
"Ini adalah alat penggilingan, dengan ini kita bisa membuat tepung dari singkong"
Marsel terkejut. "Tuan muda, apa ini berarti kita akan mendapatkan tepung dari hasil panen kita. Kalau iyya itu berarti kita bisa memperdagangkan nya diluar nanti"
"Tentu saja, itulah yang aku mau. Sebelumnya kamu pernah bilang kalau singkong yang sebelumnya kamu jual tidak bisa mempertahankan kualitasnya. Dengan mengubahnya menjadi sebuah tepung kita bisa mendapatkan bahan yang lebih awet dan tahan dalam waktu yang lama sehingga bisa kita jual di tempat yang jauh"
Dengan sigap Marsel dan Gundrik langsung bertepuk tangan sekali dengan keras.
"Seperti yang tuan muda inginkan, aku mempercayakan tugas itu padamu kawan" Harap Marsel ke Gundrik.
"Tentu saja kawan, ini adalah tugasku dan aku tidak akan mengecewakan Tuan Muda." Gundrik mengedipkan sebelah matanya "dan dirimu"
"Kalau begitu kami izin pamit Tuan Muda, maaf mengganggu ketenangan anda" Ucap bersamaan Marsel dan Gundrik kemudian pergi dengan ekspresi senang membawa gambar itu.
Raka terlihat kebingungan dengan tingkah mereka yang tiba-tiba terlihat aneh dan memalukan.
"Apa yang terjadi dengan mereka?" Tanya Raka.
"Jangan hiraukan mereka tuan muda, seperti yang Anda tau Gundrik adalah seorang pengrajin dan pandai besi. Saat mengetahui ide baru pasti dia akan merasa sangat senang." Tutur Korgo
Alice melanjutkan "sama halnya dengan Marsel, dia sangat ambisius jika itu mengenai perdangangan. Walaupun dia kadang bertingkah seperti orang bodoh tapi saat dia membahas masalah uang dia sangat jenius"
"Begitu ya. Itu terdengar menarik" Kata Raka kemudian beranjak berdiri. "Korgo kawanku, sekali lagi aku sangat berterimakasih atas kerja kerasmu. Tapi ada satu hal lagi yang kuinginkan padamu... Apa itu tidak apa-apa"
"Selagi itu masih batas kemampuanku, aku akan melakukannya seperti yang Anda minta" Jawab Korgo
Raka menyerahkan secarik kertas yang berisi gambar ilustrasi pada Korgo, sekolah.
"Pendidikan bukanlah hal yang bisa di sepelekan saat ini. Sebagai tempat yang ingin berkembang, aku ingin semua anak-anak mendapatkan pendidikan yang berkualitas untuk masa depan kota ini. Dan alice..."
Raka Menatap tajam mata Alice yang membuatnya mendapatkan tekanan yang kuat.
Tekanan apa ini. Dalam hati alice.
"Kamu adalah orang baru disini dan kuharap kamu tidak melakukan sesuatu yang tidak bisa ku toleransi padamu. Cuman karena kamu adalah teman Marsel bukan berarti aku tidak akan mengawasimu, kuharap kau lebih berhati-hati disini"
Alice terkejut, dia merasa seperti mendapatkan sebuah ancaman kepadanya dari seorang anak yang baru dia temui. Dan juga dia memiliki sifat mirip seperti seseorang yang pernah bersamanya yang membuatnya kembali mengingatkan sosoknya yang tegas dan anggun.
"Tenang saja, aku tidak akan melakukan sesuatu yang akan merugikan Anda." Ucap Alice dan kepala nya sedikit menunduk memberi hormat.
(Mohon dikoreksi kalau ada ejaan yang salah teman-teman, soalnya masih belajar dan gapunya duit buat nyewa editor🙏)
itu typo ya, seharusnya seperti ini, aku ingin kita semua membangun sebuah desa di bagian sana atau belah sana
typo ya bang?